Raja Terakhir ( Last King)

Mereka Yang terpilih 2



Mereka Yang terpilih 2

0Mengarah lebih dalam ke arah Goa semakin terlihat cahaya yang makin terang dengan salurkan dari cahaya obor-obor api yang ada di pinggir dan tengah goa     
0

Tepat di tengah goa terdapat platfom batu datar setinggi 1 M dan lebar 3 M duduk cantik dan anggun Seorang remaja perempuan dengan baju berwarna biru dan kain bermotif awan duduk bertapa di tengah goa     

Dengan perawakan yang ramping dan cantik didukung oleh tekstur wajah yang lembut dan berkarakter menampilkan penampilan sosok wanita yang heroik     

Menjadi kebanggaan dari Benua Lelembut dan menjadi harapan dari para Rasnya membuat suasana kepribadiannya tampak dingin namun acuh     

Jelita namnya dan sesuai namanya cantik bak permata yang berasal dari benua Lelembut mengabdikan Diri dalam tantangan kelulusan Menjadi penjaga terpilih dari Ras Lelembut.     

#######     

Mimpi aneh Jay     

Matahari kembali bersinar dengan penuh kehangatan, menyinari mimpi-mimpi makhluk hidup yang bernafas dengan lembut.     

Terletak tidak jauh dari desa Lawang Sewu, sebuah Goa besar dengan mulut yang penuh Semak belukar.     

Menampakan keterbengkalaian, memperlihatkan kesuraman dalam fisual.     

Dengan dinding yang dingin dan beratapkan stalaktit yang berwarna putih susu, terdapat 3 ruang berbentuk kamar normal yang menyediakan kesepian dan ketentraman.     

Duduk di ruang paling ujung dengan cara bersemedi, Jay mulai mengingat ujian masuk dan fatamorgana dari Goa Bolong.     

Teringat saat melihat Goa yang tak terurus dari luar, serasa sebuah tempat yang benar-benar tidak bisa di percaya.     

Penuh dengan semak belukar dan terdapat banyak sarang laba yang menutupinya, tetapi setelah masuk. Terdapat Goa bersih yang alami penuh dengan sinar matahari yang akan dirasa.     

Sulit dipercaya bahwa apa yang di lihat bukan apa yang sebenarnya.     

Dia teringat kata ayahnya, ada dua ujian yang akan di uji di Goa Bolong. Pertama adalah ujian niat dan kedua adalah ujian rasa.     

Niat terlihat dari kesungguhan yang salah satunya tercermin dalam fatamorgana pemandangan.     

Dan yang kedua Rasa nyaitu ujian dalam menghadapi godaan panca Indra, yang di dalamnya tentang 5 panca Indra manusia.     

Satu ujian niat telah berlalu,     

Dua ujian rasa yang akan di tempuh.     

Bertaburkan kegelapan dan kesunyian ujian kedua Jay di Goa Bolong berlanjut.     

Mulai dengan menghilangkan Indra pendengarannya, dilanjut penglihatan, Rasa, sentuhan, Hingga Pikirannya Jay mulai terlelap jatuh ke dimensi baru.     

Melihat dirinya sendiri Jay merasa agak canggung, Ilmu Merogoh Sukmonya telah berhasil.     

Setelah Cukup dengan apa yang dirasa Canggung dan asing, Jay mulai membiasakan yang dia alami.     

Berjalan ke arah lebih dalam Goa, Jay mulai mengikuti nalurinya untuk menuju kesana. Seakan ada yang memanggil dan membimbingnya.     

Berjalan selama sekitar 10 menit, sampai dia bisa melihat sebuah ruangan Putih yang ada di depannya, masuk ke dalam dia disambut ruangan yang semuanya serba putih dan tidak ada noda hitam setitik pun.     

Berdengung" pikirannya tentang banyak pikiran yang tiba-tiba membuat kepalanya terasa pusing, semakin lama semakin banyak.     

Berjuang menahan rasa sakit yang berasal dari pikirannya. Jay menggertak giginya, " Uuuukkkkkkk, ahhhhhhhh apa ini....." Berteriak menjaring merasakan rasa sakit kepala yang dirasa.     

Saat rasa sakit yang terus melanda, Jay teringat pesan ayahnya. " nanti ketika kamu di dalam dan kamu merasa berat, ingat saja niat mu dan jangan banyak berpikir".     

mencoba membiasakan rasa sakitnya, dia duduk bersila dan berkonsentrasi. menyadari semua pikiran yang menyerang Pikirannya, Jay memilah niat dan apa yang akan dia lakukan.     

Dengan tekat dan kemauannya untuk sadar dengan apa yang terjadi, Jay mulai bangun dari rasa sakitnya. Mengepal kedua tangannya Jay berkata kepada dirinya, "aku mungkin goyah, tapi aku tidak akan menyerah".     

Setelah waktu yang tak bisa dihitung, jay mulai merasa pikirannya ringan dan dapat membuka matanya dan hanya menyadari bahwa dia duduk di atas batu yang berbentuk kursi.     

Kembali menegaskan niatnya jay berjalan hingga sekitar 10 menit Jay melihat, genangan air yang terlihat gelap dan memenuhi semua sudut dari goa.     

Seakan tidak ada jalan yang tersisa dan tak ada jalan memutar, Jay mulai merenung.     

Berpikir sementara dan baru tersadar, Mengambil langkah dengan mantap Jay berjalan, seakan keajaiban itu terjadi dia berjalan di atas air.     

Serasa ada kaca dan air yang memisahkan setiap langkah kaki yang diambil.     

Berjalan perlahan namun pasti, menatap lurus ke arah depan yang penuh dengan kegelapan.     

Jay baru tersadar saat kakinya merasa dia menginjak pasir.     

Seakan di sambut, Jay mulai merasa pandangannya semakin tertutup oleh badai pasir yang mulai terbentuk di sekitarnya.     

Menelan dirinya di dalam badai pasir, Jay tersiksa atas pasir yang mulai menyelimuti dirinya.     

Berjalan dengan perlahan dengan tekat dia melangkahkan kakinya.     

Berjalan berjalan berjalan berjalan hingga dia merasa rasa sakit pada pergelangan kakinya, dan menyadari kakinya terluka dan berdarah.     

Berjalan dengan goyah dan tak tentu arah, saat hanya keinginan dan tekatnya yang membimbing. Hingga dia mulai merasa kakinya terasa nyaman, dan melihat kebawah kakinya sembuh, kembali seperti semula dan tidak ada bekas apapun.     

Melihat lagi ke kakinya, dia melihat rumput di sekitar kakinya. Kaget dengan apa yang di lihat dan baru sadar dengan pemandangan yang ada di sekitarnya.     

Melihat sekeliling dengan penuh penasaran Jay melihat, hamparan rerumputan yang penuh dan langit cerah yang berwarna biru. Dihiasi oleh udara yang segar dan Yaman jay merasa kelelahan dan jiwanya terisi ulang.     

Berjalan kesekitar dan mendengar aliran air, Jay mulai melangkahkan kakinya cepat.     

Melihat air yang jernih di sungai yang sedang, Jay tergoda mencicipi airnya, berjalan kepinggir sungai dan menyangkutkan kedua airnya, Jay meminum air sungai. Merasa sangat segar dengan rasa air, kembali menyangkutkan dua hingga tiga kali air ke dalam mulutnya.     

" ahhhhhhhh betapa segarnya air ini, belum pernah aku merasakan air yang sesegar dan seenak ini".     

Tidak sadar dengan apa yang terjadi pada bayangan pada pantulan air, Jay mulai sadar bahwa di dalamnya dia tidak sendiri.     

Dia melihat keluarganya yang telah lama tiada, melihat kembali Ayah ,Ibu, dan adik kecilnya.     

Menahan air mata yang mulai membanjiri matanya, Jay tersedak di tenggorokan seakan banyak kata yang mau disampaikannya tapi hanya air mata yang jatuh di pipinya.     

" ayah , Ibu, Ade, Jay kangen kaliannnnnnnnn". menangis dan mulai berjongkok memasuki air sungai.     

" Kesini, Ayo kumpul bareng Ayah, Ibu, sama Ade mu, kita ga akan terpisah lagi ". Melambai memanggil Jay .     

Tak sadar bahwa dirinya terus berjalan ke arah tengah sungai     

" kak, kak, ayo kesini main lagi ,udah kangen sekali dengan kakak, apa kakak ga mau main lagi ? ". Panggil gadis kecil berkuncir dua     

" kakak mau de, mas juga kangen kamu, sabar mas kesitu kamu tunggu". semakin berjalan ketengah sungai     

Tak terasa hingga air menyentuh lehernya jay terkesiap, dia mulai bangun dari hayalanya.     

Saat bayangan para wanitanya memasuki pikirannya.     

Menyadari dia sudah di tengah sungai dan hanya menyisahkan lehernya di atas air, jay bergegas kembali ke tepi sungai.     

Setiba di tepi sungai, menahan rasa syok yang menghampiri. Membuatnya keringat dingin saat mengingat kembali kejadian barusan.     

Berjalan ke tengah Padang rumput, merebahkan dirinya dan memandangi langit yang cerah, jay tertidur oleh rasa kantuk akibat lelah fisik dan mentalnya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.