Raja Terakhir ( Last King)

Mimpi Yang Berlanjut 4



Mimpi Yang Berlanjut 4

0Jay yang semakin dalam tertidur tidak sadar dengan situasi yang menyelimuti dirinya     
0

Saat asap berwarna hijau itu masuk ke dalam tenda seolah-olah tahu tujuan ia datang kesini, tidak lain adalah Jay     

Menyelimuti Jay dengan asap yang berwarna hijau dari ujung kepala sampai ujung kaki seolah olah membungkus adi dengan selimut     

Anehnya Jay yang dibungkus tidak mengalami sesak nafas atau kesulitan untuk bernafas walau dirinya di selimuti oleh asap hijau yang ada     

Seolah olah asap itu juga mempunyai kemampuan untuk membuat makhluk hidup bernafas di dalam dirinya dengan wajar dan normal     

Tanpa merasa ada sesuatu bahaya Jay semakin terlelap masuk ke dalam mimpinya     

Saat Jay terlelap tidur dia mengalami mimpi yang aneh dan merasa selalu tampak sangat nyata apa yang dia impikan di dalam mimpinya     

Karena perasaan mimpi itu begitu nyata dan sangat mirip dengan apa yang kini dia rasakan selama mereka berpetualang     

Merasa pasti ada sesuatu di dalam mimpinya Jay menjadi semakin tenggelam menyelami mimpi tersebut     

Dan kini di dalam mimpi Jay dia tampak sedang tiduran dan melihat di sekitarnya adalah tenda Jay tertidur     

Meragukan apa ini mimpi atau ini nyata jay mencubit tanganya dan tidak ada rasa sakit dia yakin ini adalah mimpi     

Saat dirinya tersadar dan memahami bahwa ia ada di dalam dunia mimpi Jay enjadi tertarik dengan lingkungan sekitarnya     

Jay berjalan keluar tenda dan dia tampak kaget karena ia dapat menembus tenda dan tubuhnya tidak mengalami masalah sedikitpun saat keraguan muncul dalam dirinya dia tertawa karena dia baru sadar ini mimpi jadi segala sesuatunya mungkin     

Dengan melihat ke sekelilingnya Jay sedikit tertegun karena rasanya terlalu nyata mimpi ini dengan kenyataan dia melihat sekitar dan sadar ini tempat kemah mereka dan api unggun yang berada tidak jauh dari tenda adalah api unggun yang sama     

Setelah melihat api unggun yang ada adi kembali tertarik dengan yang ada di sekelilingnya, tiba tiba dia melihat ke arah pohon mahoni besar yang ada di sungai     

Tetapi apa yang ia lihat kini adalah sebuah rumah sederhana bergaya khas pedesaan dengan jerami sebagai atapnya dan kayu serta bambu menjadi penyangga dan dindingnya     

Jay tampak merasa agak aneh dengan kemunculkan tiba tiba dari rumah pedesaan ini dan bertanya-tanya dimana pohon besar itu     

Karena ia merasa agak tidak dapat dijelaskan ia mencoba mendekati rumah pedesaan tersebut dengan maksud melihat apakah ada seseorang yang tinggal di dalamnya     

Jay berjalan perlahan dengan segala macam pertanyaan dan rasa ingin tahunya menuju rumah pedesaan yang sepertinya akan mampu menjawab semua keraguannya     

Dengan langkah yang penuh kehati hatian Jay berjalan semakin mendekati rumah tersebut hingga adi berjarak 3 M dari rumah tersebut Jay melihat cahaya yang agak redup dari dalam rumah     

Tampak seperti ada seseorang yang tinggal di dalamnya, melihat lebih dekat keadaan yang ada Jay perlahan berdiri tepat di depan rumah tersebut     

Melihat rumah yang sangat sederhana tersebut Jay mencoba mengetuk dan memanggil apakah ada orang di dalam rumah tersebut     

Setelah mengetuk beberapa kali dan menunggu sebentar, tampak tidak ada orang yang ada di dalam rumah tersebut, sambil masih bingung menimbang apakah akan masuk atau tidak, secara tiba-tiba pintu kayu sederhana itu terbuka sendiri     

Jay yang masih kaget dengan apa yang dia lihat hanya bisa melongo ke dalam rumah untuk melihat apakah ada orang yang membukakan pintu rumah tersebut     

Tapi setelah ia melihat ke dalam rumah, tidak ada seorang pun yang ada di dalamnya hanya rumah kosong dengan perabotan sederhana bangku, meja, dan beberapa hiasan dinding rumah kayu tersebut, yang semuanya terbuat dari ukiran kayu yang cantik     

Melihat lihat sekitar dan berkeliling di dalam rumah tersebut Jay mendapat kesimpulan dari seberapa luas rumah itu, hanya sebuah rumah dengan satu ruangan yang lebar dan panjangnya hanya seluas 5x4 M2 dengan perabotan yang terbuat dari pohon mahoni yang berwarna coklat kehitaman     

Di dinding sebelah kiri ruangan itu ada ukiran yang menggambarkan pemandangan bentang alam, diukir seperti relief dalam candi menceritakan sebuah peristiwa yang tampak menarik     

Jay yang perlahan memperhatikan ukiran pemandangan tersebut, menjadi sangat tertarik pada ukiran itu entah apa yang menariknya untuk bisa menatap ke arah ukiran itu dengan penuh antusias keingintahuaan     

Ukiran itu menggambarkan bentang alam, yang di sebelah pojok kiri adalah gambar pepohonan tinggi yang lebat dan membentang dari pojok kiri ke kanan dan di depannya adalah gambar safana rumput yang luas dengan di tengah ada jalanan yang memisahkan padang rumput     

Di tengah gambar ukiran tersebut tampak seperti gapura yang cantik dengan dua dinding bata khas gapura candi yang jika dilihat tidak kalah tinggi dari ukiran pepohonan yang ada     

Namun semua itu membuat adi familiar dengan ukiran gambar di dalam rumah itu dia selalu merasa sudah pernah melihat pemandangan yang ada dalam gambar ukiran tersebut     

Perlahan dia merenung untuk mengingat dimana gambar pemandangan ini terlihat dan samar-samar ia mulai mengingat bahwa ukiran ini sama dengan gambar pintu masuk dari hutan ujung kulon yang ia masuki     

Lantas perbedaanya adalah tidak adanya gapura tinggi seperi candi di pintu masuk hutan ujung kulon, melainkan pintu sederhana yang terbuat dari semak yang membentuk daun pintu     

Jay yang telah menemukan jawaban dari ingatan dimana gambar itu berasal perlahan mengalihkan pandanganya kepada barang lain yang ada di dalam ruangan tersebut     

Saat dia mengalihkan pandangannya dari ukiran tersebut tidak jauh dari ukiran itu dan masih dalam dinding yang sama ia melihat sebuah sarung dari keris yang diukir penuh dengan warna emas dan ada permata tujuh buah yang menghiasinya dari bawah ke atas     

Dengan rasa takjub Jay memperhatikan dengan seksama sarung keris yang penuh ukiran tersebut, dia mengagumi orang yang membuat ukiran sarung tersebut karena begitu detail dan cantik hasil ukiran yang ia buat     

Beralih ke tempat yang lain adi mulai melihat lagi dengan cermat apa yang bisa membuatnya tertarik, saat kakinya berjalan ke arah kursi kayu yang ada di tengah matanya bersinar tertuju pada sebuah tombak yang berwarna merah, dengan mata tombak tiga yang memancarkan kekuatan dan ketajaman     

Perlahan Jay memperhatikan tinggi dari tombak itu setinggi 2 m dengan lingkar badanya sekepalan tangan yang bercat merah, bukan karena dicat tapi warna asli dari kayu sebagai tubuh tombak     

Jay mengingat ingat dimana dia tahu kayu berwarna merah, karena dia merasa tombak ini pasti istimewa karena bahannya yang langka     

Terlebih mata tombak yang memiliki 3 bilah baja yang diukir dengan kepala naga di ketiga mata tombak, Jay yang melihatnya merasakan perasaan berbahaya tetapi juga rasa hormat yang tidak bisa di jelaskan     

Seolah olah tombak ini mempunyai jiwa dan mampu membuat orang yang melihatnya menjadi segan dan tunduk, meski itu hanya samar rasa yang di dapat Jay tetapi tidak merubah fakta bahwa tombak ini istimewa     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.