Raja Terakhir ( Last King)

Raksasa Batu



Raksasa Batu

0Merasa persiapan dan peralatannya sudah memadai, adi tanpa ragu berenang langsung ke dalam tengah kolam mata air, dan saat adi menyentuh tengah kolam tersebut tiba- tiba ia merasa seperti tersedot ke dalam suatu lubang     
0

Hingga tak lama ia sadar, ia telah jatuh di atas sebuah batu datar yang cukup besar, melihat ke lingkungan disekitarnya, kini dia merasa takjub dengan apa yang menyambutnya     

Di sekitarya terdapat batu - batu besar yang setinggi puluhan meter, dengan batu batu kecil yang terus berjajar rapi di belakangnya, membentuk barisan seperti prajurit yang rapih berbaris sesuai tinggi     

Cuma bedanya, barisan ini dimulai dari yang tinggi menuju ke yang rendah, dan seperti labirin bebetuan disekitarnya membentuk tembok tinggi yang menghalangi pemandangan luar dan begitu juga sebaliknya, menghalangi pemendangan luar melihat ke dalam     

Saat dia bangun dan mengecek lingkungan sekitar, baru adi sadar hanya ada sebuah pintu batu yang berbentuk kusen, dengan tinggi 3 m dan lebar 3m yang di tengah nya, terdapat tulisan aksara bahasa purba yang berartikan gerbang pertama     

Melihat ini adi merenung sejenak, adi mengambil keputusan untuk berjalan dan melihat ke arah mana ujung dari jalan batu ini     

Saat dia, berjalan semakin dalam adi mulai merasa agak familiar dengan jalan yang ia lalui, gerbang ini seperti sebuah lorong panjang yang makin di telusuri ke dalam semakin menurun, dan selalu terdapat ukiran relief yang menceritakan tentang sebuah peristiwa yang masih belum adi ketahui     

Tetapi ia sadar, bahwa relief tersebut sepertinya mempunyai sejarah tersendiri dari tempat ini, tetapi karena dai tidak punya waktu saat ini untuk menghargainya jati dia melanjutkan perjalanan nya, menelusuri lorong ini sambil tetap waspada sepanjang jalan     

Sampai adi melihat seberkas cahaya di ujung jalan, ia mempercepat langkah kakinya tanpa mengurangi rasa kewaspadaan nya, hingga ia mencapai tepi pintu masuk ke luar ia disambut oleh cahaya terang dari matahari yang menerpa dirinya     

Seakan terbebas dari rasa pengap, selama menelusuri lorong adi menjadi lebih rileks, walupun di dalam batu- batu itu bersinar redup sehingga memperlihatkan jalan sepanjang lorong, tetapi itu semua berbeda dengan cahaya yang ia terima langsung dari matahari yang penuh dengan kehangatan     

Melangkah melewati pintu keluar dari terowongan, adi disambul oleh sebuah tempat besar seperti stadium, yang membentuk lingkaran besar dengan panggung yang besar berada di tengah setinggi 5 m     

Melihat jalan keluar dari terowongan tersebut langsung mengarah ke atas panggung, adi tidak punya pilihan selain untuk menaiki tangga menuju atas panggung     

Adi berpikir mungkin di atas panggung, dia bisa melihat pemandangan keseluruhan dari stadion ini, sehingga dapat melihat pintu keluar dari dalamnya     

Setelah menaiki tangga menuju atas panggung, dan melihat ke depannya adi baru sadar seberapa luas stadion ini, melihat lingkar dari stadion yang luas ia memperkirakan puluhan ribu orang bisa di tampung, dan melihat panggung tempat ia berdiri memiliki arena datar yang luas seukuran lapangan sepak bola     

Tetapi setelah ia mencermati, seluk beluk daris tadion ini, pintu ke luar dari tempat ini hanya ada satu dan itu tepat di depannya, di balik dari sebuah patung setinggi 2 m yang berbentuk monster bertanduk dengan gada besar sebagai senjatanya     

Adi perlahan sadar, bahwa patung ini sepertinya penjaga dari satdion ini, dan untuk sampai ke pintu ke luar ia harus melewati patung tersebut, berjalan perlahan sambil tidak mengurangi keawaspadaan nya adi berjalan perlahan menuju patung monster tersebut     

Saat adi semakin dekat dengan patung tersebut samar- samar adi merasa seperti mata patung tersebut mengikutinya, dan hal ini membuatnya menjadi semkain waspada     

Saat jarak adi dan patung monster itu berjarak 5 m tiba - tiba terdengar suara seperti pecahan batu yang jatuh, dan menyadari asal suara tersebut adi melihat patung yang semula berdiri diam, sekarang mulai bergerak ke arah ya     

Meski masih di tempatnya tetapi sudut posisinya telah berubah, yang kini menghadap dirinya, melihat hal ini adi menjadi tegang dan memegang pedangnya erat, ragu dia akan kurang cepat ia mengeluarkan pedang bilah hitam nya     

Saat dirinya semakin dekat dengan patung tersebut, dan hanya menyisahkan 3 meter tiba - tiba saja godam yang ada di tangan patung tersebut mencoba memukul dirinya dengan keras     

Adi yang melihat ini langsung melompat mundur untuk menghindar dari serangan tersebut, saat dirinya berhasil melompat menghindar terdengar suara besar "booooommmmm"" dan debu pun berterbangan menutupi tempat adi berdiri     

Melihat ke arah bekas dirinya berdiri adi menahan nafas dan ada perasaan dingin di hatinya karena saat debu menghilang terdapat retak yang memanjang dari tempat awal dia berdiri sebagai pusat seluas 3 m     

Membayangkan dirinya terkena pukulan tersebut dia yakin dia pasti menderita luka yang cukup dalam, meski tidak mati tetapi akan sangat merepotkan jika ia menerima dampaknya secara langsung     

Dan saat dirinya bersipa untuk menyerang patung itu, anehnya patung tersebut hanya diam di tempatnya, kemudian sebuah pikiran terlintas dalam pikiran nya     

Apa patung itu hanya akan menyerangnya ketika jarak tertentu, mencoba memperifikasi kesimpulannya ia mencoba mendekat dirinya ke arah patung tersebut     

Saat dirinya perlahan mendekat dan saat jarak kedua nya semakin mendekat, hingga rentang 3 m kembali patung itu bergerak dan mengayungkan gada ya secara horizontal, karena sudah mempersiapkan semuanya, adi berhasil menghindar dengan cara melompat ke samping patung batu     

Dan tak lama adi bergegas ke depan dan mencoba memukul bagian leher patung tersebut dengan pedang hitamn nya, saat kecepatan adi meningkat dan begeges ke arah leher patung dengan tebasan yang kuat terdengar suara benturan, "�� calnk...."' pedang adi bergetar membentur gada patung tersebut     

Saat mencoba mundur setelah menyerah adi kaget merasakan bahaya yang datang dari samping nya, tanpa berani menoleh dia memanfaatkan momentum terbang ya dengan cara menginjak badan patung sebagai pantulan untuk mundur jauh dari patung     

Sesat kemudian kembali terdengar suara ""Boooommmm"" ada suara benturan tumpul di lantai, saat adi mendarat dengan back lip yang sempurna, dan melihat ke arah suara dia melihat sebuah pukulan yang dalam sedalam setegah meter yang dibuat oleh kepalan tangan patung tersebut.     

Mendesah di dalam hatinya, bahwa kekuatan pukulan itu lebih besar dari gada yang di pegang patungnya, mengatur nafasnya sejenak setelah adrenalin yang bergejolak adi memikirkan pertukaran singkat dirinya dengan patung tersebut     

Patung itu mempunyai kekuatan yang besar, dan kecepatan yang cepat, tetapi dibatasi oleh ruang lingkup gerak yang kecil, cara terbaik untuk mengalahkannya dengan mengandalkan kecepatan atau kekuatan yang melebihinya     

Hanya dengan mengkombinasikan keduanya, baru akan ada jaminan untuk bisa lewat dengan bebas, meski tetap ada resiko tetapi itu lebih baik dari pada hanya menyerang terus menerus.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.