Keluar Dari Hutan 2
Keluar Dari Hutan 2
" Wooshhhhhhh" yang dengan separuh kekuatannya menyebabkan pusaran angin yang besar menelan gerombolan lebah tersebut
Sekejap kembali gerombolan lebah yang awlanya menganggu tertelan oleh pusaran anginya, tapi Jay tahu pusaran anginya bukan hanya sekedar pusaran
Karena kemudian tak lama suara hujan dari tubuh lebah yang terpotong mulai membanjiri daerah sekitarnya, kembali tak mau menunda waktu Jay melanjutkan perjalananya
Hingga ia berjarak jauh, kembali tubuh lebah yang tak terhitung jumlahnya yang telah terpotong-potong kini kembali menghilang begitu saja tanpa jejak
Jika Jay tahu hal tersebut dia mungkin akan senang karena dugaannya separuh benar akan hutan ini, tapi sayangnya ia berlari kencang dan merasa tak mau membuang waktu
Padahal jika Jay sadar perasaan terburu-buru ini muncul semenjak ia mendaratkan kakinya saat dia mengalami penekanan dalam basis Kanuragannya
Tapi apa boleh buat kembali Jay yang tak menyadari hal ini terbawa oleh perasaan untuk segera keluar dari dalam hutan ini, karena dia merasa hanya setelah lewat dari hutan ini dia akan mendapatkan jawaban
Jadi dia tak berpikir terlalu jauh apalagi menyambungkan hal yang ia anggap tak ada hubungannya dengan ujian yang kini sedang ia lakukan
Padahal jika ia mau cermat namanya ujian akan ada dari segala aspek dan dirinya yang menaiki tahap pati, pasti lebih jauh lagi akan menghadapi segala sesuatu yang jauh lebih sederhana
Bukan kompleks tapi sederhana, ya ini lah ujian yang akan ia hadapi ketika ia semakin tinggi, ujian bukan menjadi tema kompleks tetapi temanya menjadi jauh sederhana
Dan sederhana inilah yang bisa dibilang sangat sudah karena semakin sederhana semakin berat dan semakin luas pemahaman serta rintangan yang akan dihadapi
Kembali kepada Jay yang kini sedang berlari setelah menyelesaikan sekumpulan lebah besar yang tak terhitung jumlahnya, ia yang mulai sadar akan pola dari ujian ini mulai berpikir lebih baik
Jangan membayangkan sesuatu yang berbahaya, sesuatu yang aneh, fokus saja pada tujuan dan bayangkan di depan tanpa penghalang dan berjalan dengan mulus
Dan baru saja ia berpikir begitu tiba-tiba jalan di depannya yang awalnya masih cukup mudah dilalui, meski bentak pepohonan kini berubah menjadi lebih rapat dan lebih rapat
Jay yang melihat ini melongo, ada apa ini !!!!! bukankah seharunya kebalikan karena fantasi yang saya gambarkan sebelumnya adalah jalan lurus kini kenapa menjadi penuh dan tertutup
karena masih tak menemukan jawabannya mau tak mau Jay harus tetap maju ke depan dan menerobos jalan tersebut, bedanya upaya ya kini dua kali lipat karena sambil berlari ia juga harus menebas semak, ranting serta tanaman rambat yang banyak menghalanginya
Ini jelas menjengkelkan dan semakin lama ia berlari justru semakin padat jalan yang harus ia berikan, menyadari tak beres ia segera berhenti
Dan dalam perenungannya ia menggenggam pedangnya dengan kuat," berdengung" seketika pedang menjadi bercahaya dan dalam keadaan tersebut
Ia mengambil posisi menusuk, mengerahkan auranya " Booom" sekejap tembakan besar keluar dari pedangnya seperti laser bedanya ini berukuran besar dan dalam waktu detik
Muncul lobang besar lurus yang terbakar menembus ke arah depan dari rintangan yang menghadangnya, puas mekihat ini kemudian ia kembali
Berlari karena ia bisa melihat jauh di depan dari ledakan besar yang dihasilkan pedangnya ada hutan yang lebih luas dan renggang
Setelah beberapa saat berlari meninggalkan hutan yang sempit dan penuh dengan rintangan, akhirnya Jay sampai di hutan yang lebih terbuka
merasakan perasaan bebas ia mau tak mau bersyukur, meski hutan di belakangnya lebat dan penuh rintangan, tapi ia juga tahu itu tak benar- benar dapat menghentikannya
meski begitu perasan terkurung itu bukan hal yang menyenangkan, jadi ia merasa perlu segera bergerak dan membebaskan diri dari sana
Dan betul saja setelah ia bebas perasaan tak terkurung itu jauh lebih baik, karena ia merasa ini sepadan mengerahkan jurus pamungkasnya
Mengambil makanan di dalam ruangnya Jay mencoba mengisi tenaganya yang tadi menghilang karena berbagai rintangan dan ketegangan
Dia menyadari dia tak bisa terus melaju seperti ini, meski perasaannya mendesak untuk terus maju, tetapi ia tahu dia tak bisa karena jelas ada yang aneh
Jadi meski perasaannya jelas menginginkan segera ia dengan tegas menentang hal terdebut, bersandar pada sebuah pohon kemudian ia mulai meneguk makanan dan minuman yang ia keluarkan
Sambil berpikir tentang apa yang benar-benar harus ia lakukan, Jay melihat ke arah jalan yang sebelumnya ia lalui dan disana ia melihat jalan yang berlubang tidak ada lagi
Berganti dengan keadaan hutan yang sama persis dengan apa yang ada di depannya, jadi mau tak mau ia berpikir lebih saat ini, bahwa segala sesuatunya meski berhubungan dengan imajinasinya
jelas tak sesederhan tersebut, karena kini ia menyadari bahwa ada lagi klue atau petunjuk yang harus ia cari agar lebih mudah keluar dari hutan ini pikirnya
Dan setelah beristirahat sejenak, dan menbandingkan semua yang telah ia lalui, Jay masih belum mendapatkan kesimpulan yang pasti, tetapi ia tahu
Hutan ini mengambulkan fantasinya, dan fantasi itu benar-benar nyata, tetapi meski begitu setelah ia mengalahkannya semuannya sirna seketika, kembali kepada bentuk awal mereka
Tapi meski semua itu menghilang Jay tahu dari pertarungannya bahwa sebelum semua rintangannya hilang, jelas mereka adalah sesuatu yang nyata dengan kata lain itu bukan ilusi
Tetapi kenyataan yang menjadi ilusi setelah ia mengalahkannya, dan sebelum ia mengalahkannya ilusi itu adalah nyata, jadi ia harus mengalahkannya jika ia mau ilusi itu hilang
Dan kini informasi tambahan harus ia masukan kembali ke dalam pikirannya karena jelas jika ilusi buruk muncul, lantas kenapa ilusi baik dari dirinya tak muncul juga
Yang ada malah sebaliknya ilusi baik yang ia pikirkan menjadi ilusi yang sulit dan berlawanan dari apa yang ia bayangkan, jadi jelas ini masalah yang rumit dan susah
Karena apapun ilusi atau fantasi yang ia bayangkan akan terwujud, meski itu baik semuannya akan muncul dengan tujuan menunda dan mengagalkannya
Hingga ia mencapai kesimpulan bahwa ia harus berjalan tanpa berpikir, tapi itu jelas susah dan tak mudah dilakukan karena meski ia berpikir begitu lantas apakah ujian ini akan membiarkannya berperilaku seperti itu
Jelas ia akan meragukan hal tersebut di tempat pertama, jadi ia hanya bisa duduk sementara bersandar disebuah pohon demi menjernihkan pikirannya
Karena sudah jelas maju mundurnya dirinya terjadi sesuai dengan fantasinya, dan untuk menutup fantasinya ia belum menemukan cara yang cocok, berpikir berjalan sambil mengandalakan insting
itu satu hal, namun saat ia berpikir hanya pendengarannya dan instingya yang ia pakai, ketika ada suara tertentu ia mau tak mau akan membayangkan sesuatu, dan itu jelas kerugiannya
karena pada saat itu ia dalam posisis pasif dan tidak aktif, jadi kemungkinan gagal akan lebih besar.