Raja Terakhir ( Last King)

Serangan Binatang Evolusi VII



Serangan Binatang Evolusi VII

0Jadi dalam suasana yang semangat ia berlari segera menuju ke sarang para serigala, tentunya kali ini dia tak akan menunjukan kelemahannya     
0

Berlari melewati pepohonnan yang lebat, dan melewati sungai kecil, ia tiba di bagian dari wilayah serigala, dimana semak-semak banyak terlihat di area tersebut     

Dengan Vegetasi yang terbilang jarang, selain kumpulan semak dan juga pepohonan, sisanya hanya berupa tanah datar dengan kerikil yang menyelimuti daerah ini     

Di ujung dari jalan samar-samar terlihat bebatuan besar yang tampak megah, dengan goa-goa alami yang banyak terdapat di sisinya, ya goa itu adalah sarang dari serigala dan itu adalah tujuan dari sang beruang     

######     

Beralih kembali ke desa adem, saat ini sudah beranjak sore dan terlihat pelapisan tanah liat yang ada di seluruh dinding kayu yang mengelilingi desa tampak sudah selesai     

Tinggal menunggu kekerasan dari sinar matahari dan juga pelapisan terakhir menggunakan abu gosok sebagai bahan penguat dan pengeras alami     

Untuk itu setelah mereka selesai membuat lapisan pada tembok desa, agenda selanjutnya adalah membakar kayu bakar dengan ranting hingga menghasilkan abu yang nanti akan dilapisi keseluruh tembok kayu yang ada     

Sedangkan untuk tim pengumpul batu kali yang kali ini sudah selesai mengambil gelombang terakhir dari batu kali hari ini     

Walau lelah jelas ada senyum yang hadir di wajah mereka, sambil pulang ke arah desa, ada tawa yang sesekali terdengar dari candaan yang dilakukan oleh para orang tua kepada para remaja     

Ya orang dewasa yang ada di dalam tim bisa dikatakan sangat, bersyukur dengan bantuan yang diberikan oleh para remaja, karena dengan bantuan mereka     

Pekerjaan jauh lebih mudah, meski mereka tetap harus mengerjakan pekerjaan utama, seperti mengambil batu besar kali dan memecahkannya hingga kecil     

Sisanya akan dibawa oleh para remaja ini ke gerobak, untuk disusun dan setelahnya dikirim kembali ke desa untuk ditumpuk sebagai bahan pembangunan tembok kedua     

Jika harus menyetir sapi atau kerbau, dan kembali ke desa serta menurunkannya, jelas itu akan memakan banyak waktu dan tenaga, sehingga     

Mereka membagi tugas, yaitu untuk menurunkan dan mengirim kembali batu kali ke desa diberikan kepada beberapa anggota dewasa bersama dengan para remaja     

Dengan catatan batu yang dibawa, tidak memberatkan para remaja ini, sehingga mereka akan lebih mudah untuk menurunkannya saat sampai di desa     

Dan dengan cara ini jelas pekerjaan mereka jauh lebih cepat, dibanding jika mereka harus ikut mengirim dan menurunkannya, tak lupa di desa juga terdapat kumpulan remaja     

yang menunggu kiriman batu kali, untuk mereka turunkan dan kumpulkan, sehingga efisiensi dari para penambang batu ini menjadi jauh lebih cepat dan mudah     

Meski begitu setelah seharian mereka mengambil batu, terkumpul lebih dari 120 Gerobak sapi, yang menunjukan betapa banyaknya batu yang mereka angkut     

Dan target penyelesaian dari pekerjaan mereka adalah 1200 gerobak, yang jelas dibutuhkan hingga 10 hari agar mereka dapet menyelesaikan kuota     

Namun mereka semua optimis dengan kecepatan mereka, dan meyadari bahwa mereka akan cepat memenuhi kuota tersebut, dan tak akan sampai lima hari     

Karena besok sudah ada tambahan tim yang akan ikut bergabung bersama mereka, karena penyelesaian pelapisan tanah liat pada tembok kayu sudah selesai     

Tinggal pelapisan lagi abu kayu yang yang telah dibakar bersama dengan daun kusus untuk membuat lapisan pada tanah liat cepat mengeras dan kuat     

Sehingga bisa dikatakan jelas tak akan mencapai waktu 10 hari, dan besok mereka tidak bisa lagi mengambil batu di tempat hari ini mereka mengambil batu kali     

Sebab kedalaman disana sudah diambang 45-50 cm lebih dalam dari pada di awal, yang berarti mereka membutuhkan tempat lain untuk ditambang     

Adapun tempat lain yang akan mereka tambang, berada pada jarak 500M-1 Km dari tempat awal mereka menambang batu kali, hal ini dilakukan tentu untuk menjaga kali tersebut agar tak rusak     

Bersama hal tersebut, papan penanda akan, kedalaman sungai diberikan disana, sebagai petunjuk bahwa bagian yang telah ditambang memiliki kedalam yang lebih dibandingkan tempat lain     

Demi menghindari korban yang tak diinginkan, dan hal ini sudah dilakukan oleh warga desa adem sejak puluhan tahun silam     

Berlatih ke dalam desa, saat ini tampak kesibukan akan tumpukan kayu bakar bersama dedaunan yang banyak dibuat oleh warga desa     

Terutama para wanita untuk membuat abu, disisi lain mereka juga tengah sibuk membersihkan ikan yang mereka tangkap di kali     

Kembali untuk membuat bahan makan lebih awet, mereka menggunakan metode pengasapan, jadi seperti pepatah sekalih merengkuh dayung dua tiga pulau terlampauwi     

sambil membakar kayu dan dedauanan untuk menjadi abu, mereka memanfaatkan asap pembakaran yang dihasilkan untuk mengasapkan ikan yang telah mereka bersihkan     

Tentu bukan dengan api yang panas, tetapi dengan asap dari pembakaran kayu yang sudah menjadi bara, sehingga tak membuat ikan menjadi gosong     

Selain itu mereka juga dengan kesadaran penuh, dalam hal ini para wanita, tidak berdiam diri dengan hanya menyiapkan dan membuat masakan     

Tetapi mereka juga ikut membantu pengumpulan makanan dengan cara mereka sendiri, seperti menjaring ikan atau menangkap ikan     

tak lupa udang serta kepiting sawah, mereka dapatkan, disisi lain mereka yang mencari sumber daya lain di sawah juga menemukan banyak belut dan keong sawah yang bisa menambah     

asupan serta gizi bagi para penduduk desa, terutama untuk para anak-anak dan remaja yang masih butuh asupan besar untuk pertumbuhan mereka     

Dan hasil tangkapan pun bisa dibilang banyak karena alam desa adem yang subur dan terawat dengan baik, walaupun begitu mereka juga sadar, tak bisa membabi buta mengambil     

Semua sumber daya tersebut, jadi dengan kesadaran sendiri mereka mengambil ikan dengan ukuran sedang dan besar, untuk yang kecil mereka lepaskan     

Begitu juga dengan udang, kepiting, belut serta keong sawah, yang semuannya mereka ambil dalam ukuran sedang dan besar, kemudian menyisahkan ukuran yang kecil     

Hal ini juga mereka ajarkan kepada para anak-anak mereka yang ikut dalam memanen makanan yang mereka ambil baik dari sungai ataupun dari sawah     

Sehingga ketika mereka dewasa, mereka tetap akan ingat apa yang diajarkan oleh orang tua mereka, kepada dirinya dan menjaga alam serta hewan yang mereka konsumsi dengan baik     

Agar nanti anak mereka juga akan merasakan apa yang mereka rasakan saat ini, apabila mereka ikut menjaga dan melestarikan semua hal tersebut     

Mereka juga akan mendapatkan apa yang seharunya mereka dapatkan waluapun itu butuh waktu, tetapi jelas lebih baik daripada jika mereka merusak dan mengambil secara berlebihan     

Yang tentunya akan membuat anak keturunan mereka tak akan merasakan apa yang kini mereka rasakan.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.