Raja Terakhir ( Last King)

3 Armada 22



3 Armada 22

0Mendengar laporan tersebut, segera sang kapten menjadi serius dan wajahnya menjadi lebih bermartabat, disisi lain tim bantuan yang mendengar lawan mereka tak bisa tidak mendesah ini adalah tugas yang sulit     
0

Gumam mereka di dalam batinnya, tetapi meski begitu ini tak menghalangi niat mereka dalam usaha untuk menaklukan ular piton tersebut, apalagi jelas     

Jika bahaya besar ini tak dihilangkan, maka cepat atau lambat korban akan berjatuhan, dan ini bukan sesuatu yang diinginkan oleh mereka     

Sehingga mereka harus sadar bahwa hanya merekalah saat ini yang bertanggung jawab dalam menyelesaikan masalah tersebut, bersama itu juga rasa berat menghampiri mereka     

Karena mereka semua tahu apa yang menunggu mereka, ini adalah selamat atau mati, ya hanya dua pilihan tersebut karena lawannya jelas adalah piton raksasa     

Dengan kemampuan yang dahsyat, tetapi walau begitu mereka menyadari di genggaman mereka adalah senjata yang secara tak sadar menjadi sandaran bagi mereka dalam bertarung melawan sosok ular piton tersebut     

Dan menambahkan senjata dengan kaliber besar dan dua basoka yang mereka pegang harapan untuk itu jelas lebih baik, ketimbang mereka harus mangandalakan senajata Laras panjang mereka dengan amunisi kecil     

Jadi setelah membuat pengaturan yang baik, mereka segera menentukan strategi dan langkap apa yang baik dalam menjalankan rencana tersebut     

Ya rencana mereka sederhana, menyerang piton dari jarak yang cukup sehingga saat piton melakukan serangan balik mereka akan punya kesempatan untuk menyerang     

Bersama hal tersebut beberapa alat bantu jebakan juga mereka siapkan demi mengecoh ular piton tersebut     

Jadi kedua tim berjalan dengan hati-hati dan memiliki formasi menyebar agar mengurangi kebisingan yang ada, dan menaikan kewaspadaan dari pada ular piton tersebut     

Berjalan menyusuri vila mereka mengamati lingkungan sekitar dan mengangguk bahwa ini jelas perumahan elit dan dari apa yang mereka lihat hampir semua pagar rumah dari vila ini telah roboh dan pintu depan mereka juga rusak     

Adapun alasan dari robohnya pintu itu tak lain karena piton yang menerobos masuk untuk mencari mangsanya, di waktu yang lalu, saat mereka belum tiba di tempat ini     

Melewati taman, mereka dengan sigap bersiap dan menanamkan beberapa jebakan untuk keadaan darurat apabila rencana awal mereka gagal     

Jadi di balik semak-semak yang rimbun yang jaraknya ratusan meter, beberapa anggota prajurit kota tengah memasang patung manusia dengan pakaian lengkap     

Bersama hal tersebut mereka mengoleskan darah segar dari manusia dan memasukan 3-4 granat nanas di dalamnya     

Tak lupa tali panjang sebagai pemicu, dan mereka membuat ini menjadi 3 patung dengan asumsi untuk lebih menarik sang piton     

Setelah menyelesaikan jebakan, kini basis pertahanan mereka siapkan dengan dua senjata berat berkaliber besar yang memiliki kekuatan otomatis, siap memuntahkan ribuan peluru ke arah piton yang lolos dari jebakan     

Dan di atas semak-semak tempat mereka mengamati piton, tampak dua tim yang terpisah puluhan meter, bersiap untuk melakukan serangan     

Disisi lain prajurit yang lain kini tengah berkumpul di dua titik dari dua penyerang utama, untuk bertugas menjaga mereka dari serangan ular piton     

" Kapten semuanya siap " sang bawahan melaporkan kepada kapten situasi terkini     

" Bagus hitung mundur 1 menit, dan perintahkan semua personil untuk bersiap dalam pertempuran " kata sang kapten memberi aba-aba     

Menggunakan dua RPG sebagai tembakan pembuka, kedua tim ini nampak sangat siap meski mereka juga merasa takut dengan apa yang mereka hadapi     

Awalnya saat mereka datang jelas mereka tak terlalu berpikir bahwa tugas ini akan menjadi sulit, meski yang dihadapi piton ukuran 8-9 M     

Mereka hanya merasa itu biasa dan lumrah     

Karena banyak dari mereka membunuh makluk buas seperti ular saat mereka menjalankan tugas, tetapi mereka lupa bahwa di hutan itu kejam     

Dan hanya yang kuat akan bertahan dengan kata lain jika kamu lembek bersiaplah untuk mati dan tertinggal dalam semua hal dikehidupan anda     

Jadi untuk merubah itu semua, jelas bahwa mereka harus dengan bersungguh -sungguh dalam mengalahkan ular piton tersebut, demi kenyamanan dan keamanan masyarakat luas     

Karena sudah jelas jika ular ini berhasil lolos atau kabur maka masyarakat yang akan mulai dievakuasi ke dalam area di dekat sini akan mengalami bahaya yang tak terkira     

Jadi mau ga mau, dan suka ga suka, mereka harus terus mengahadapi hal tersebut demi menghilangkan bahaya tersembunyi yang ada     

Saat hitungan mundur habis segera dua operator RPG mulai membidik, dan dalam aba-aba yang siap mereka segera melancarkan serangan " cussssssssss...Booommmmm....Booommmmm" suara ledakan yang besar dengan jarak yang dekat bergema di sana     

Disisi lain sang ular yang terkena tembakan RPG mengalami luka yang serius, ada luka berdarah sebesar puluhan cm yang berhasil membuat tembus ke dalam kulitnya yang tebal     

Melihat hal ini jelas bahwa serangan itu terbukti namun efeknya tak sesuai, saat ledakan mereda dan raungan dari ular itu datang menyakitkan semua orang     

rentetan bunyi snehata terdengar dari arah belakang, " tatataa.....tatatatata...." suara peluru mulai menghujani sang ular dengan luar biasa     

Merasakan sakit disekujur tubuhnya sang ular mencoba berlari dan menyapu mereka yang menyerangnya, dan tak lama suara "Boomm" dari sebuah Van yang terpakir tak jauh dari mereka berbunyi menandakan dahsatnya kekuatan tersebut     

Melihat ini jelas mereka dengan sigap berlari menghindar atau sejauhnya mencari sudut dimana mereka bisa menemukan keselamatan     

" mengaummmm ular piton itu sangat marah, terlebih menyadari luka yang derita sangat serius dan mulai membuat dirinya lemah akan kehilangan darah yang banyak     

Jadi tanpa menunda ia begerak dengan cepat menuju ke arah para penjaga kota, melihat reaksi ini mereka segera mundur dengan tujuan berlindung     

Dan bersiap melakukan serangan lain ke arah dari ular piton itu, " mengaum.....booom..     

..suara ledakan semak yang bercampur tanah segera membuat para penjaga lebih waspada     

" Bang.....Bang....." tembakan dua sniper berhasil membutakan kedua mata dari ular tersebut, dan setelah melakukan ini mereka para sniper mulai membidik yang lain     

Tahu bahwa ia kini buta dan tak bisa menglihat mengandalakan matanya, jadi menggunakan sensor panas dan penciumannya sang ular berhasil     

mengidentifikasi dari manusia yang dianggap terluka, segera mendekati ketiga patung para penonton menjadi cerah, " melahap " membuka mulutnya dan langsung memakan patung tesebut     

" Klik " Suara kunci pengaman dari bom.nanas yang disembunyikan di dalam tubuh patung terdengar, dan melihat semua patung di telan, segera reaksi besarpun terjadi" booommmmmm" suara ledakan dahsyat terjadi membunuh seketika ular piton raksasa tersebut     

dan tak lama suara jatuhan dari daging berbagai ukuran turun dari langit, melihat ini semau penjaga kota dan para penduduk akhirnya merasa senang dan lega     

Karena dengan cara ini mereka akan dengan tenang bisa menguasai seluruh area vila, terlebih tak ada korban jelas ini kemenangan besar.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.