Raja Terakhir ( Last King)

Petualangan ke dua (II)



Petualangan ke dua (II)

0Setelah bertukar sapa dengan para wanita ini, kemudian Jay bersama dengan pemimpin wanita yang telah mereka pilih duduk di sebuah teras dan mengobrol     
0

Tak lupa para wanita lain, segera menyiapkan teh dan cemilan ala kadarnya, meski begitu Jay sangat senang dengan keramahan mereka     

Dan mengapresiasi tindakan mereka, " Baiklah bagaimana kalian tinggal disini?"tanya Jay     

" Tuan muda, pertama biarkan saya memperkenalkan diri saya dahulu, nama saya Sonya, dan saya diberikan kepercayaan kepada para teman-teman, sebagai juru bicara mereka" berkata sosok pemimpin wanita yang cantik berusia pertengahan 30 tahun, dengan tempramen yang tegas dan cantik     

Melihat lebih jauh, Jay harus memuji bahwa Sonya sangat terawat fisiknya, bahkan Jay bisa menebak bahwa jika dia harus bersanding dengan wanita muda ia pasti tak kalah     

Terlebih dengan suara sexy ya dan wajahnya yang kas, cantik namun ngangenin, jelas dia adalah wanita yang mempesona     

Mengesampingkan hal tersebut, Jay kemudian melanjutkan obrolannya, " Ya Tuan muda sebelumnya kami ingin mengucapkan terima kasih yang sangat terhadap Tuan muda, karena telah menyelamatkan dan memberi kami rumah baru yang hangat" kata Sonya dengan tulus     

Mendengar ini Jay tentu saja menghela nafas lega atas jawaban mereka dan berkata" Tidak apa-apa, saya teringat dengan istri saya saat melihat kalian, jadi membayangkan hal yang akan terjadi kepada kalian, saya tak tega, dan saya lega kalau kalian kerasan tinggal disini     

Jawab Jay dengan wajah tersenyum     

Mendengar penjelasan dari Jay, mereka semua terharu karena Jay memperlakukan mereka seperti istrinya, dan mendengar alasan ini diutarakan langsung dari mulutnya     

Menambah perasaan yang lebih di dalam hati mereka, karena mereka sadar awalnya meski Jay menyelamatkan mereka, mereka masih akan ragu akan motif dibaliknya     

Tapi perlahan namun pasti saat tinggal disini, mereka tahu perlakuan Jay terhadap mereka tulus, meski mereka juga tahu bahwa tulusnya Jay juga berarti mereka harus sadar posisi saat dibutuhkan     

Jika tidak jelas, Jay hanya bisa kecewa dan dengan tegas membiarkan mereka pergi dari wikayahnya, karena sebagai calon raja dia membutuhkan subjek yang setia, dan tahu membalas perlakuan baik yang telah ia berikan     

Jelas tidak ada kata pamrih di dunia ini yang ada tahu diri, meski itu kasar tapi itulah faktanya, dan jika ada yang benar-benar tidak pamrih     

Ini hanya bisa dibilang satu dalam sejuta, ya pengecualian yang sangat langkah, dengan itu obrolan mereka berlanjut dengan lancar dan tak lama kemudian Jay ikut makan siang bersama mereka     

Makan bersama mereka dengan masakan yang dibuat sederhana dari bahan pertanian yang ada, di dalam Keraton, semua tampak harmonis     

Dengan menggelar meja besar di tengah dan meja dengan ukuran yang lebih kecil mengelilingi Jay, semuannya tampak terpusat kearahnya     

Saat mencicipi masakan mereka, Jay kembali tersenyum ternyata walau semua bahan yang digunakan sederhana tetapi masakan mereka tetap lezat untuk dimakan     

Jadi Jay tidak bisa, tidak memuji mereka " Ya masakan kalian enak, tidak kalah dengan masakan istri saya" berkata Jay dengan wajah penuh senyum menikmati masakan yang disajikan     

" Jika Tuan musa suka, Tuan bisa sering main ke sini" kata Sonya dengan ramah     

" Ya jika saya punya waktu lagi saya akan menyempatkan" menjawab dengan positif     

Setelah makan siang yang menyenangkan, tibalah waktu santai kali ini Jay mendengarkan pengalaman dari para wanita, meski tidak semua tetapi dia mendapatkan gambaran     

Terlebih kali ini dia juga meminta saran apa yang kurang dari fasilitas yang telah disediakan, dan berkata jika dia bisa dia akan memperbaikinya     

Mendengar tanggapan dari Jay, mereka semua senang dan menambahkan saran yang dirasa perlu, setelah mendengarkan semuannya Jay, kemudian berkata untuk tujuannya yang lain datang ke sini     

" Ok semua saran kalian akan saya tampung dan jika dirasa cocok akan dilakukan perubahan, adapun tujuan saya datang kesini kali ini adalah, untuk memberi tawaran kepada kalian semua" berkata Jay dengan ekspresi yang sedikit serius     

Mendengar pernyataan Jay, lantas mereka menjadi merenung dan berusaha menyimak dengan benar " Boleh kami tahu apa yang Tuan muda tawarkan?" tanya Sonya     

" Saya ingin membentuk sebuah pengawal Kusus wanita untuk para wanita saya, dan jika ada dari kalian yang berminat saya akan memberikan beberapa insentif dan juga imbalan yang memuaskan" kata Jay perlahan kepada mereka     

" Boleh kami tahu insentif apa yang diberikan oleh Tuan muda?" tanya lagi Sonya     

" Ya untuk mereka yang bersedia menjadi pengawal wanita bagi istri-istri saya, saya akan melatih mereka dengan sikat Kanuragan, kemudian mereka akan mendapat akomodasi yang lebih baik dan masa depan yang lebih, untuk detailnya saya akan menjelaskan saat mereka lolos seleksi saya bagaimana?" tanya Jay     

" Saya rasa tawaran Tuan muda sangat baik, tapi untuk masalah penting seperti ini, kami butuh waktu untuk mendiskusikannya" jawab Sonya     

" Ok saya beri waktu kalian satu Hari, dan besok saya akan bertanya lagi" jawab Jay dengan senyum     

Setelah berkata demikian Jay kemudian dengan salam hangat dikirim oleh para wanita ini keluar dari barak, ada kejutan dan juga kebingungan diantara para wanita mendengar tawaran yang diberikan Jay kepada mereka     

Maklum saja hal ini terjadi, karena meski itu sangat menggoda tetapi jelas mereka harus menghadapi bahaya yang tak terhingga     

Belum lagi, mereka belum mencapai tingkat terima kasih yang sangat tinggi hingga mereka mau mengorbankan nyawa mereka, untuk orang lain     

Tetapi meski begitu selaku ada pengecualian dalam semua hal, meski hampir semua dari mereka butuh waktu dan juga pemikiran yang dalam untuk memutuskan hal tersebut     

akan ada segelintir dari mereka yang dengan tegas memilih menerima hal tersebut, bukan karena mereka ingin berkorban dan menunjukan rasa terima kasihnya     

Tapi mereka tahu untuk mendapat latihan silat Kanuragan, seperti mendapat umur panjang di saat mereka sekarat, betapa susah dan jarangnya     

Belum lagi saat bencana seperti saat ini, jika dalam keadaan normal tidak ada yang dengan mudah menawarkan dan memberikan pelatihan kepada merek secara terang-terangan     

Karena mereka tahu betapa berharganya ilmu tersebut, terlebih tidak semua orang dapat mempelajarinya, jadi dihadapkan dengan peluang ini akan selaku ada orang yang tak bisa menolaknya     

Karena mereka tahu bukan setatus yang mampu membuat bertahan di dunia ini, tetapi kekuatan dan kekuatan itu harus mereka cari dan perjuangkan sendiri     

Mereka yang tak ragu mengambil kesempatan ini jelas adalah orang yang telah menerima kenyataan Dunia, bahwa semua telah berubah     

Dan jika mereka tidak mengikuti perubahan dan tidak mengambil kesempatan yang ada mereka akan mati entah dibunuh zombie, entah manusia lain, atau bahkan bunuh diri karena tak tahan.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.