Putri Laksmi
Putri Laksmi
Istanah Putih julukannya, karena warna dari istanah ini yang di dominasi oleh warna putih, ada banyak taman cantik di dalam area istanah yang megah ini
Dengan luas bangunan istanah mencapai 250 Hektar menjadikan seluruh bangunan Istanah tampak sangat menonjol di Ibu kota
Istanah ini menjadi saksi dari ratusan tahun perjalanan kerajaan Muria, dari awal berdiri hingga sekarang
Sampai Generasi ke 10 Istanah ini menjadi tempat, dari silih bergantinya Berbagai Raja dari Kerajaan Muria
Tapi Sungguh sayang, Kerajaan yang besar dan makmur ini, hanya di berkati oleh satu sampai dua keturunan di setiap Generasinya
Tak tahu apa permasalahanya, meski sang Raja memiliki lebih dari satu selir tetapi dia tidak pernah bisa mendapatkan keturunan, kecuali dari Sang Ratu
Sehingga menjadikan Keturunan Kerajaan Muria tergolong langka diantara para keturunan dari kerajaan lain
Seperti Raja ke 10 kerajaan Muria saat ini, yang Bernama Raja Angling Muria, yang hanya memiliki dua pewaris kerajaannya
Beruntung satu diantara dua pewaris ini adalah laki-laki, menjadikan kerajaan Muria bisa bernafas lebih panjang untuk meneruskan darahnya
Selain Seorang pangeran kerajaan Muria saat ini juga memiliki seorang putri cantik yang terkenal, dengan tata Krama dan sifatnya yang welas asih
Putri cantik nan baik hati ini, kini berusia 18 tahun, dimana gerbang ke dewasaan tepat dihadapannya
#####
Di sebuah kamar mewah di dalam istanah kerajaan Muria, tampak sosok ramping dan cantik kini sedang menatap pantulan dirinya di cermin
Mengenakan pakaian indah sederhana, dengan mahkota kecil di kepalanya Putri Kerajaan Muria ini tampak cantik
Terlebih dengan rambut hitam ya yang tergerai panjang, kulitnya yang halus dan lembut, serta wajah yang cantik jelita
Membuat siapapun yang melihat langsung terpesona, Putri kesayangan bangsa Muria ini, bernama Laksmi Angling Muria, anak tertua dari Raja Muria
" Tampaknya aku sudah bertambah dewasa, Aku jadi semakin tidak sabar untuk bisa keluar dari Istanah ini" gumam senang Laksmi
Tapi kemudian seperti di siram air dingin ia, baru teringat bahwa kini dunia yang ia kenal sudah berubah, lebih tepatnya dunia di planet Gaya telah terjadi bencana zombie dimana-mana
Lantas bagaimana bisa ayah dan ibunya yang notabennya, Raja dan Ratu kerajaan Muria membiarkannya pergi keluar dari Istanah
Tapi kembali rasa haus akan kebebasan telah terlalu mengakar di hatinya, sudah 18 tahun dia terkurung di dalam istanah megah ini
Meski semua kebutuhannya terpenuhi, tetapi tetap saja hal-hal yang ia tonton dan juga dengar tentang dunia luar, selalu menjadi batu di dalam hatinya
Ia sebagai gadis yang pintar tentu mengerti kenapa ia harus tetap tinggal di dalam lingkungan istanah ini
Karena ada peraturan bagi anggota kerajaan, tidak dapat meninggalkan istanah sebelum mereka dewasa yaitu menginjak usia 18 tahun
Peraturan ketat ini bermula, dari kejadian penculikan anggota kerajaan yang disertai pembunuhan oleh musuh besar mereka 7 keluarga besar
Yang dengan lihai mengambil kesempatan dalam celah pengamanan keturunan Raja saat berada di luar kota, mengadakan kunjungan
Beruntung aksi mereka gagal, tetapi naas bagi sang Putri dia harus selamat dengan luka serius dan hanya bertahan sementara hingga pada akhirnya harus meninggal
Dan ini terjadi saat Raja Ke 7 Raja Muria, yang dengan sedih mengingat putrinya membuat peraturan Raja, melarang Pangeran dan Putri untuk keluar dari kompleks Istanah sebelum mereka 18 tahun
Dengan asumsi mereka bisa lebih dewasa saat berada di luar dan juga memahami identitas serta tanggung jawab yang mereka bawa
Karena dengan perlindungan yang ketat wajar jika mereka merasa tertekan, tetapi jika mereka benar-benar sadar mereka akan tahu ini demi mereka juga, demi kerajaan Muria
Dan pada akhirnya peraturan ini menjadi tradisi yang sudah berlangsung 3 generasi, sampai tiba saat Raja Angling yang juga tak lain ayah dari putri Laksmi
Berjalan dengan perlahan menuju jendela kamarnya, Laksmi melihat ke arah luar, menatap langit luas yang terbentang di depan matanya
Jelas keinginan batinnya untuk keluar tidak bisa terbendung, saat dia menjadi terbawa oleh suasana lamunannya
Samar-samar terdengar suara tembakan dan juga ledakan yang terdengar jauh di bagian lain dari kota kerajaan
Mendengar ini alisnya berkerut, dan tampak suasana yang semula menggebu, padam begitu saja tersiram air dingin
Karena jelas dia tahu, bahwa tidak mungkin untuk keluar dari Istanah ini, sampai setidaknya kota Jaya berhasil dipulihkan oleh kerajaan
Membalik badannya dengan perasaan tertekan, Laksmi kemudian berjalan dengan perlahan menuju ke arah meja belajarnya
Dengan sedikit usaha, memindahkan kursi dia membuka laci di bagian bawah meja menggunakan kunci yang ia simpan
Jelas apapun yang ada di laci itu, adalah sesuatu yang berharga bagi dirinya, dan itu terbukti sebuah buku diary, dengan sampul merah muda yang rapih dia keluarkan
Ada guratan dan kerutan di sampul buku diary itu, tetapi jelas buku ini di rawat dengan baik karena tidak ada lecekan dan juga kerusakan yang berarti yang bisa terlihat
Membuka halaman dengan hati-hati, jari jemari lembut Laksmi membelai buku itu dengan penuh kerinduan, dia ingat buku diary ini pertama kali dia terima
Saat usianya menginjak 8 tahun, ibunya yang lembut dan cantik, menghadiahinya sebuah buku diary, dengan senyum yang sangat hangat ibunya berkata " Laksmi mulai sekarang, kamu bisa bebas menulis semua perasan kamu di buku ini, dan ibu berharap kebebasan yang kamu cari bisa kamu mulai tuangkan di dalamnya"
Mengingat kata-kata itu, entah kenapa ada senyum bahagia di bibir harum Laksmi, dia tahu semenjak ibunya memberi buku ini, semua emosi yang ia alami ia tuangkan dalam guratan sederhananya
Kini sudah 10 tahun buku ini menemaninya, dan karena perasaan kuatnya menulis, buku ini sudah cepat penuh ketika dia baru berusia 10 tahun
Dan saat ini sudah ada 5 buku diary tambahan di laci meja belajarnya yang ia simpan dengan rapih untuk mengingatkannya akan kebebasan
Melihat lebih jauh pada tulisan semasa kecilnya, tanpa sadar senyum yang sangat manis mengembang di sudut bibirnya
Dari tulisan yang sangat sederhana dengan banyak alfabet yang masih tidak jelas, kemudian berubah menjadi lebih rapih
Dan perlahan namun pasti bahasa yang ia gunakan semakin beragam dan juga maju, menunjukan tingkat literasi bahasanya yang semakin tinggi seiring waktu berjalan
Mengembalikan kembali buku pertamanya, Laksmi kini mengeluarkan sebuah buku diary yang masih terlihat baru dengan sampul biru muda yang cerah
Membuka halaman terakhir dari buku tersebut, kemudian mengambil pena cantik yang ada di tempat tulis
Siap memulai tulisan barunya akan sebuah harapan kebebasan, dari seorang putri cantik " Ya kapan pangeranku akan tiba menjemput ku dari kastil yang suram ini.....cekikikan" tertawa dengan senang
Membayangkan pangeran yang ia impikan.