Raja Terakhir ( Last King)

Terpenuhinya Janji



Terpenuhinya Janji

0Mendengar cerita dari Amelia entah kenapa Jay kembali teringat ke dalam kenangan masa lalunya ketika ia berusia 7 tahun     
0

Membandingkan memori yang ada dalam ingatannya dan dengan cerita yang disampaikan oleh Amelia entah mengapa merasakan kesatuan cerita     

Dia yang bingung, berusaha mencoba mengingat lebih jauh tentang memori yang telah lama terpendam jauh di alam bawah sadarnya     

Seperti menggali kembali sebuah kotak rahasia yang telah lama ia kuburkan, saat ini Jay sedang mencari dimana memori itu ia kuburkan     

Perlahan dengan cerita yang terus berlanjut satu persatu fragmen memori yang menghilang menjadi terangkai bagaikan puzzle     

Membentuk sebuah gambar yang tak asing untuk di lihatnya, jadi di saat Amelia mulai semakin jauh bercerita disisi lain ingatan tentang masa kecil Jay yang sudah terkubur lama perlahan bangkit kembali     

Sampai ketika bagian dalam cerita, membahas saat-saat anak lelaki dan anak perempuan itu berpisah, sebuah pandangan familiar muncul di benak Jay     

####     

Hari itu langit cerah dan matahari bersinar dengan tenang, di taman kecil sepasang anak lelaki dan anak perempuan yang sedang bermain tampak sangat bahagia     

Keduannya adalah cikal bakal dari lelaki tampan dan wanita cantik saat Keduannya dewasa, kini kedua anak kecil itu sedang asik saling mengejar     

Terlihat anak perempuan berteriak berlari menghindar kejaran dari anak lelaki, sampai tak lama saat anak lelaki itu menangkap anak perempuan Keduannya tampak tertawa bersama     

Samar-samar anak perempuan yang tertangkap berbicara dengan anak lelaki itu, tapi entah kenapa Jay tidak bisa mendengar apa yang dibicarakan oleh anak perempuan itu     

Dan begitu juga saat anak lelaki itu membalas, dia pun tidak bisa mendengar apa yang ia bicarakan, merasakan keanehan ini Jay tahu pasti ada yang salah     

Saat keraguan muncul dalam dirinya, dia menjadi resah entah kenapa, seperti kata-kata yang disampaikan oleh anak lelaki dan perempuan itu sangat penting bagi dirinya     

Tapi semakin ia mencoba mengingat, semakin kosong pikirannya tidak ada hal apapun yang bisa ia ingat, jengkel dengan ini dia hanya menjadi pasrah dengan keadaan     

Saat ini cerita Amelia sudah mulai mencapai akhir saat janji antara anak perempuan dan anak lelaki itu di buat, mendengar apa yang dikatakan Amelia seperti sebuah pencerahan ia mendapatkan kembali pendengarannya dari memori itu     

Dan dia menjadi kaget karena apa yang dikatakan Amelia dan apa yang ia dengar dari anak lelaki dan anak perempuan itu adalah kata-kata yang sama     

Entah kenapa dirinya kemudian menjadi terdiam sesaat, seperti mencoba mencerna sesuatu yang baru saja ia dengar     

Sampai ia mendapatkan kembali pikirannya, Jay mengalihkan pandangannya ke arah Amelia yang kini sudah selesai bercerita     

Saat di tatap oleh pandangan penuh harap oleh Jay, Amelia yang melihat tatapan ini menjadi terdiam sesaat juga, kemudian seperti memikirkan sesuatu dia menarik sebuah kalung yang ia kenakan     

Ketika Jay melihat kalung yang di keluarkan oleh Amelia, pupil matanya melebar dan nafasnya terasa berhenti, semua keraguan dan memorinya yang tak lengkap seperti kembali pulih dan menyatu semuannya     

Tanpa pikir panjang lagi, Jay merangkul Amelia ke dalam pelukannya, dan dengan sedikit terisak ia menangis bahagia " akhirnya kamu kembali amellll..." dengan tersedu memeluk erat Amelia di dalam pelukannya     

Amelia yang di peluk oleh Jay, merasakan perasaan bahagia yang tak bisa ia katakan, akhirnya beban yang ia bawa selama belasan tahun, hari ini mampu lepas     

" Ya....aku amelllll....Jay...Amel...muuuu....uuuuuuuuu" kembali menangis di dalam pelukan Jay     

" Tahu kah kamu Amel seberapa aku merindukan mu....tahu kah kamu....."dengan serak Jay berkata kepada Amelia     

" aku tahu....aku...tahu....Jay....aku juga..rindu pada mu..." kata Amelia membalas     

" Ya....akhirnya kamu kembali juga Amel....Terima kasih Tuhannnnn...." berkata dengan suara gemetar menghela nafas syukur     

" Jay....jangan tinggal kan aku....aku sudah tidak punya siapapun....aku hanya...memiliki mu..." mengangkat kepalanya dan memohon kepada Jay     

" Tidak...tidak...Amel....kamu tidak akan pergi lagi....aku akan menjagamu" kata Jay sambil memangku plan wajah Amelia     

Dan tanpa menunggu Amel membalas Jay mencium bibir Amelia     

Terkejut dengan tindakan Jay, tetapi Amel dengan cepat menanggapinya, seperti musim kemarau yang telah berganti dengan musim hujan     

Semua kekeringan yang ada di dalam hatinya, kini telah basah kembali dengan air mata kebahagiaan     

Ingin rasanya ia terus seperti ini, dan tidak mau peduli lagi dengan dunia, yang dimana lebih banyak merenggut kasih sayang dari ya, dia pun takut jika Jay menolak dirinya akan kemana dirinya berjalan     

Tapi kini saat Jay menerima dirinya, dia sudah tidak lagi kawatir dengan apapun, selama ia mampu bersama Jay ia kan melakukannya     

" Ahhh....." keduanya bernapas dengan cepat dan saling menatap, saat ciuman mereka telah lepas     

" Nahhhh....kali ini aku kan memenuhi janjiku untuk membuat mu menjadi pengantinku Amelia, dan kamu tidak bisa lari lagi" berkata dengan wajah penuh keseriusan dan juga penuh kepercayaan diri     

Melihat pernyataan Jay, tidak ada rasa ketidak nyamanan, hanya ada rasa manis di dalam hatinya seperti madu alami yang membuat dirinya benar-benar tenggelam dengan rasanya     

kemudian Keduannya seperti sepasang kekasih yang telah lama tidak bertemu, Keduannya mulai mengenang masa-masa indah saat mereka kecil     

Dan Jay pun menjelaskan keadaannya sekarang kepada Amelia, dan saat Amelia mendengar bahwa kini Jay sudah memiliki dua istri dia kaget, tapi kemudian mengingat kembali perasaan yang ia rasakan     

Amelia dengan teguh dan berani memilih tetap berada disisi Jay, dan dia juga merasa memiliki saudari lain mungkin juga hal yang bagus     

Karena dia terlahir sebagai anak tunggal jadi dia seperti kebanyakan anak tunggal, merindukan memiliki kakak atau adik     

Saat Keduannya sedang asik membahas masa depan Keduannya, tiba-tiba saja terdengar suara pertempuran di luar gedung     

Merasa ada yang tidak beres Jay segera keluar dan meminta Amelia tetap dikamar, sambil ia membuat dua anggota timnya menjaga Amelia     

######     

Saat ini situasi di luar gedung polisi terjadi pertempuran antara anggota tim Jay dengan musuh yang telah lama mereka cari     

" sssss" menjulurkan lidahnya sosok besar ular Sanca sedang menatap kesal ke arah barisan barikade sederhana yang di buat oleh tim Jay     

Terlebih tembakan yang diberikan oleh tim Jay sangat sengit dan membuat dirinya merasakan luka dangkal yang timbul di kulitnya     

" mengaum" dengan kemarahannya sapuan ekor besar dari Sanca menerbangkan sebuah mobil rusak yang terparkir di pinggir jalan menuju ke arah tim Jay     

" Perhatian semuannya, menghindar" suara teriakan Saka terdengar memperingatkan anak buahnya     

"Booommmm" benturan hebat terjadi saat mobil menghantam tembok pagar pembatas Gedung polisi     

" Cepat terus serang, gunakan RPG " perintah saka kepada anak buahnya kembali     

Tak lama dua personil dengan menenteng RPG di punggung mereka segera tiba di atas pagar pembatas Gedung     

" Arahkan ke wajahnya" perintah Saka kembali     

"Baik kapten" menjawab dengan cepat dan tak lama mulai membidik wajah ular Sanca itu     

Disisi lain, anggota tim lain terus menembakan amunisi kepada ular sanca itu, meski tidak membuat mati tetapi cukup untuk membuat luka ringan yang ada di sekujur tubuhnya     

" Bang".....suara tembakan sniper terdengar dan tak lama " aumannnnn" keras dari ular Sanca terdengar     

Ada darah segar mengalir dari salah satu matanya, yang membuat Sanca merasakan kesakitan dan kemarahan     

Saat dirinya mengamuk dan membanting semua benda yang ada di sekitarnya, tak lama suara " swosshhh" dan kemudian di ikuti suara ledakan " Booommmmm" suara amunisi RPG mengenai wajah ular tersebut     

Membuat seketika ular Sanca roboh ketanah, karena luka berat yang di derita, merasa bahwa Sanca besar itu masih hidup     

Saka segera memerintahkan anak buahnya untuk melempar granat " granat.....lempar"     

Kemudian suara ledaka. kembali terdengar " Boom....Bommm...Bommm..." meledakan ular Sanca yang tampak sekarat     

Setelah ledakan usai, sosok Sanca yang besar kini dalam kondisi yang tragis, kepalnya hancur tak tersisa hanya menyisahkan tubuhnya yang penuh dengan luka dan berdarah.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.