Raja Terakhir ( Last King)

Pertempuran di Pegunungan Brono



Pertempuran di Pegunungan Brono

0Di sisilain saat Sang Ratu dan juga adiknya tengah membahas akan evakuasi yang akan dilakukan bagi para masyarakat di daerah perbatasan     
0

Jauh di pedalaman Pegunungan Bruno yang lebat, tampak sebuah daerah yang terbuka di tengahnya, kali ini dari kejauhan terdengar suara deru helikopter yang terbang mendekat     

Perlahan namun pasti sosok bongsor dari helikopter muncul di cakrawala langit, dengan warna putih strip biru di body helikopter dan lambang satu keluarga yang di cetak di ekornya     

Menjelaskan identitas dari siapa pemilik helikopter yang akan segera mendarat di lahan terbuka itu     

Tak perlu menunggu lama, hingga beberapa sosok dengan baju kamuflase militer tampak berjaga di sekitar helipad, dan dari postur serta peralatan yang mereka kenakan     

Jelas bahwa mereka adalah tentara yang terlatih, yang bertugas menjaga tempat tersebut, masih menjadi misteri apa yang mereka lakukan disana     

Yang jelas maksud dan tujuan mereka adalah sesuatu yang buruk bagi kerajaan Cempaka, saat helikopter mendarat dan berhenti, tiga sosok keluar dari dalam helikopter     

Satu pria paruh baya berjas, dan dua sosok muda berjenis kelamin laki-laki dan perempuan yang bertugas sebagai bawahan     

" Selamat datang tetua, semua persiapan telah selesai dilakukan" jawab kapten penjaga memberi hormat kepada pria paruh baya     

" Bagus, kali ini aku membawa dua junior untuk berpartisipasi dalam misi ini, jadi kalian juga harus menjaga keselamatan mereka" perintah sang Tetua     

" Baik Tetua lakasanakan" kemudian menunjukan jalan untuk menuju tempat rahasia mereka     

Berjalan melewati jalan setapak yang tampak belum lama di buat, rombongan mereka berjalan selama beberatus meter, hingga tak lama tenda besar berada di depan mereka     

Dengan penjagaan ketat di sekitarnya, mereka masuk ke dalam tenda, dan apa yang menyambut mereka adalah berbagai instrumen canggih dengan beberapa monitor yang terpasang di atas meja     

" Nah kalian sudah tahu kan apa yang harus dilakukan, jadi bersiaplah dimasing-masing posisi" perintah Tetua kepada dua junior yang ia bawa     

" Baik Tetua, kami tahu apa yang harus dilakukan" jawab mereka serentak, kemudian duduk di masing-masing bangku yang tersedia dengan sebuah monitor     

Tak lama mereka menyambungkan monitor dengan Laptop yang mereka bawa, membuka serangkaian kode tertentu, mereka berdua kini sibuk mengetik dengan cepat     

Dan tak lama suara mereka terdengar " Kami berhasil memasuki program tetua" jawab seorang junior laki-laki     

" Baiklah maka hitung mundur satu jam dan operasi air bah dimulai" jawab tetua itu dengan nada sinis dan menantikan sesuatu     

" Baik Tetua kami laksanakan"     

####     

Di sisilain di daerah perbatasan antara pegunungan Bruno dengan tembok raksasa yang telah dibangun oleh para prajurit dan masyarakat     

Kini berdiri di atas tembok, sosok pria tegap paruh baya dengan dua ajudan prianya " Jenderal semua persiapan telah selesai di lakukan" jawab seorang ajudan     

" Bagus kalo begitu, kita bisa mulai membuat perangkap di depan tembok, sebagai penghalang tambahan "     

" Jenderal, laporan dari Ibu kota, kita diminta mulai mengevakuasi warga secara bertahap" jawab seorang ajudan yang lain     

" Oh perintah evakuasi sudah turun, baiklah kalo begitu, kamu bertugas untuk mengkordinir Ranu, dan kamu Ragil buat persiapan dalam jebakan di depan tembok, dan buat sebanyak dan secepat mungkin" perintah jenderal kepada kedua bawahannya     

" Siap laksanakan tugas Jenderal" jawab Keduannya serempak     

Maka di mulailah dua kegiatan besar-besaran setelah menyelesaikan proyek pembangunan tembok raksasa yang panjangnya puluhan kilometer ini     

Di mulai dengan memisahkan lansia dan anak-anak beserta wanita, secara bertahap dan tertib masyarakat di evakuasi dari kota perbatasan yang ada     

Sedangkan untuk kaum lelaki usia dia atas 20 tahun, mereka diwajibkan untuk membantu membuat jebakan berupa, palang kayu tajam dan berbagai jenis jebakan lain yang berukuran besar guna mengantisipasi terjadinya serangan     

Dan hal ini berlanjut selama sehari penuh, dan dengan jumlah personil yang terlibat kecepatan baik evakuasi maupun pembuatan perangkap menjadi jauh lebih cepat     

Hingga malam, ratusan jebakan yang berjarak puluhan kilometer di sepanjang tembok berhasil di bangun, dan untuk evakuasi warga yang ada, sudah lebih dari separuh yang telah di evakuasi     

Jika bukan karena zombie yang menghadang Sepajang jalan, mungkin evakuasi akan segera selesai dilakukan pada hari itu, dengan menggunakan ratusan bus dan truk militer yang telah disiapkan, tiga gelombang evakuasi telah dilakukan     

Hingga pagi menyingsing di hari berikutnya, proses evakuasi kembali dilakukan, dan tepat saat waktu tengah hari berlangsung proses evakuasi anak-anak, perempuan, dan lansia telah selesai di lakukan     

Dan jebakan yang telah dibuat mendekati ribuan jebakan, hingga laporan darurat diterima oleh tim pengintai di dalam pegunungan Bruno     

Mengenai pergerakan masif dari para binatang yang menuju ke arah perbatasan, proses pembuatan jebakan di hentikan, dan semua personil memasuki tembok bersiap untuk bertempur     

" Jenderal kabar buruk, tim pengintai melihat indikasi adanya pergerakan dari para binatang berbagai jenis yang bergerak menurun menuju tembok"     

" Apa kalian sudah pastikan kebenaran kabar tersebut?" tanya kembali sang jenderal     

" Sudah jenderal, sudah dikonfirmasi ulang tentang berita ini, dan benar adanya" jawab sang ajudan     

" Kalo begitu, buat persiapan awal dan perintahkan semua prajurit untuk bersiaga, dan persenjatai para lelaki guna terjadi hal yang tak diinginkan"     

" Siap jenderal, laksanakan perintah " jawab ajudan     

Maka di sepanjang tembok puluhan kilometer, mulai terlihat kesibukan dari para prajurit yang telah menaikan berbagai senjata dan juga peralatan yang diperlukan dalam menghadapai gelombang binatang evolusi     

Deretan senjata berat dan ringan yang disiapkan sebagai panah untuk menyambut para binatang telah disiapkan, dengan ratusan arteliri dan juga roket serta mortir yang tersebar di sepanjang tembok     

Memberikan dukungan pukulan kepada para prajurit yang telah bersiap di atas tembok dengan memegang senjata Laras panjangnya     

Dan disisi lain, para lelaki dari berbagai usia yang masih tertinggal mulai, diberi senjata dengan sepesifik yang lebih rendah, dan berdiri di lapisan ketiga sebagai pendukung dalam pertempuran yang akan segera terjadi     

Saat tim pengintai keluar dari dalam pegunungan, sambil mengabarkan gelombang binatang yang akan tiba dalam 20 menit kepada para pembela di atas tembok     

" Lapor jenderal tim pengintai telah kembali, dan dipastikan gelombang binatang evolusi akan tiba dalam 20 menit"     

" Baik kalo begitu perintahkan para prajurit untuk makan bekal mereka dulu" jawab sang jenderal     

Mendengar perintah jenderal, sang ajudan menjadi bingung dan terdiam untuk sesaat " bukankah saya memberi perintah"     

" Ahhh...baiklah Jenderal kalo begitu" jadi di tengah situasi yang mencekam, prajurit yang tengah gugup kini memiliki ekspresi yang berbeda dan kompleks     

Karena mereka diperintahkan untuk makan dan mengisi perut mereka, tapi tak lama melihat satu persatu temannya makan, maka yang lain pun ikut makan, hingga adegan makan dari puluhan ribu prajurit di atas tembok kota tampak sepektakuler.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.