Latihan IV
Latihan IV
Hingga dirinya kemudian dengan rileks mulai memasuki keadaan setengah tidur, dan dalam tidurnya ia tidak memiliki pikiran yang kacau
Yang ada adalah dirinya penuh dengan pikiran hangat dan Yaman seolah- olah dia sedang berjemur di pinggir pantai dan meminum air kelapa yang segar
Jadi dia merasa sangat rileks dan santai tanpa beban apapun, dia hanya tahu bahwa dirinya tidak memiliki pikiran yang ruet dan dia dalam suasana hati yang sangat baik
Sehingga ia hanya betah dalam keadaan ini dan tidak ingin bangun dari kondisi yang Yaman saat ini
Dan keadaan yang dirasakan Jay terus berlanjut hingga waktu yang tak bisa di jelaskan, semuannya berjalan begitu saja dan di dalam dunia impiannya
Jay kini telah tertidur dalam waktu yang lama, ketika ia membuka mata dan menatap langit yang ada di depannya
Seketika Jay menjadi kaget, karena dimana langit biru dan udara yang hangat, kini berubah menjadi langit yang mendung dan gelap
Disertai dengan ombak yang terus menerjang dengan keras, sama-samar ada kilatan petir yang menyambar di kejauhan
Dan Jay yang melihat ini menjadi bingung dan tanpa sadar menjadi takut karena melihat ke sekelilingnya ia tidak menemukan tempat untuk berteduh
Takut akan badai dan juga petir yang akan segera datang, Jay segera berlari ke arah dalam dari pantai dan mencoba mencari tempat yang layak untuk berlindung diri
Berlari kesana kemari Jay seperti orang tersesat yang berlari tanpa tau tujuannya, sampai saat dirinya tersandung batang kayu dan jatuh
Jay merasakan sakit di kakinya baru ia mulai pulih dengan perlahan dan menyadari bahwa ia berlari tanpa tau tujuan
Merasa bahwa sikapnya tidak benar Jay sejenak menghembuskan nafas untuk menenangkan diri dan pikirannya
Sesudah ia mendapatkan kembali kekuatannya, Jay kemudian mencoba melihat kesekelilingnya, dan apa yang ia lihat membuat hatinya senang
Karena tidak jauh dari posisinya, ia melihat sebuah goa yang memiliki mulut lubang yang berukuran sedang, mendekati tanpa banyak berpikir
.Dan setelah ia tiba di depan gua, ia melihat bahwa gua itu tidak begitu besar hanya tinggi 1,5 M dan panjang ke dalam 4 M, tapi kondisi ini
Sudah menjadi baik bagi Jay, karena tanpa tempat perlindungan jelas ia akan menghadapi badai yang ganas
Setelah memeriksa gua dan tidak menemukan sesuatu yang berbahaya, Jay segera mencari daun kering serta kayu kering untuk membuat api di dalam
Dan setelah bergegas denga. terburu-buru ia mendapatkan apa yang ia butuhkan, tetapi kali ini ia sadar ada yang kurang, tidak ada makanan dan air minum
Bagaimana ia bisa bertahan tanpa kedua barang itu, jadilah ia kembali keluar gua untuk mencari, tapi kali ini gerimis mulai turun
Menandakan bahwa badai sudah dekat, bergegas mencari di sekitar gua, beruntung ada pohon kelapa yang tumbuh bengkok ke arah tanah
Dan melihat buahnya yang banyak Jay tahu dia terselamatkan, jadi segera tanpa banyak penundaan
Dia memetik kelapa sebanyak yang ia bisa dan segera membawanya ke dalam gua, setelah berhasil memindahkan kelapa
Jay kemudian melirik tidak ada alas baginya untuk tidur, dan kembaki dia keluar dan berlari ke arah yang berbeda dari saat ia menemukan pohon kelapa
Kali ini dia beruntung kembali, karena dia melihat beberapa pohon pisang, dan masih ada buahnya yang matang
Tanpa penundaan, menggunakan batu runcing yang ia temukan di dalam gua, ia segera memotong daun pisang sebanyak yang ia lihat
Dan tak lupa memotong buah pisang yang telah masak, setelah ia membawa buah pisang ke dalam gua, ia sadar masih kurang kayu dan daun kering yang ia kumpulkan
Jadi dalam keadaan gerimis ia mencari kembali kayu dan daun kering tapi karena hujan gerimis yang mulai deras, daun kering tidak ada lagi, jadi dia mengalihkan kayu yang tidak terlalu basah dan juga kering
Membawanya kembali ke dalam gua, Jay merasa sudah cukup persiapannya dan benar saja setelah ia beristirahat sejenak sambil menyalaka api, hujan lebat disertai petir menerjang
Dan di luar gua tampak kilatan - kilatan petir yang menyambar ke segala arah, dengan suara ledakan yang menggelegar
Membuat jantung Jay berdetak kencang, karena merasakan perasaan takut dan bahaya, tanpa banyak penundaan Jay hanya mencoba menghangatkan diri di atas api yang ia buat
Sambil tak lupa berdoa kepada Tuhan untuk meminta perlindungan dan pertolongan, dan seperti sebuah keajaiban perasan takut dan juga gelisah yang menyelimutinya
Perlahan mulai menghilang, dan menyadari hal ini Jay tahu bahwa doanya dikabulkan, bersyukur atas pertolongan Sang Pencipta Jay kemudian merasa perutnya lapar
Menatap belasan kelapa hijau yang berada tak jauh darinya ia tersenyum, dan memilih satu yang paling besar, mengupas menggunakan batu runcing yang ia miliki
Segera perlahan namun pasti, sabut kelapa menjadi bersih, menusuk batu runcing ke batok kelapa samar-samar air keluar dari sana
Beruntung karena ini kelapa muda sehingga batok nya tidak sekeras yang tua, dan hanya membuat batu runcing yang ia miliki
Membuka batok kelapa dengan usaha yang lumayan, dan tak lama aliran deras air kelapa muda keluar, tak mau menyiapkan Jay meminumnya dengan puas
Setelah meminum semua air kelapa kini saatnya memakan kelapa muda, dan tanpa banyak usaha membuka batok kelapa menjadi dua
Daging putih nan lembut dari kelapa muda tersaji di hadapannya, tak bisa menahan rasa lapar Jay segera mengerok daging kelapa muda menggunakan pecahan batok yang ada
Dan memasukan daging segar putih ke dalam mulutnya rasa kenyal bercampur manis dan segar memenuhi tenggorokannya
Merasakan rasa yang lezat, tanpa penundaan Jay mengerok sisa daging kelapa yang ada, merasa kurang akan kelapa muda yang ia makan
Ia membuka lagi satu kelapa dan kali ini menggunakan batik kelapa yang telah ia makan, ia menampung air kelapa yang ada
Karena ia merasa hanya ingin memakan kelapa jadi dia menyisihkan air kelapa ya, untuk nanti saat ia merasa haus
Setelah memakan dua kelapa, ia merasa puas dan beristirahat di atas daun pisang yang telah ia petik
Tak lupa memanaskannya sejenak dia atas api untuk membuatnya lebih lemas dan tidak mudah sobek
Dan setelah melakukan itu semua, karpet sederhana dari daun pisang yang berwarna agak gelap siap dipakai
Merebahkan tubuhnya di atas daun pisang, meski tidak Yaman tetapi lebih baik daripada dia harus menyentuh lantai secara langsung
pikir Jay
Apalagi ia membuat beberapa lapis karpet daun pisang sehingga daun pisang yang ia tiduri agak tebal dan membuat lebih Yaman.