Raja Terakhir ( Last King)

Hari H (7)



Hari H (7)

0Saat tiga penjaga nampak cemas, dari arah dalam hutan, tampak pergerakan yang tiba-tiba, melihat ini ketiganya saling memandang dan kemudian bersiap untuk bertarung     
0

Namun saat melihat dua sosok yang ada di pohon yang tinggi, segera kewaspadaan mereka menghilang, diganti dengan sukacita     

Karena akhirnya sebelum di detik terakhir makan siang     

Mereka melihat Budi dan Dave yang telah kembali, sambil menyapa dan sedikit mengobrol, mereka melihat sudah tiba waktunya bagi mereka pergi mengawal para warga kembali ke desa     

Jadi dalam perjalanan, mereka sedikit menjelaskan tentang apa yang mereka alami dan saksikan, setelah mendengar sedikit uraian dari Dave dan juga Budi     

Mereka bertiga hanya bisa mendesah dan menggelengkan kepala, ternyata memang bahaya tepat di depan mereka, belum lagi kali ini dari diskripsi yang dijelaskan oleh Dave dan Budi     

Musuh ini harus menjadi musuh yang kuat, sebab dapat membuat seisis hutan bermigrasi jelas ini adalah hal yang luar biasa, dan tak bisa dilakukan oleh     

Mereka yang tak memiliki kekuatan dan kualifikasi, jadi bisa dibilang ini adalah kelas berat, dan untuk itu laporan kepada sesepuh dan kepala desa perlu diberikan     

Tak perlu terlalu lama kurang dari 10 menit, mereka tiba di desa lewat pintu belakang, menuju ke arah tempat pengumpulan batu, untuk menurunkan     

Dan tiba ditempat pengumpulan, jelas terlihat tumpukan batu yang menggunung, dari sisi ke sisi lain, maklum saja hampir 500 gerobak sapi     

Telah menurunkan muatannya disini, jadi bisa dibayangkan seberapa banyak dan luasnya bebatuan yang telah disetorkan dan diturunkan di tempat tersebut     

Setelah batu diturunkan, mereka kembali melanjutkan dengan membersihkan diri mereka terlebih dahulu, sebelum datang ke tempat mereka akan makan siang     

Kali ini tempat makan siang tak berada di depan halaman rumah kepala desa, namun saat ini mereka berada di sebuah aula desa yang dibangun terbuka     

jadi para warga duduk mengelilingi masakan yang ada di tengah aula, kemudian bergantian untuk mengambil makanan, dan memakannya secara bersama-sama     

adapun alasan kenapa dipilihnya tempat ini adalah, karena tempat yang luas dsn juga mudah dibersihkan, karena makan siang jelas adalah waktu dimana     

Puncak kerjaan dilakukan, dan tentu saja membuat kotor pakaian dan tubuh mereka, jadi jika ditaruh di atas karpet depan rumah kepala desa, jelas akan membuat repot dan kotor     

Karen harus mencuci setiap kali mereka akan makan, karpet yang telah digunakan, jadi aula desalah yang dipilih kali ini, karena tempatnya memiliki bangku yang terbuat dari beton melingkar     

Dan halaman yang luas, terlebih ini dapat menampung seluruh warga desa yang ada, jadi lebih Yaman dan mudah dibersihkan, saat akan makan dan setelah selesai makan     

Karena alasan tersebut lah, bisa dikatakan kebersihan saat makan di desa adem tetap bisa terjaga dengan baik, dan tidak merepotkan para wanita dalam membersihkan selanjutnya     

Dan ham ini jugalah yang dipikirkan para lelaki, mereka makan dengan mudah dan tak terlalu memikirkan tempat, asal ada makanan dan minuman yang diberi alasan     

Mereka merasa cukup, karena tahu saat ini dalam keadaan darurat jadi perlu kesadaran bahwa ini semua demi kebaikan bersama yang mereka kerjakan     

Kembali ke desa dimana saat ini para warga desa yang tengah beristirahat, saat ini terlihat sibuk mengantri dengan sabar, untuk menerima makan siang mereka     

Adapun menu kali ini adalah menu berkuah dengan buah, dikarena cuaca panas dan gampang haus, menjadikan para pekerja jelas kehabisan air di dalam tubuh mereka lebih cepat     

Jadi mereka mengisi makanan yang dapat dimakan dengan Yaman di saat cuaca panas ini, bersama itu mereka juga tak lupa membuat potongan buah segar seperti semangka dan melon     

Untuk melepas dahaga dan panas dari cuaca yang menyengat, sambil makan dan berbincang, di sebuah ruangan yang terletak di dekat aula desa, nampak Budi dan Dave yang kini sedang berbicara dengan sesepuh dan kelapa desa     

Disana mereka menjelaskan temuan mereka, bersama hal tersebut, mereka juga tak lupa menggambarkan situasi dengan jelas kepada kelapa desa dan sesepuh     

#######     

Di tempat yang jauh di benua lain     

Hamparan Padang rumput yang luas dengan berbagai binatang ternak yang asik merumput     

membawa citra harmonis ke dalam alam     

di sebuah pohon Jambu di pinggir Padang rumput     

tidur seorang anak remaja berjenis kelamin perempuan     

nyaman dengan postur tubuhnya yang berbaring di cabang yang cukup lebar     

sambil menikmati jambu yang dia makan     

dengan perawakan yang baik untuk anak seusianya, dia terlihat cantik     

dengan bulu mata yang lentik hidung yang mancung dan bibir yang mempesona     

menjadi cikal bakal dari wanita cantik ketika dewasa     

selaras dengan rambutnya yang merah matanya memiliki pupil dan retina yang berwarna merah     

Dengan warna merah permata menjadikannya tambah mempesona     

Baju yang polos dengan motif api yang terbuat dari sutra yang halus tidak dapat menutupi bentuk tubuhnya yang berkembang     

dengan celana pendek yang di atas lutut     

memperlihatkan kaki putih yang ramping dan mulus     

dengan rambut merah yang tergerai rapi menambahkan aura seorang wanita kecil yang cantik     

" Miraaaaaa cepat turun dari pohon dan kembali bersama Ibu untuk pulang makan siang" terdengar suara seorang wanita dewasa yang memenggil dari bawah pohon     

" ahhhhh, iya Bu Mira turun sebentar" melompat dari atas pohon setinggi 3 M     

" haaaa" menghela nafas terdengar dari Ibunya     

" kamu ini anak perempuan tapi sikapmu seperti anak lelaki, manjat pohon melompat dan lihat pakaian mu" menatap sambil menggelengkan kepala     

dengan sosok yang matang dan dewasa wajah yang menawan serta aura yang penuh keibuuan namun memiliki daya tarik yang kuat untuk lawan jenis     

menjadikan seorang wanita yang sangat mempesona di usia yang menginjak akhir 20 an     

" ahhhh Ibu, sudah lah ayo pulang jangan bahas masalah itu lagi, Mira laper nih bu" menjawab mencoba mengalihkan perhatiannya ibunya     

" ya sudah ayo pulang, kita makan bersama nenek serta kakek mu sudah menunggu" menggandeng tangan Mira dan membawanya menuju rumah.     

########     

Di sebuah pinggir danau yang indah dengan warna hijau airnya, menjadikan danau itu terlihat indah seperti zamrud hijau     

Terdapat hamparan rumput hijau yang luas sepanjang mata membentang dengan pohon Cemara tinggi yang mengelilingi danau di sekitarnya     

Terdengar suara kicauan burung dari atas pohon Cemara seakan bernyanyi menyambut kehangatan musim semi     

Ada kelinci, kijang, dan burung merak yang sedang asik bermain dan minum dipinggir danau menambah keberagaman mata untuk melihat     

Berlari dengan tergesa gesa tampak seorang remaja perempuan berusia belasan tahun dengan pakaian yang berwarna hijau dan rambut yang di kuncir, menambah feminitas yang terlihat dari dirinya     

Dengan warna mata hijau dan lesung kecil pada pipinya ditambah dengan bibir kecil yang tipis dan alis yang tebal membuat setiap orang yang melihatnya akan jatuh hati.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.