Desa Adem III
Desa Adem III
Dengan diiringi doa oleh seluruh warga desa, tampak suasana yang penuh semangat bukan hari seperti perpisahan, karena mereka yakin bahwa ke 5 orang ini pasti akan kembali dengan selamat ke desa
Jadi tak perlu bersedih dan juga melepas air mata, karena mereka pergi bukan karena terusir tapi pergi demi menjalankan misi penting untuk seluruh warga desa
Dan hal tersebut jelas dalam pikiran setiap warga mereka tidak melepas para pecundang tapi mereka melepas para pahlawan, yang mau berjuang dan berkorban bagi desa mereka
Sehingga setelah melihat 5 orang tersebut keluar dari desa, mereka segera kembali beraktivitas sesuai dengan apa yang dijadwalkan oleh para tetua desa
Tentu saja suasana menjadi jauh lebih bersemangat karena mereka tak bisa kalah dengan ke 5 orang tersebut, yang kini telah pergi jauh ke dalam wilayah musuh
Yang penuh dengan bahaya yang tak diketahui, sehingga dalam hal ini, setiap warga desa baik laki-laki ataupun perempuan, memiliki perasaan tanggung jawab yang lebih bagi mereka
Yang ini menjelaskan dengan sangat bahwa tidak boleh ada penyia-yiaan dalam usaha membangun tembok pertahanan desa, karena jelas bagi semua warga
Apa makna dari membangun tembok ini, dan apa tujuannya dibangun bersama hal tersebut para warga juga saling bahu membahu dan bergotong royong
Dalam menyelesaikan setiap permasalahan yang ada dan ditemui saat proses pembangunan pertahanan tersebut
Jadi tak ada orang malas di desa dan juga tak ada orang yang hanya melihat tanpa melakukan sesuatu semuanya bahu membahu berpacu dalam waktu
Karena mereka sadar kini yang mereka kurang adalah waktu untuk persiapan, tapi meski begitu mereka bekerja lebih giat demi menyelesaikan, setidaknya benteng pertama bagi mereka
Sehingga bisa dikatakan pengerjaan pembangunan tembok desa ini berjalan 2x lipat dari hari sebelumnya dan dengan semangat yang membara, mereka semua lelah dan tersenyum
######
Di sisi lain di tim 5 orang yang saat ini pergi menuju ke arah kecamatan, disepanjang jalan yang mereka lalui, mereka melihat beberapa tindakan kecelakaan yang terjadi di beberapa titik persimpangan jalan
Berbeda dengan rencana awal, rencana mereka kali ini mengharuskan mereka berjalan di jalan raya yang menghubungkan kecamatan dan desa yang ada di wilayahnya
Dan jalan inipun juga jalan yang menghubungkan antara kecamatan dengan kota terdekat yang ada, hanya saja jalannya tidak begitu baik saat beberapa kilometer jauh dari kecamatan
Hanya jalan berbatu yang dihaluskan yang menjadi akses lanjutan menuju desa-desa terpencil seperti desa Adem, hal ini terjadi karena pemerataan ekonomi yang belum menyeluruh
Terlebih beberapa oknum korup selalu ada di setiap lembaga dan kantor pengurusan birokrasi, jadi wajar jika masalah ini muncul
Dan warga pedesaan pun tahu, tetapi meski begitu mereka hanya diam saja, bukan karena takut, tapi lebih tepatnya malas, karena sudah ada beberapa kali laporan tapi seolah tuli
Kantor kecamatan tak ada respon, begitu juga dengan perkotaan tak ada respon yang diberikan hanya ada senyum palsu dari petugas di depan yang menyampaikan bahwa pengaduan tersebut akan segera dilaporkan
Tetapi sampai pada akhirnya tak ada laporan yang direalisasikan, sehingga warga menjadi malas dan dengan sadar tak mau mengusik hal tersebut
Toh mereka tidak terganggu, terkecuali saat mereka pergi ke kecamatan dan juga ke kota, meski begitu warga desa ini juga terbilang pintar dan berani
Mereka menyadari jalan tak dibangun dan sekolah serta pelayanan kesehatan tak mereka terima, namun pajak masih harus terus mereka bayar
Jadi puluhan desa terpencil sepakat, bahwa mereka tidak akan membayar pajak lagi, karena tidak ada artinya, tak ada kesejahteraan yang mereka dapat
Hanya rasa sakit karena dimanfaatkan yang mereka sadari, meski begitu bukannya dasar para birokrat ini menjadi semakin gila dalam bertindak dan memeras
Mereka mencabut listrik yang menghubungkan ke desa, mendapatkan perlakuan seperti ini, mereka tak gentar justru balik menutup jalan yang mengakses ke daerah-daerah mereka
Jika ini hanya dilakukan satu atau beberapa desa jelas Tak akan berdampak luas, tetapi saat dilakukan puluhan desa dengan jumlah mencapai puluhan ribu orang
Jelas sekali masalah ini ada di level yang berbeda yang diremehkan oleh para birokrat, untuk itu setelah desa menutup akses jalanr perekonomian kecamatan menjadi menurun derastis dan suplai makanan ke kota juga berkurang
Hal ini jelas karena pasokan utama makana di daerah sekitar dan kota terdekat berasal dari pedesaan tersebut, dengan mogognya mereka dan menutup akses jalan
Sudah jelas membuat para tengkulak yang biasanya bermain seenakanya gigit jari, dan merasa tak berdaya, meski mereka mencoba menggunakan metode kekerasan
tetapi ketika di balas oleh ribuan orang mereka tak sanggup, apalagi saat mereka mengobrak Abrik rumah mereka rasa takut segera membuat mereka menyerah
Bersama hal tersebut, para birokrat korup itu mencoba membujuk mereka dengan beberapa iming-iming tapi sayang mereka warga desa yang telah bersatu tak bodoh
Hingga akhirnya masalah ini semakin besar karena warga di kecamatan dan dikota mulai membuat protes kepada bagian briokrasi, tentang kelangkaan dan kenaikan yang tak terkira
Di wilayah mereka, karena hal ini semakin besar otomatis media mulai meliput dan dari sana , investigasi yang dilakukan oleh reporter menemukan
Sesuatu yang mengejutkan akan perilaku dari para birokrat korup di kecamatan dan kota, hingga pada akhirnya dugaan korupsi ini tercium oleh pengawas kota
Dan segera tim pengawas datang dan menyelidiki kecamatan Yang ada serta beberapa oknum birokrat yang ada di kota, yang berkaitan dengan permasalah yang ada di desa
Tak lama kemudian kasus itu terkuak camat beserta jajarannya terbukti mengkorupsi dana pembangunan, pendidikan dan kesehatan, bersama hal tersebut oknum birokrat yang ada di kota juang ditanggap
Atas dugaan penyelewengan dana dan korupasi akan dana desa, karena hukum kerajaan Muria menyatakan hukuman mati bagi para terpidana, jika jumlah yang dikorupsi mebihi batas tertentu
Maka diputuskan kasus korupsi dana desa tersebut dinyatakan cukup untuk membuat hukuman mati bagi para koruptor tersebut, melihat berita yang ada di tv para penduduk desa menjadi senang dan bersorak
Karena perjuangan mereka tak sia-sia dalam menghadapi para birokrat yang korup dengan kekuasan dan juga uang, disisi lain setekah kasus diselesaikan, warga desa kembali membuka blokade, dan kelangkaan makanan juga mulai teratasi
Dengan dibangunnya koperasi desa terpencil yang mengatur langsung makanan yang dihasilakan oleh masyarakat langsung ke pasar atau konsumen
Tidak lagi lewat tengkulak yang sebenarnya menaikan dan menurunkan harga para petani.