Kujual Diriku Untukmu, Tuan Tang

Siapa yang Melakukannya? (5)



Siapa yang Melakukannya? (5)

0Tang Yu menepuk pantat Pei Qiqi. "Nakal."     
0

Pei Qiqi terkekeh pelan, lalu mengulurkan tangannya untuk memeluk Tang Yu erat-erat. "Tang Yu, bagaimana aku bisa begitu bahagia?"     

Tuan Tang berdiri tegak dan mencubit pipi gembil gadis kesayangannya ini, lalu dia berdeham ringan. "Nona Pei, aku hanya bisa bilang bahwa kamu tidur dengan pria yang tepat pada waktu itu."     

Pei Qiqi memelototinya.     

Tang Yu menatapnya. "Bukankah kamu yang menerobos masuk ke kamarku pada saat itu? Bukankah kamu yang merabaku dan menciumku, hmm?"     

Tang Yu memamerkan sikapnya yang tinggi lagi.     

Setiap kali Tuan Tang menggertak Pei Qiqi, dia menunjukkan ekspresi seperti ini.      

Pei Qiqi sebelumnya selalu termakan sikapnya yang suka menindas itu, tetapi sekarang dia sudah bisa bersikap masa bodoh. Dia justru memeluk suaminya itu dengan nakal. "Tidak, jelas-jelas kamu yang tidak bisa tahan dengan godaan!"      

Pei Qiqi memeluk Tang Yu dengan perut buncit di antara keduanya, terlihat lucu dan menggelikan.     

Tang Yu meletakkan jarinya di atas perut Pei Qiqi dan tersenyum. "Tunggu sampai anak kita lahir. Aku akan membuatmu tahu apakah aku tahan godaan atau tidak."     

Hanya dengan mendengarkannya saja, Pei Qiqi dapat membayangkan adegan yang tak terhitung jumlahnya… Di kamar mandi, di sofa, di lantai kamar tidur… bahkan di depan cermin ruang ganti.     

Dia memeluk Tang Yu erat-erat dengan nakal. "Tidak boleh."     

"Kalau begitu, aku akan menggoda bayi kita nanti malam, ya?" Tang Yu menempelkan bibirnya dan berbisik di daun telinga Pei Qiqi. Seusai berkata begitu, dia mendapati telinga gadis itu memerah menahan malu…     

Dia mengulurkan tangan untuk mengusap-usapnya, lalu tertawa…     

Di sore hari, ketika Pei Qiqi sedang tidur siang, Tang Yu keluar sebentar.     

Dia tahu bahwa Nyonya Shen tinggal di rumah lain milik Keluarga Shen sekarang. Adapun untuk alasannya, mungkin sama dengan apa yang dia lihat hari ini.      

Bel pintu berdering beberapa kali. Seorang pembantu rumah datang untuk membukakan pintu. Dia terlihat tidak terkejut saat melihat Tang Yu dan mengatakan bahwa nyonyanya sudah menunggu dari tadi.     

Tang Yu berjalan masuk, dan melihat Nyonya Shen duduk di sofa tanpa mengucapkan sepatah kata pun, dengan ekspresi serius.     

"Bibi Shen." Tang Yu duduk di seberangnya. Pembantu membawakan secangkir teh untuknya.     

Nyonya Shen hanya mengangkat pandangannya. Tang Yu belum bertemu dengannya selama lebih dari setengah bulan, namun wajahnya sudah banyak berubah. Penampilannya tampak lemah lembut, jauh berbeda dari sebelumnya.     

Nyonya Shen berujar dengan tenang dan tanpa emosi apa pun, "Aku tahu apa yang ingin kamu tanyakan. Tang Yu, aku tidak tahu apa-apa, juga tidak bisa mengatakan apa-apa…"     

Tang Yu memperhatikan mata Nyonya Shen, melihat keputusasaan dan depresi yang dalam.     

Tidak ada secercah cahaya, dan tidak ada harapan sedikit pun di dalam sana.     

"Bibi Shen," panggil Tang Yu dengan susah payah. Pada saat masih berusia 20 tahun, dia menghadapi sekelompok orang luar negeri berambut pirang di meja negosiasi tingkat tinggi internasional. Pada saat itu, dia tidak merasa kesulitan sama sekali.     

Karena dia bisa menentukan apa yang diinginkan orang-orang itu. Orang-orang itu punya pandangan untuk masa depan.     

Sementara Nyonya Shen tidak ada.     

Awalnya, di dunia wanita itu hanya ada Keluarga Shen dan Shen Zhongshan, sedangkan sekarang tidak ada harapan apa pun.      

Tang Yu tidak dapat mengatakan sesuatu yang lebih untuk meyakinkannya. Tanpa Shen Zhongshan, Nyonya Shen tidak akan mengkhianati putrinya.     

Tang Yu merasa bahwa kedatangannya ini salah.     

"Aku akan membantu mencarikan dokter spesialis dari Amerika untuk Paman Shen." Dia bangkit, lalu berujar kembali, "Bibi Shen, Jin Rong akhirnya sudah bangun. Aku percaya bahwa keajaiban juga akan terjadi pada Paman Shen suatu hari nanti."     

Pandangan Nyonya Shen tertuju ke wajah Tang Yu. Setelah beberapa saat, ada secercah harapan di mata tuanya itu.     

Namun, tak lama kemudian, harapan itu padam lagi.     

Dia terus menatap Tang Yu…     

Tang Yu menghela napas dalam hati. Pada saat ini, kebetulan ponselnya berdering. Sebelum dia sempat menjawab panggilan tersebut, pintu didorong terbuka.     

Orang yang muncul di ambang pintu adalah Shen Lian.     

Ekspresinya linglung, dan rambutnya juga berantakan. Tatapannya menyapu ke arah Tang Yu dan ibunya secara bergantian.     

Pada akhirnya, pandangannya tertuju ke wajah Tang Yu. Suaranya terdengar serak dan terselipkan amarah, "Tang Yu, untuk apa kau datang menemui ibuku?"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.