Kujual Diriku Untukmu, Tuan Tang

Shen Lian Diperkosa (2)



Shen Lian Diperkosa (2)

0Shen Lian berteriak pada Nyonya Shen, "Bu, kenapa kamu tidak peduli padaku? Tidakkah kamu ingin bertanya apa yang terjadi padaku?"     
0

Nyonya Shen hanya diam saja, dan masih duduk di sana.     

Dia sedang menonton televisi yang menayangkan sebuah drama dengan latar belakang dinasti feodal Tiongkok kuno.     

Judulnya 'Pertempuran Perebutan Warisan'.      

Nyonya Shen bergumam seolah berbicara dengan diri sendiri, "Kejam sekali, bahkan dia membunuh ayah dan saudaranya sendiri."     

Seakan tidak merasakan apa pun, dia terus menonton televisi sambil bergumam pada dirinya sendiri.     

Sekujur tubuh Shen Lian terasa sedingin es. Dia perlahan berjalan mendekat. Kulit di telapak kakinya sudah robek, dan setiap langkah terasa menyakitkan.     

Dia mematikan televisi.     

Semua suara hilang.     

Setelah itu, keheningan menyelimuti mereka berdua.     

Shen Lian berdiri di antara televisi dan Nyonya Shen. Wajahnya sangat kotor karena dipenuhi keringat bercampur tanah. Suaranya terdengar serak nan kering. "Bu, aku diperkosa."     

Nyonya Shen masih duduk tegak, dan wajahnya bahkan tidak menunjukkan respon apa pun.     

Setelah terdiam untuk waktu yang lama, dia baru mengangkat pandangannya dan melihat Shen Lian dengan tatapan kosong. "Ayahmu harus minum obat. Aku akan mengambilkan untuknya. Jangan sampai salah obat lagi."     

Nyonya Shen berjalan sambil berbicara pada dirinya sendiri, "Tidak boleh sampai salah obat lagi. Zhong Shan, aku akan memperhatikanmu baik-baik. Kali ini, kamu tidak akan minum obat yang salah."     

Dia bergumam tanpa henti dan berjalan ke lantai atas secara perlahan, tanpa melihat Shen Lian sedikit pun.     

Baru kemudian Shen Lian mengetahui bahwa Nyonya Shen sudah kehilangan akal sehatnya. Dia tidak normal, terkadang baik dan terkadang buruk!     

Pada saat ini, Shen Lian melihat Nyonya Shen naik ke lantai atas. Seluruh tubuhnya gemetar tak terkendali...     

Dia telah diperkosa, tetapi ibunya seolah tidak mendengar aduannya. Di dalam hati Nyonya Shen hanya ada Shen Zhongshan dan Shen Zhongshan… tidak ada orang lain. Dia tidak peduli dengan Shen Lian sama sekali!     

Shen Lian mengeluarkan obat dari dalam tasnya dengan tangan gemetar. Itu adalah pil kontrasepsi darurat…     

Dia menelannya langsung, kemudian baru minum air… menelannya dengan bercucuran air mata.     

Setengah bulan kemudian, gelandangan itu ditemukan. Shen Lian meminta seseorang untuk membunuhnya. Akibatnya, kaki pria itu patah. Tetapi karena dia sudah sering melewati betapa susahnya bertahan hidup, akhirnya dia dapat melarikan diri. Dia tidak pernah ditemukan lagi sampai nanti…     

Namun, orang itu meninggalkan bekas luka yang sangat dalam di hati dan tubuh Shen Lian.     

Lumatan gigi kuningnya dan bau busuk yang keluar dari tubuhnya itu tidak bisa hilang dari bayang-bayang Shen Lian…     

Ketika suasana hatinya perlahan tenang, dia bertemu Tang Yu dan Pei Qiqi di rumah sakit.     

Perut buncit Pei Qiqi sudah bisa terlihat. Cuaca di bulan Agustus panas. Pei Qiqi memakai rok longgar berwarna putih, dan rambut panjangnya dikuncir kuda. Selain perutnya yang lebih berisi, lengan dan kakinya masih tetap kurus. Bentuk tubuhnya pun masih seperti gadis muda.     

Tang Yu menggenggam tangannya. Jika dilihat dari belakang, Pei Qiqi tidak tampak hamil sama sekali. Tang Yu malah seperti sedang menggandeng seorang gadis kecil.     

Dengan melihat mereka seperti ini saja, Shen Lian tahu betapa Tang Yu mencintai wanita itu.     

Cinta yang semula adalah miliknya.     

Dia memandang mereka dengan mata yang seolah terbakar bara api.     

Beberapa saat kemudian, dia baru berjalan masuk ke ruang inap Shen Zhongshan. Shen Zhongshan sedang makan sesuatu.     

Sekarang dia seperti anak kecil. Dia suka makan sepanjang hari. Jika bukan karena perawat yang menahannya, dia pasti sudah gemuk sampai tidak patut untuk dilihat sekarang.     

Shen Lian masuk, menutup pintu, dan mengamati dalam diam untuk sementara waktu.     

Perawat membujuk Shen Zhongshan untuk makan sepotong apel. Saat melihat Shen Lian, dia tersenyum. "Nona Shen datang."      

Shen Lian sudah lama tidak datang menemui Shen Zhongshan, karena hati nuraninya yang merasa bersalah, ketakutan, dan ingin melarikan diri.      

Dia mengangguk, kemudian berujar lirih kepada perawat tersebut, "Kalian keluarlah. Aku ingin menemani Ayah sebentar."     

Perawat itu ragu-ragu, tetapi akhirnya tetap pergi.     

Setelah mereka keluar, Shen Lian mengunci pintu, lalu berbalik untuk melihat Shen Zhongshan dengan cermat…     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.