Kujual Diriku Untukmu, Tuan Tang

Kamu Sedang Bermain Api! (3)



Kamu Sedang Bermain Api! (3)

0Pada saat ini, malam sudah larut.     
0

Bahkan meski sudah bulan Juni, udara di malam hari masih sedikit lembap dan sejuk.     

Qin Anlan memarkir mobilnya sekitar 100 meter dari Taman Mawar. Dia membuka pintu dan turun dari mobil, kemudian mengambil sebungkus rokok dan bersandar di pintu mobil.     

Dia juga tidak tahu mengapa dirinya datang ke sini. Mungkin karena apa yang dikatakan Shen Lian tadi.     

Dia menyalakan sebatang rokok, memikirkan kehamilan Pei Qiqi…     

Apa hubungannya hamil dengan postur saat berhubungan seks?     

Pandangannya menerawang jauh. Jika dibilang bahwa sebelumnya dia masih memiliki setengah kasih sayang untuk Shen Lian, maka mulai hari ini, perasaan itu benar-benar habis tak tersisa.     

Tidak ada perasaan apa pun, dari hati hingga tubuhnya, benar-benar tidak ada lagi.     

Ketika dia berhubungan badan dengan Shen Lian, rasanya benar-benar tidak ada bedanya dengan para artis-artis pendatang baru yang sudah pernah dia tiduri. Mungkin Shen Lian juga telah melakukannya bersama banyak pria.     

Qin Anlan masih ingat ketika dirinya dan Shen Lian melakukannya pertama kali. Wanita itu membuka dirinya dengan malu-malu dan menekan bibirnya yang panas ke bibir Qin Anlan dengan gemetar...     

Dia tidak akan pernah melupakan momen itu seumur hidup.     

Namun, wanita itu bukan lagi Shen Lian yang dulu. Shen Lian langsung memberitahu Qin Anlan keesokan harinya bahwa dia hanyalah alat untuk menguji Tang Yu. Qin Anlan sendiri tahu bahwa dirinya dan Shen Lian tidak akan pernah mungkin bisa bersama.     

Qin Anlan menghisap rokoknya perlahan-lahan, menikmati kesendirian di tengah gelapnya malam.     

Patah hati karena seorang gadis… sepertinya masalah itu sudah dialaminya bertahun-tahun yang lalu.     

Sudah sangat lama dan juga konyol.     

Namun, dia masih seperti ini bukan karena dia tidak bisa mengendalikannya, tetapi karena dia tidak ingin mengendalikannya.     

Jelas-jelas wanita itu sudah menikah, namun bagaimana bisa hatinya tergerak?     

Terlebih lagi, apakah dia akan rela membiarkan wanita itu bahagia tanpa perjuangan apa pun dari dirinya?     

Ini sama sekali bukan seperti yang akan dilakukan seorang Qin Anlan.      

Secercah cahaya meluncur melewati langit….     

Itu adalah bintang jatuh.     

Kemudian, satu lagi meluncur bersama.     

Malam dibelah dengan kejam, dan ketenangan pun hancur.     

Langit dipenuhi dengan cahaya yang menyilaukan.     

Qin Anlan baru ingat bahwa sepertinya ada hujan meteor malam ini.     

Dia tidak bermaksud membuat permintaan, karena hanya gadis-gadis kecil yang mempercayai hal-hal seperti itu.     

Dia mengangkat pandangannya, melihat sepasang sosok muncul di lantai dua rumah tersebut. Pada saat itu, tubuh Qin Anlan menegang…     

Pasangan itu adalah Tang Yu dan Pei Qiqi.     

Dalam balutan pakaian putih, mereka berdua berdiri di teras.     

Dia melihat Pei Qiqi bersandar di teras dan dipeluk dari belakang oleh Tang Yu… Meskipun Qin Anlan melihatnya dari kejauhan, namun pemandangan itu tetap terlihat sangat indah.     

Qin Anlan merasa bahwa dirinya sangat menyiksa diri sendiri. Dia hanya melihatnya seperti itu, menyaksikan Tang Yu membalikkan tubuh Pei Qiqi.     

Dia melihat mereka berdua berciuman.     

Sudut bibirnya sedikit berkedut, dan otot-otot wajahnya tak tahu bagaimana cara menyesuaikan diri.     

Dia mengambil napas dalam-dalam, membuka pintu untuk masuk ke mobil, dan menghela napas dalam-dalam.     

Dia pasti sudah gila.     

Mobil sport dengan performa bagus itu melaju pergi dengan kecepatan tinggi. Hujan meteor terus melesat melintas di langit kejauhan.     

Namun, lapisan gelap menutupi hati Qin Anlan.     

Di kejauhan, Tang Yu mencium Pei Qiqi, lalu perlahan melepaskannya. Suaranya pun terdengar begitu serak, "Qiqi, di luar dingin. Kembalilah ke kamar tidur, sayang."     

Pei Qiqi menyusut di dalam pelukan Tang Yu. Dia jarang menentang perintah Tang Yu. "Aku masih ingin melihatnya sebentar lagi."     

Tang Yu menatapnya dengan tidak setuju, kemudian menggendong tubuh kurus Pei Qiqi dan membawanya ke kamar tidur.     

"Tang Yu, aku masih ingin menontonnya sebentar." Ibu muda itu memohon dengan lembut, memeluk kepala Tang Yu yang dipenuhi rambut hitam, dan menjeratnya seperti anak kucing.     

Tang Yu meletakkannya di tepi tempat tidur, lalu berjongkok dan menatapnya.     

Dia menarik keluar tangan kecil Pei Qiqi yang halus, kemudian menepuknya telapak tangannya dengan lembut. "Wanita hamil tidak boleh sampai masuk angin. Nanti akan berakibat buruk untuk anak kita."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.