Kujual Diriku Untukmu, Tuan Tang

Kejutan Super Romantis (1)



Kejutan Super Romantis (1)

0  Begitu Tang Yu membahas tentang anak, Pei Qiqi langsung menurut dan bergumam mengiyakan. Dia memeluk bahu Tang Yu sambil bertingkah genit. "Tadi aku membuat permintaan, Tang Yu."     
0

  Tang Yu masih mempertahankan postur seperti itu. Dia mendongak dan menatap wajah Pei Qiqi. Telapak tangannya yang besar menepuk-nepuk tangan kecil Pei Qiqi dengan lembut. "Permintaan apa yang telah dibuat Qiqi-ku ini?"     

  Pei Qiqi menyunggingkan senyuman di sudut bibirnya, lalu memeluk leher Tang Yu. "Tidak boleh diucapkan, karena jika diucapkan, permohonannya tidak akan terkabul nanti."     

  Ekspresi ceria Pei Qiqi sungguh tidak bisa disembunyikan sama sekali. Tang Yu sering melihat istrinya itu riang akhir-akhir ini.     

  Qiqi benar-benar berbeda dibandingkan sebelumnya.     

  Dulu, gadis ini sebenarnya cukup dingin dan tidak suka banyak bicara, sedangkan sekarang gadis ini suka menempel pada Tang Yu ke mana pun dia pergi.     

  Tapi yang namanya menyukai seseorang, tidak peduli gadis itu berubah menjadi apa pun, Tang Yu tetap akan menyukainya.     

  Tang Yu tersenyum, lalu mengulurkan tangannya untuk membelai kepala kecil Pei Qiqi. "Kalau begitu, simpanlah permohonanmu baik-baik. Ketika sudah terwujud nanti, beritahukan pada Tuan Tang."     

  Pei Qiqi mengiyakan dengan manis.     

  Tang Yu memandangnya, kemudian tiba-tiba bertanya dengan penuh arti, "Qiqi, apa kamu baru saja mengatakan bahwa kamu masih ingin menonton hujan meteor?"     

  "Apa kamu benar-benar mengizinkanku menontonnya?" Pei Qiqi memeluknya.     

  Ramalan cuaca mengatakan bahwa hujan meteor akan terjadi pada malam ini.     

  Sorot mata Tang Yu begitu dalam. Dia menggendong Pei Qiqi lagi dan membawanya berjalan keluar dari kamar tidur.     

  Dia berjalan dari tangga ke lantai paling atas, lalu mengulurkan tangan dan menekan sebuah tombol. Sebuah ruangan kaca berukuran sekitar 20 meter persegi tiba-tiba muncul di atap. Sungguh ajaib. Ada tempat tidur king size di dalamnya. Mawar hitam bertebaran di mana-mana, dari atas tempat tidur sampai ke lantai... Benar-benar pemandangan yang sangat mencolok penglihatan.     

  Ditambah dengan hujan meteor di langit, semuanya begitu indah tak terkira.     

  Pei Qiqi terpana sambil menggigit bibir mungilnya. Beberapa saat kemudian, dia baru menoleh ke arah Tang Yu. "Tang Yu, kapan kamu menyiapkan ini?"     

  Tang Yu tersenyum, lalu menggendongnya masuk, dan meletakkannya di tempat tidur berukuran besar itu. Tubuhnya tergantung di atas gadis itu, menopang dirinya dengan satu tangan, dan menyentuh bibir Pei Qiqi dengan tangannya yang lain. "Aku menyiapkannya saat mengetahui bahwa ada hujan meteor."     

  Pei Qiqi memeluk lengannya, lalu mengambil sebuah mawar dari samping, dan mendongak melihat bintang di langit…     

  Meteor-meteor itu jatuh di mana-mana. Saking indahnya, meteor-meteor itu nyaris terlihat tidak nyata.     

  Rambut panjang Pei Qiqi tergerai bebas di atas bantal. Jubah mandi di tubuhnya sudah terbuka dari awal…     

  "Qiqi." Suara Tang Yu terdengar serak. Dia mencium bibir mungil Pei Qiqi. "Aku berharap kamu bahagia."     

  Qiqi, harapanku adalah kebahagiaanmu.     

  Tang Yu berbaring dan menarik tubuh mungil Pei Qiqi ke dalam pelukannya.     

  Mereka berdua meringkuk bersama dan menyaksikan meteor yang melesat di langit… Hanya dengan melihat mereka seperti ini, orang-orang percaya bahwa akan ada keabadian di dunia ini.     

  Di malam yang semakin larut, kehangatan menyelimuti ruang kaca itu.     

  Pei Qiqi berbaring dengan lemah. Warna putih dan hitam di sekitarnya menciptakan pemandangan kontras yang kuat.     

  Pei Qiqi mendongakkan wajah mungilnya, merasakan bahwa mawar di tangan Tang Yu perlahan turun di sepanjang lehernya, terasa sedingin es….     

  Tangan kecilnya tiba-tiba meraih lengan Tang Yu, dan suaranya terdengar begitu rapuh. "Tang Yu…"     

  Mata Pei Qiqi tertutup, tidak sanggup untuk membukanya. Dia juga menjadi gelisah     

  "Sayang, rasakan itu." Tang Yu mencium sisi telinga Pei Qiqi untuk menenangkannya, lalu melanjutkan…     

  Sejak Pei Qiqi hamil, Tang Yu tidak pernah menginginkannya seperti malam ini.     

  Dengan melintang bincang di langit yang murni, dan ruang kaca yang transparan, rasanya semacam berada di alam yang asri.     

  Suasana yang baru dan memalukan. Pei Qiqi perlahan membuka dirinya…     

  Di saat terakhir, Pei Qiqi menangis karena dia takut.     

  Bulu matanya yang panjang bergetar, dan ada dua tetes air mata di atasnya, yang justru membangkitkan pria di atasnya untuk menyalurkan kasih sayang dengan lembut.     

  Tang Yu membungkuk untuk menciumnya, tetapi Pei Qiqi menangis semakin keras. Tangan kecilnya memeluk Tang Yu, berusaha menghentikannya.     

  Tubuhnya yang rapuh itu gemetar setiap mendapat sentuhan…


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.