Kujual Diriku Untukmu, Tuan Tang

Apa Kau Gila? (1)



Apa Kau Gila? (1)

0"Setelah Nyonya tidak menemukan Tuan, beliau pergi bermain kartu," jawab pembantu rumah Keluarga Shen.     
0

Shen Zhongshan mengangguk. "Aku mengerti, kalian pergilah!"     

Dia berjalan perlahan ke lantai atas. Sesampainya di sudut lantai dua, dia bertemu Shen Lian.     

Shen Lian terkejut dan mundur beberapa langkah. Wajahnya begitu pucat di bawah cahaya lampu.     

Shen Zhongshan mengerutkan kening. "Ada apa ini?"     

Rambut panjang Shen Lian tergerai bebas, dan wajahnya terlihat lemah tak berdaya.     

Dia memandang ayahnya, lalu berujar lirih, "Ayah, aku tidak apa-apa, hanya saja tidak bisa tidur."     

Shen Zhongshan terdiam sebentar, lalu barulah berkata, "Tidurlah lebih awal. Besok kamu harus pergi bekerja."     

Dia berjalan melewati Shen Lian tanpa mengatakan apa-apa, namun Shen Lian tiba-tiba menghentikannya. "Ayah, kamu baru pulang dari mana? Aku dengar kamu pergi ke rumah sakit."     

"Perutku terasa tidak nyaman," ujar Shen Zhongshan dengan santai, kemudian menoleh untuk menatap Shen Lian. "Jangan minum kopi kalau tidak bisa tidur."     

"Aku tahu." Shen Lian melihat kepergian ayahnya.     

Di balik lengan bajunya, dia memegang sebotol obat.     

Dia berdiri diam dan mendengar suara Shen Zhongshan memasuki kamar tidur. Dia tahu kalau ayahnya biasa minum obat penurun tekanan darah sebelum tidur.     

Dahinya dipenuhi keringat dingin, begitu juga dengan telapak tangannya.     

Shen Lian berjalan masuk dengan cepat. Shen Zhongshan membuka botol obat yang biasanya dia konsumsi dan mengambil dua butir.     

"Ayah." Shen Lian buru-buru memanggilnya.      

Shen Zhongshan menunduk dan melihat Shen Lian. "Ada apa?"     

Shen Lian menatap obat di telapak tangan Shen Zhongshan dengan wajah yang pucat pasi seperti salju. Dia menggigit bibirnya dengan begitu kuat…     

Keringat mengalir deras di punggung Shen Lian, hingga membasahi piyamanya.     

Dia hanya menatap Shen Zhongshan seperti itu. Pandangan terpaku….     

Shen Zhongshan tidak berbicara lagi. Dia mendongak dan menelan obat di tangannya, lalu minum seteguk air dan berkata dengan santai, "Tidurlah lebih awal."     

Shen Lian masih menatapnya lekat-lekat. Beberapa saat kemudian, dia berkata dengan lembut, "Ayah, selamat malam."     

Shen Zhongshan tersenyum.     

Pintu tertutup. Shen Lian memperhatikan siluet Shen Zhongshan, dan perlahan-lahan pintu tertutup sepenuhnya.      

Tubuh Shen Lian gemetaran di depan pintu… kemudian dia tertawa, tertawa suram.     

Kembali ke kamarnya sendiri, Shen Lian mencari sebatang rokok dan menyalakannya dengan tangan gemetar.     

Dia harus tenang... Dia tidak bisa tidur, karena begitu dia menutup matanya, yang muncul adalah bayangan Shen Zhongshan saat meminum obat tersebut.     

Setelah insiden waktu itu, Shen Zhongshan minum obat tersebut setiap harinya.     

Racun yang dikonsumsi dari tangan putrinya sendiri.     

Saraf Shen Zhongshan akan terkikis dalam waktu kurang dari setengah bulan. Mungkin, dia tidak akan bisa menggerakkan seluruh bagian tubuhnya, atau mengalami demensia…      

Siapa yang tahu… kini Shen Zhongshan bercucuran air mata sambil menghisap rokok di tangannya dengan gemetar.     

Sebenarnya dia tidak ingin melakukan ini, tetapi Shen Zhongshan diam-diam mau mendonorkan sumsum tulang tanpa sepengetahuan dirinya dan ibunya.     

Bukankah Shen Zhongshan akan menyumbangkan sumsum tulangnya ke Tang Xin? Setelah itu, bukankah ayahnya akan memberikan Perusahaan Shen kepada Pei Qiqi?     

...     

Seminggu kemudian, Shen Zhongshan merasa tidak enak badan.     

Saat ini dia menghadiri rapat di Jintaihe. Tiba-tiba, tangannya bertumpu di dahi. Ekspresinya juga tampak menahan sakit.     

Shen Lian melangkah maju dan bertanya dengan khawatir, "Apa Ayah baik-baik saja?"     

"Tidak apa-apa." Shen Zhongshan melambaikan tangannya, lalu berusaha mengangkat kepalanya. "Kalian lanjutkan jalannya rapat."     

Tapi detik berikutnya, tubuhnya langsung meluncur jatuh… sampai menimbulkan suara yang keras. Orang dan kursinya jatuh bersama membentur lantai.     

"Ayah, Ayah!" Shen Lian bergegas menghampiri Shen Zhongshan dan memeluknya sambil berteriak, "Cepat panggil ambulans."     

Shen Zhongshan pun dibawa ke rumah sakit Shengyuan di tengah kekacauan itu. Dia diperiksa oleh Dr. Yuan, dokter kepercayaannya…     

Setengah jam kemudian, Dr. Yuan keluar dari ruang pemeriksaan dengan ekspresi rumit.     

Nyonya Shen dan Shen Lian melangkah maju. Nyonya Shen bertanya dengan cemas, "Bagaimana?"     

Dr. Yuan menghela napas panjang dan meletakkan kedua tangannya di bahu Nyonya Shen...     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.