Kujual Diriku Untukmu, Tuan Tang

Pengecut yang Patah Hati (3)



Pengecut yang Patah Hati (3)

0Lin Jinrong mungkin akan menyimpan Qiqi di dalam hatinya selamanya, sementara Qingcheng telah menyukai Tang Xin selama bertahun-tahun.     
0

Dari lubuk hatinya, Tang Yu berharap bahwa suatu hari nanti, Tang Xin dan Qingcheng bisa bersama.     

Pei Qiqi tidak menduga Tang Yu memberikan jawaban seperti ini. Dia merasa bahwa Meng Qingcheng adalah pria yang tidak setia di luar. Tapi, Tang Yu malah tidak sependapat dengannya.     

"Qingcheng, dia tidak seperti yang kamu lihat." Tang Yu juga tidak banyak bicara.     

Pei Qiqi tidak bertanya lagi. Lebih baik bersikap sedikit bodoh dalam beberapa hal, karena kalau sebaliknya, imbasnya malah lebih buruk lagi.      

Namun, orang-orang tidak menduga bahwa Tang Xin mengalami demam malam ini.     

Awalnya, dia sudah kembali ke Yanhui. Tapi di tengah malam, pembantu di Yanhui menelepon dan mengatakan kalau Tang Xin demam, sedangkan Tang Zhiyuan tidak ada di rumah. Teleponnya juga tidak bisa dihubungi. Mungkin dia sedang minum-minum. Oleh karena itu, mereka tidak punya pilihan selain menghubungi Tang Yu.      

Setelah menjawab telepon tersebut, Tang Yu segera bangkit dan berganti pakaian. Pei Qiqi mengikutinya duduk dalam keadaan setengah mengantuk. "Ada apa?"     

Tang Yu menunduk dan mencium puncak kepala Pei Qiqi, lalu berujar dengan suara serak, "Tang Xin sakit, dan Ayah tidak ada di rumah. Aku akan membawanya pergi ke rumah sakit."     

"Aku juga ikut." Pei Qiqi mengangkat selimutnya.     

Tang Yu menekan tangan Pei Qiqi dan memandangnya. "Tidurlah yang nyenyak. Kamu sedang mengandung. Aku akan mengabarimu setibanya di rumah sakit nanti."     

Pei Qiqi ingin mengatakan sesuatu, tetapi suara Tang Yu bahkan lebih keras lagi, "Qiqi, menurutlah. Ini bukan waktu yang tepat untuk bersikap egois."     

Pei Qiqi mengangkat pandangannya untuk melihat ekspresi Tang Yu, kemudian perlahan-lahan menarik kembali tangannya.      

Mungkin karena sadar bahwa nada suaranya terlalu tinggi, Tang Yu memeluknya. "Tidak apa-apa. Sayang, di rumah saja, jangan pergi ke mana-mana."     

"Hm." Pei Qiqi menggigit bibirnya, memperhatikan Tang Yu, yang pergi secara terburu-buru.     

Satu jam kemudian, Pei Qiqi menerima telepon dari Tang Yu.     

Tang Xin mengalami flu dan demam biasa hari ini, tetapi karena kondisi fisiknya yang buruk, dia harus dirawat di rumah sakit selama beberapa hari untuk mendapatkan perawatan lebih intensif. Tang Yu berpikir bahwa Tang Zhiyuan tidak peduli pada putrinya akhir-akhir ini, jadi lebih baik Tang Xin dirawat di rumah sakit. Pada saat yang sama, kebetulan Qingcheng juga berada di kota B akhir-akhir ini, sehingga dia bisa terus datang menjenguk untuk melihat keadaan Tang Xin.     

Meng Qingcheng bergegas datang beberapa saat kemudian. Ketika dia sampai di sana, Tang Xin sudah tidur, namun wajah mungilnya tampak memerah secara tidak normal.     

Tang Yu bangkit, lalu mengambil mantelnya. "Dia baru saja tidur. Tolong kamu jaga dia."     

Wajah Meng Qingcheng tidak menunjukkan ekspresi apa pun. Dia awalnya sedang mabuk-mabukan malam ini, namun dia segera tersadar sepenuhnya begitu mengetahui bahwa gadis kecilnya sakit.      

Kemudian dia bergegas datang kemari. Dia merasa sedih melihat Tang Xin seperti ini.      

Si kecil ini telah menanggung banyak penderitaan sejak dia masih kecil sampai sekarang. Terkadang saat dalam keadaan tidak baik dan lengan yang dipenuhi dengan jarum infus, si kecil ini masih bisa tersenyum manis padanya.     

Jelas-jelas sangat kesakitan, namun selalu tersenyum.     

Malam ini, Tang Xin memanggilnya Kak Qingcheng. Gadis ini sudah lama sekali tidak memanggilnya begitu.     

Meng Qingcheng merasa kalau Tang Xin sebenarnya tahu betul perasaannya, hanya saja, gadis itu berpura-pura tidak tahu kalau Meng Qingcheng menyukainya.     

Karena, Tang Xin menyukai Lin Jinrong. Apakah seorang Kak Qingcheng tidak boleh menyukainya?     

Tang berjalan pergi, namun dia berhenti sebentar di ambang pintu.     

Dia menoleh, dan memandang Meng Qingcheng, lalu berkata dengan serius, "Qingcheng, jaga dia baik-baik."     

Kalimat yang terdengar biasa ini sebenarnya adalah kepercayaan.      

Mata Meng Qingcheng hampir memerah. Kepercayaan semacam ini sangat sulit untuk dilontarkan seorang Tang Yu     

Dia tersenyum ringan. "Aku janji."     

Tang Yu tidak mengatakan apa-apa lagi, dan langsung keluar.     

Saat berjalan sampai di luar, tanpa terduga, dia menabrak seseorang.     

Shen Zhongshan!     

Tang Yu mengernyitkan alisnya. Meski tampak lelah, dia tetap menyapa Shen Zhongshan. "Paman Shen, mengapa datang kemari malam-malam begini?"     

Shen Zhongshan menepuknya. "Aku merasa mual dan tidak enak badan, makanya memeriksakan diri kemari."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.