Kujual Diriku Untukmu, Tuan Tang

Kamu Sedang Bermain Api! (2)



Kamu Sedang Bermain Api! (2)

0Qin Anlan memandang Shen Lian dalam diam untuk waktu yang lama.     
0

Dia memberi Shen Lian waktu untuk menyesali apa yang sudah dikatakan, melawan cengkeramannya, berjuang melepaskan diri, dan pergi dari sana.     

Tapi tampaknya Shen Lian justru semakin terburu nafsu. Wanita itu memutar tubuhnya dan mengundang Qin Anlan untuk melakukannya.     

Dalam keadaan setengah amarah dan setengah nafsu yang membara, Qin Anlan menekannya dalam-dalam di sudut gelap di dalam bar…     

Tingkat kelembapan udara di sana seolah-olah mencapai batas maksimum dalam sekejap saja, dan aroma keringat tersebar di mana-mana.     

Selain itu, ada napas tersembunyi yang tidak mampu berhembus keluar.     

Qin Anlan bersandar di sisi leher Shen Lian, dan suaranya tidak terlalu jelas, "Apa aku tidak berani?"     

Shen Lian menarik napas dalam gairah yang menggebu-gebu. Dia dan Qin Anlan sebenarnya hanya pernah melakukannya sekali, dan ini adalah yang kedua kalinya.     

Mulut mungilnya menggigit bahu Qin Anlan dengan putus asa agar tidak mengeluarkan suara-suara ambigu.     

Shen Lian mungkin tidak mampu menanggungnya untuk sesaat. Dia mendongak dan berujar dengan suara terputus-putus, "Anlan… Anlan…"     

Mata hitam Qin Anlan memandang ekspresi mabuknya. Sorot matanya tampak begitu jernih, bahkan ada sedikit ekspresi dingin di sudut bibirnya.     

Ketika Shen Lian bercinta bersamanya, tanpa terduga, wanita itu tidak menyebut nama yang salah.     

Pelampiasan mereka benar-benar tercapai.     

Tidak butuh waktu lama, sepertinya kurang lebih sepuluh menit, tetapi Shen Lian masih gemetar tak terkendali karena rangsangan dari lingkungan sekitarnya.     

Dia memeluk Qin Anlan sambil terisak lirih, dan memanggil Tang Yu…     

Shen Lian memanggilnya lagi dan lagi dengan lembut, seperti anak kucing yang penurut.     

Qin Anlan kembali tenang setelah 10 detik, lalu tiba-tiba mendorong Shen Lian menjauh…     

Shen Lian membuat kesalahan, dan tubuhnya langsung meluncur ke bawah.     

Sementara Qin Anlan berdiri di depannya dengan raut wajah dingin, tidak tampak lemah sedikit pun setelah bercinta.     

Dia perlahan membersihkan dirinya dengan tisu, lalu membuangnya ke lantai dan menutup ritsletingnya.     

Shen Lian terduduk di lantai dengan keringat membasahi sekujur tubuhnya. Dia melihat Qin Anlan… dengan tatapan masih terkejut.      

"Aku bukanlah pengganti apa pun! Selain itu, Shen Lian, jika kamu menginginkan seorang pria, aku juga dapat memuaskanmu, tetapi itu tergantung pada suasana hatiku." Qin Anlan melihat sekeliling. "Jika kamu tidak ingin dimakan hidup-hidup oleh para pria itu, maka pergilah secepat mungkin."     

Seusai berkata demikian, Qian Anlan berbalik dan pergi tanpa ragu.     

Shen Lian masih duduk, dan seluruh tubuhnya terasa dingin.     

Mulai detik ini, dia benar-benar bisa merasakan bahwa Qin Anlan sungguh tidak menginginkan dirinya.     

Dulu, dia selalu mengira bahwa pria itu hanya marah padanya, jadi perasaan Qin Anlan terhadap Pei Qiqi hanya sebatas rasa suka kepada sesuatu yang baru untuk sesaat.     

Sekarang, Qin Anlan menginginkan Shen Lian dan memperlakukannya sama seperti model dan artis pendatang baru di perusahaannya.     

Pada hari ini, Shen Lian akhirnya tahu bahwa sebelumnya Qin Anlan tidak menginginkannya bukan karena cinta ataupun keangkuhannya, melainkan karena Qin Anlan benar-benar tidak mencintainya lagi.     

Shen Lian duduk di sana sambil menangis, sedangkan Qin Anlan tidak menoleh ke belakang sama sekali.     

Shen Lian berteriak dari belakang pria itu dengan suara parau, "Qin Anlan!"     

Qin Anlan menghentikan langkahnya, lalu berbalik.     

Shen Lian duduk di sana dengan bercucuran air mata. Di sana… dia berkata kepada Qin Anlan dengan menyayat hati, "Qin Anlan, mari kita bersatu, oke?"     

Qin Anlan berdiri di tempat yang agak terang, mengeluarkan sebatang rokok, dan menyesapnya perlahan.     

Setelah terdiam untuk waktu yang lama, dia baru menyahut dengan ringan, "Shen Lian, aku tidak akan berurusan dengan seseorang yang melakukan sesuatu dengan enggan, terutama wanita."     

Wanita tanpa cinta, wanita yang tidak mencintai dirinya sendiri… teruslah mempermainkan hidup.     

Qin Anlan tidak melihat Shen Lian dan langsung pergi.     

Shen Lian menutupi wajahnya dengan tangannya, sambil menangis di tengah rasa malu.     

Dia telah kehilangan segalanya, tanpa tersisa sedikit pun.     

Sebenarnya, dia ingin bertanya pada Qin Anlan, jika tidak ada Pei Qiqi, dan jika dia merendahkan diri untuk memohon padanya, apakah hati Qin Anlan akan luluh? Apakah Qin Anlan bersedia bersama dirinya?     

Tapi, Shen Lian tidak berani menanyakannya pada Qin Anlan.     

Setelah Qin Anlan keluar, alih-alih pulang ke rumahnya, dia justru mengendarai mobilnya ke Taman Mawar.     

Dia seolah-olah dirasuki setan dan tanpa sadar datang kemari.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.