Kujual Diriku Untukmu, Tuan Tang

Tidak Cemburu? Tidak Marah? (1)



Tidak Cemburu? Tidak Marah? (1)

0Pei Qiqi menatapnya, lalu tersenyum. "Aku akan mendorongmu."     
0

Dia mendorong Lin Jinrong, yang kemudian mendengus dingin. "Pei Qiqi, kamu juga jangan terlalu mencurahkan kasih sayang pada orang yang tidak tertarik padamu. Aku sudah melupakan semua yang terjadi di masa lalu."     

Setelah dia mengatakan ini, tidak ada sahutan apa pun dari seseorang di belakangnya untuk waktu yang lama.     

Tangan di lututnya mengepal erat. Pei Qiqi bergumam pelan, "Yah, aku juga telah melupakannya."     

Saat-saat indah pada waktu itu tersegel dalam ingatan mereka masing-masing. Tidak akan pernah terucapkan dan disebutkan lagi untuk selamanya.     

Mungkin, ketika mereka sudah tua nanti, mereka kadang-kadang akan ingat bahwa mereka pernah bertemu satu sama lain di tahun-tahun terbaik.     

Di kampus, di bawah pohon buah pir yang penuh dengan bunga, mereka sekilas saling mengingat penampilan satu sama lain.     

Setelahnya, tidak ada yang berbicara lagi. Pei Qiqi hanya berjalan bersama Lin Jinrong, hanya menemaninya melewati di jalan yang belum pernah mereka lalui sebelumnya.     

Dalam suasana yang hening, tenang, dan indah…     

Lin Jinrong bertanya padanya dengan lembut, "Pei Qiqi, apa kamu tidak lelah?"     

Dia ingat kalau wanita ini hamil.     

Pei Qiqi menghentikan langkahnya. "Sepertinya sedikit lelah." Tanpa disadari, mereka telah berjalan bersama selama lebih dari satu jam.     

Selain itu, bangunan rumah tua ini benar-benar besar tak terkira. Bahkan mereka belum berputar selama satu jam lebih.     

Sangat tidak normal sekali!     

"Aku bisa kembali sendiri," ujar Lin Jinrong dengan ringan.     

Kemudian, ketika dia mengangkat pandangannya, dia melihat Tang Yu berjalan dari sisi yang berlawanan. Perawakan tubuhnya masih sempurna, tak pernah berkurang setengah poin pun sejak dulu.     

Pei Qiqi berdiri, melihat Tang Yu berjalan mendekat.     

"Mengapa berjalan sejauh ini?" Tang Yu menghampiri mereka, lalu mengulurkan tangannya untuk membelai rambut halus Pei Qiqi di kepala kecil gadis itu. Dia mengambil alih mendorong kursi roda Jin Rong. Mereka berjalan kembali bersama perlahan-lahan.     

Pei Qiqi melirik Tang Yu dan mendapati bahwa pria itu tidak terlihat marah. Jadi, dia menarik lengan baju Tang Yu dan berjalan mengikuti di belakangnya dengan patuh. "Hanya berjalan-jalan santai saja, sampai tidak sadar kalau sudah berjalan terlalu jauh."     

Apa Tang Yu benar-benar tidak cemburu? Tidak marah?     

Pei Qiqi benar-benar tidak berani mempercayainya. Buktinya, ketika mereka tinggal di Xiacheng dulu, Jin Rong pernah datang satu kali, dan Tang Yu langsung melemparnya seperti orang gila begitu Jin Rong sudah pergi.     

Sedangkan sekarang, dia dan Jin Rong telah menghabiskan waktu berdua saja selama lebih dari satu jam. Namun, Tang Yu… tidak merespon sama sekali?     

Pei Qiqi awalnya merasa tidak nyaman, tetapi Tang Yu selalu terlihat seperti biasa dan mengobrol dengan Jin Rong tentang berbagai hal mengenai dunia bisnis.     

Dari yang dia dengar, sepertinya Jin Rong tidak akan melanjutkan kuliahnya, melainkan langsung memasuki instansi Perusahaan Lin.     

Pei Qiqi hanya diam saja. Tangan kecilnya memegang Tang Yu sambil mendengarkan obrolan mereka dengan tenang. Tanpa disadari, mereka sudah berjalan kembali.     

Ibu Lin cukup terkejut melihat mereka bertiga muncul pada saat yang sama. Pemandangan itu tampak sangat harmonis tak terkira.     

"Baiklah, sampai sini saja." Lin Jinrong menoleh dan tersenyum. "Ngomong-ngomong, kalian sudah menikah, tapi aku belum memberikan hadiah."     

Kemudian dia berujar dengan lembut, "Bu, bawakan kotak di kamarku kemari."     

Ibu Lin tanpa sadar memandang Tang Yu. Raut wajah Tang Yu terlihat seperti biasa, benar-benar sangat tenang.     

Setelahnya, dia pergi untuk mengambilkan sebuah kotak yang dikemas indah dan menyerahkannya ke tangan Lin Jinrong     

Lin Jinrong mengambilnya. Dia melihat ke bawah sebentar, kemudian mengangkat pandangannya dan meletakkan kotak tersebut di tangan Pei Qiqi. "Ini bukan sesuatu yang berharga, tapi terimalah. Aku yang membuatnya sendiri."     

"Ya," ujar Pei Qiqi. Matanya tiba-tiba terasa panas…     

Dia membawa kotak itu di tangannya dan memeluknya erat-erat.     

Tang Yu berniat membawakannya, tetapi gadis kecil itu enggan melepaskannya, dan meremas kotak di tangannya dengan sedikit kuat.     

Tuan Tang menatap Pei Qiqi dengan sorot matanya yang tajam. Pei Qiqi akhirnya melepaskannya.     

"Bibi, Jin Rong, aku akan membawa Qiqi kembali untuk istirahat dulu." Tang Yu tersenyum tipis.     

Tatapan Ibu Lin tertuju pada perut Pei Qiqi. Muncul perasaan iri di dalam hatinya. Jika bukan karena Pei Huan, mungkin janin yang sekarang dikandung gadis ini adalah anak Jin Rong.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.