Kujual Diriku Untukmu, Tuan Tang

Tidak Sengaja Mencium (1)



Tidak Sengaja Mencium (1)

0Mungkin Lin Yun masih menyimpan perasaan padanya, dan beberapa di antaranya tidak bisa dilupakan, tetapi yang lebih banyak adalah kebencian.     
0

Lin Yun sangat arogan dan jual mahal. Mana mungkin wanita yang menjunjung tinggi harga dirinya seperti Lin Yun mau dengan Tang Zhiyuan?      

Sementara Tang Zhiyuan terlalu banyak berharap.     

Dia meletakkan tangannya di dahi, lalu perlahan duduk dan berkata dengan suara lembut kepada Tang Xin yang ada di samping, "Pergilah dengan kakakmu. Kamu boleh tinggal selama beberapa hari di sana. Selain itu…"     

Dia mengangkat pandangannya dan menatap Tang Yu. "Pei Qiqi sangat baik."     

Tang Yu tersenyum, kemudian tidak mengatakan apa-apa lagi. Dia hanya menepuk pundak ayahnya.     

Momen kecil ini membuat Tang Zhiyuan termenung.     

Itu adalah rasa simpati di antara sesama pria…     

Tang Zhiyuan tersenyum pahit. "Jangan mengkhawatirkanku. Aku sudah terbiasa selama bertahun-tahun lamanya…"     

Dia terbiasa hidup tanpa Lin Yun, tetapi dia tidak pernah mengungkapkan bahwa dia tidak terbiasa melihat Lin Yun menjadi milik orang lain.     

Wanita yang dicintainya akan… akan menikah dengan pria itu!     

Tang Xin memanggil ayahnya seperti anak kucing. Tang Zhiyuan mengulurkan tangan untuk membelai kepalanya sambil tersenyum pahit. "Ayah baik-baik saja. Ayah pantas mendapatkannya."     

Tang Xin melemparkan diri ke dalam pelukan Tang Zhiyuan. "Kalau begitu, aku tidak pergi saja. Aku mau menemani Ayah di sini."     

"Pergilah!" Tang Zhiyuan berusaha membangkitkan suasana. "Pergilah main. Kamu juga sudah sangat lama tidak bertemu Qiqi-mu."     

Ketika Tang Xin pergi, dia masih merasa khawatir dan beberapa kali berbalik untuk melihat ayahnya. Dia enggan meninggalkan ayahnya dalam keadaan kesepian begini.     

Mereka akhirnya tiba di rumah besar Keluarga Lin. Meskipun merasa tidak nyaman, diam-diam Tang Xin masih memandangi Bibi Lin dan pria yang dekat dengan Bibi Lin.     

Pria itu memang… jauh lebih muda dan tampan dibandingkan ayahnya.     

Tang Xin bersenandung pelan, tidak berani menatapnya lagi.     

Mungkin karena Zhao Ke sudah meninggal, jadi Lin Yun terlihat lebih santai dari sebelum-sebelumnya. Begitu Tang Xin datang, Lin Yun juga menjaganya dengan baik.     

Ketika pesta akan dimulai, Lin Jinrong didorong keluar oleh Ibu Lin.     

Tubuh Pei Qiqi sedikit membeku. Tang Yu menepuk tangan kecilnya, lalu berkata dengan suara rendah, "Kita akan sering bertemu dengannya untuk ke depannya. Apa kamu yakin setiap kali bertemu Jin Rong, akan seperti tikus yang bertemu kucing?"     

Pei Qiqi meliriknya dengan tajam, tanpa mengatakan apa-apa.     

Tang Xin duduk di samping Pei Qiqi. Seekor anak landak yang memiliki rambut seperti jarum kecil itu memperhatikan Lin Jinrong.     

Sebenarnya dia sudah pernah melihatnya sebelumnya, tapi kali ini berbeda.     

Pria ini adalah orang yang pernah disukai Qiqi. Dulu, Tang Xin hanya merasa bahwa dia sangat tampan, tapi sekarang kelihatannya dia lebih temperamen.     

Tang Xin bisa melihat perasaan yang tidak bisa diungkapkan, bahkan butuh waktu lama untuk mengungkapkannya, yaitu… perasaan empati satu sama lain karena memiliki penderitaan yang sama.     

Sekarang Lin Jinrong tidak bisa berjalan dan hanya bisa duduk di kursi roda, sedangkan Tang Xin harus menggunduli rambutnya karena penyakitnya. Bukankah mereka berdua sama-sama menyedihkan?     

Mungkin menyadari tatapannya, Lin Jinrong melihat ke arah Tang Xin dengan sorot mata yang dingin.     

Galak sekali!     

Tang Xin segera mengalihkan pandangannya.     

Dari raut wajahnya, terlihat jelas bahwa Kakek Lin dalam suasana hati yang sangat baik dan antusias. Dia mengangkat gelasnya. "Jangan terlalu menahan diri. Pesta makan keluarga ini juga merupakan perayaan untuk istri Tang Yu yang telah memenangkan penghargaan utama, serta untuk Jin Rong kita yang sudah bangun."     

Ujung bibir Ibu Lin tertarik ke atas sebelah.     

Jin Rong sudah bangun selama setengah bulan, tapi dia belum mendapati ayahnya mengadakan perayaan untuk putranya. Sementara sekarang, untuk apa dia mengadakan perayaan di saat Pei Qiqi memenangkan penghargaan? Bukankah rasanya tidak menyenangkan melihat mereka, dua sepupu, berkelahi?     

Semua orang berpikiran sama dengan Ibu Lin. Lin Jinrong tersenyum ringan. Dia mengangkat gelasnya dan memandang Pei Qiqi, lalu berkata, "Qiqi, selamat."     

Suasana ini!     

Tidak masalah kalau dia tidak memanggilnya Kak Pei. Tidak masalah juga kalau Lin Jinrong tidak memanggilnya 'Pei Qiqi'. Tapi, Jin Rong malah memanggilnya Qiqi.     

Panggilan ini menunjukkan bahwa hubungan mereka begitu dekat!     

Dari jauh, aroma kecemburuan dapat tercium di tubuh Tang Yu, namun Tang Yu tetap tampak tenang sekali. Dia masih bisa tersenyum dan meminum segelas anggur untuk Pei Qiqi.     

Senyuman penuh arti muncul di sudut bibir Lin Jinrong. Dia juga meminum anggurnya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.