Kujual Diriku Untukmu, Tuan Tang

Malam Pernikahan (4)



Malam Pernikahan (4)

0Lin Jinrong terus menatap pemandangan itu. Sorot matanya menyimpan makna yang begitu dalam.     
0

Ibu Lin melangkah maju, mendorong kursi rodanya, dan berkata dengan suara lembut, "Jin Rong, sudah waktunya minum obat."     

Bibir tipis Lin Jinrong yang indah mengerucut erat, tanpa mengatakan apa-apa.     

Ibu Lin mendorongnya ke ruang duduk di luar. Dia menyiapkan obat untuk Lin Jinrong minum sambil berkata dengan pelan, "Jin Rong, jangan dipikirkan. Dia dan Tang Yu sudah memiliki anak. Bahkan meskipun dia pernah menyukaimu, dia tetap tidak akan bisa bersamamu. Dia akan memilih Tang Yu demi anak itu."     

Lin Jinrong meminum obat dalam diam. Ketika Ibu Lin menegakkan tubuhnya, Lin Jinrong berkata dengan lirih, "Bu, bukan begitu."     

Ibu Lin menatapnya.     

"Pei Qiqi memilihnya karena dia memang mencintai Kak Tang Yu. Jadi, ini semua tidak ada hubungannya dengan anak itu," sahut Lin Jinrong dengan suara yang pelan, seolah-olah dia mengatakannya kepada Ibu Lin, namun juga pada dirinya sendiri.     

Ibu Lin menghela napas. Setelah terdiam lama, dia memaksakan senyuman di wajahnya. "Kalau begitu, lupakan semua yang sudah berlalu."     

Lin Jinrong tidak berbicara lagi. Dia hanya meminta Ibu Lin untuk membantunya pindah ke tempat tidur dan berbaring dengan tenang.     

Setelah Ibu Lin menutup pintu, Lin Jinrong mengulurkan tangannya untuk mengambil buku dan membacanya. Tapi tidak peduli sekeras apa pun dia mencoba, dia tidak bisa fokus membaca. Yang terus muncul di depan matanya adalah adegan ciuman Tang Yu dan Pei Qiqi tadi…     

Itu seperti semacam sihir yang merasuk ke dalam tubuhnya.     

Dia tidak tahu berapa lama waktu yang dibutuhkannya untuk melupakan adegan tersebut dari pikirannya.     

Sampai di sore hari yang tenang, raut wajah pemuda itu tampak pucat. Dia berbaring tenang tanpa bergerak sedikit pun, seperti lukisan yang yang tak bernyawa.     

Pelan-pelan, pelan pelan, tiba-tiba membeku…     

  ...     

Pei Qiqi dan Tang Yu naik pesawat pribadi menuju ke vila resor di bagian selatan Cina. Jarak antara vila ke vila cukup dekat, hanya membutuhkan waktu sepuluh menit dengan berjalan kaki, sehingga privasi para tamu sangat terjamin.     

Selain menikmati waktu hangat berdua, Tang Yu juga akan membawa Pei Qiqi berjalan-jalan ke kota tua untuk membeli beberapa benda-benda khas lokal yang disukai gadis kecil itu.     

Tentu saja, malam adalah waktu favorit dan paling ditakuti Pei Qiqi. Tang Yu akan selalu memikirkan cara untuk menyiksanya dengan segala macam kesenangannya yang tidak bermoral.     

Jelas-jelas dia sedang hamil, tapi Tang Yu memiliki berhubungan badan dengan semangat yang membara hingga melampaui batas wajar.     

Dia selalu ingin menolak, tetapi setiap kali berusaha, dia juga akan terjebak... dalam rayuannya.     

Tang Yu menyiksanya secara perlahan malam ini. Namun, dia sedang memikirkan sesuatu di dalam benaknya.     

Sehari setelah acara pernikahan mereka, tepatnya di sore hari, Tang Yu mengajak Pei Qiqi pergi menemui Tang Zhiyuan.     

Tang Zhiyuan mengobrol berdua dengannya sebentar. Ayahnya bilang begini waktu itu…     

"Tang Yu, meskipun kamu dan Pei Qiqi tidak memiliki hubungan darah, tetapi Tang Xin memanggilmu dan Pei Qiqi dengan sebutan 'Kakak'. Hal ini membuatku merasa kalian memiliki hubungan inses (hubungan terlarang antara saudara)."     

Saat ini, Tang Yu, yang sebagai kakak, menggertak gadis kecil itu. Dia menundukkan kepalanya. Istri mudanya itu seketika merintih lirih dalam tangisan.     

Semburat merah muda alami menghiasi semua kelopak mata Pei Qiqi. Sekujur tubuhnya gemetar karena intimidasi dari Tang Yu. Dia menjerat pria itu untuk waktu yang lama, dan tidak bergerak selama beberapa saat.     

Tang Yu mengulurkan tangannya untuk membelai 'anjing kecilnya' yang menggemaskan. "Qiqi."     

Namun, Pei Qiqi malah menangis keras. Keadaannya yang rapuh itu justru membuat Tang Yu merasa sangat menarik.     

Ternyata gadis kesayangannya jadi begini saat hamil…     

Terjerat dalam kekacauan seperti ini sampai melewati waktu 10 hari…     

Pei Xiaoqi tidak ingin berurusan dengan Tang Yu seperti ini lagi, karena pada dasarnya… rasanya tidak dapat dijabarkan dengan kata-kata.     

Pagi-pagi keesokan harinya, Tang Yu sedang bercukur, dengan si kecil yang memeluknya dari belakang. Pei Qiqi memeluk pinggang Tang Yu, sementara wajah mungilnya menempel pada punggung pria itu. "Tang Yu, aku ingin makan hidangan mewah di luar. Aku juga ingin bermain-main."     

Tang Yu memandang si kecil itu di cermin, kemudian perlahan menjawab, "Nyonya Tang, apa yang kamu makan sekarang hampir sebanding dengan upeti kaisar di zaman dulu. Selain itu, untuk bermain..."     

Kali ini, suara Tang Yu terdengar menyimpan makna yang dalam. "Bukankah aku sudah menemanimu bermain-main setiap malam?"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.