Kujual Diriku Untukmu, Tuan Tang

Malam Pernikahan (3)



Malam Pernikahan (3)

0Pei Qiqi melirik Tang Yu. Hanya Tuan Tang yang bisa mengerti arti di balik ekspresi tersebut.     
0

Tang Yu mengulurkan tangannya untuk menggenggam tangan kecil Pei Qiqi, lalu tersenyum. "Qiqi, paling suka pendidikan pralahir yang aku berikan untuk anak kami."     

Bagaimana mungkin Kakek Lin tahu bahwa cucunya yang berharga ini memiliki pemikiran yang tidak bermoral? Ujung kumisnya naik sedikit. "Itu omong kosong. Bagaimana mungkin janin yang masih begitu kecil bisa merasakannya?"     

Semua orang terdiam. Jelas-jelas Kakek Lin sendiri yang bilang begitu barusan.     

Kakek Lin dapat melihat tatapan menyalahkan dari semua orang pada dirinya. Semburat merah seketika menghiasi wajah tuanya. Namun, dia justru marah untuk menutupi rasa malunya. "Oke, segera lakukan apa yang harus dilakukan. Pergilah ke tempat yang semestinya harus dikunjungi. Salah satunya, kalian pergilah berbulan madu. Mentang-mentang sudah membuat perut gadis muda ini membesar, jangan pikir kamu bisa bersantai-santai saja."     

Bahkan Lin Yun tidak sanggup mendengar perkataan kasar itu lebih lanjut. Dia menegurnya dengan pelan, "Ayah."     

Kakek Lin terdiam, lalu berkata dengan masam, "Maksudku, jangan memperlakukan anak gadis ini dengan buruk."     

Tatapan orang-orang di sekeliling menunjukkan ketidaksetujuan. Kakek Lin melihat ke kanan dan kiri. Wajah tuanya sedikit memerah... Sesaat kemudian, dia akhirnya mengutarakan maksudnya dalam satu kalimat, "Singkatnya, kalian harus pergi berbulan madu."     

Tang Yu tersenyum. "Qiqi sedang hamil, jadi aku tidak berniat pergi ke luar negeri. Aku berencana mencari resor dan menyewanya selama setengah bulan."     

Kakek Lin mengangguk. "Begitu juga lebih baik."     

Dia memperhatikan perut Pei Qiqi. "Jika dilihat-lihat, semestinya dia mengandung bayi perempuan."     

Kakek Lin juga sangat berpikiran terbuka. Sebenarnya, cucu seperti apa yang diinginkan? Anak gadis yang cantik cukup menyenangkan untuk diajak bermain.     

Memikirkan gadis kecil yang lemah lembut memanggilnya 'Kakek Buyut', perasaan itu… dia merasa seperti makan marshmallow, begitu meleleh saking lembutnya.     

Pei Qiqi menundukkan kepalanya dan meletakkan jarinya di perut bagian bawahnya tanpa dia sadari. Apakah bayinya berjenis kelamin perempuan?     

Dia sepertinya suka makanan pedas.     

Setelah makan bersama dengan Tang Yu di rumah besar Keluarga Lin, Kakek Lin mengantar mereka berdua pergi. Tidak lupa, dia berpesan untuk pergi berbulan madu.     

Mereka berjalan keluar dari rumah utama menuju halaman yang dipenuhi hamparan berbagai tanaman hijau yang masih tampak kuno. Tapi, mungkin karena suasananya berbeda, pemandangan ini juga menjadi terasa lebih menarik, tidak terlalu menyeramkan seperti sebelumnya.     

Tang Yu menggenggam tangan Pei Qiqi sembari berjalan perlahan. Dia tiba-tiba berhenti dan berkata dengan suara rendah, "Jin Rong di sini. Apa kamu ingin bertemu dengannya sebentar?"     

Pei Qiqi mendongak untuk menatap Tang Yu, kemudian dia menggelengkan kepalanya. "Lain kali saja."     

Tang Yu tersenyum. "Oke."     

Tang Yu menariknya dan kembali berjalan ke depan. Setelah beberapa saat, suara yang lembut terdengar di telinga Tang Yu, "Tang Yu, kamu sepertinya cemburu."     

"Tidak!"     

"Tapi wajahmu memerah." Pei Qiqi memeluk lengan Tang Yu dan memperhatikan fitur wajah pria itu dari samping.     

Pria muda yang tampan dan bermartabat itu memelototinya. "Pei Qiqi, kamu pasti sudah salah lihat."     

Tangan kecil Pei Qiqi memeluknya lebih erat. Dia menjerat Tang Yu seperti seorang gadis kecil, lalu berujar dengan suara genit, "Tang Yu, bolehkah aku menemui Jin Rong sekarang dan mengatakan kalau aku akan memilih sekali lagi?"     

"Diam!" Kali ini, Tang Yu langsung membungkam bibir mungil Pei Qiqi.     

Awalnya dia hanya ingin menghentikan mulut kecil Pei Qiqi agar tidak berbicara, dan sekadar menghukumnya saja, tetapi perlahan dia menjadi bergairah.     

Pei Qiqi didorong ke rak bunga dan dicium dengan intim...     

Tangan kecilnya menggantung di leher Tang Yu dengan lembut.     

Tang Yu menciumnya lagi dan lagi. Ketika akhirnya merasa terpuaskan, dia menunduk dan menempelkan dahinya ke dahi Pei Qiqi, tanpa melakukan apa pun, hanya memeluknya seperti ini… Itu saja sudah cukup.      

Lin Jinrong sedang duduk di kursi roda di lantai dua. Melalui dinding kaca berukuran besar, dia menyaksikan pasangan suami istri itu saling berciuman di bawah pohon.     

Dia juga pernah berfantasi tentang berhubungan seks dengan Pei Qiqi sebelumnya. Tapi, sekarang gadis itu sudah menjadi milik orang lain.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.