Kujual Diriku Untukmu, Tuan Tang

Malam Pernikahan (2)



Malam Pernikahan (2)

Wajah Pei Qiqi memerah malu. Dia membenamkan dirinya ke dalam pelukan Tang Yu, tanpa mengatakan apa pun.     

Tang Yu terkekeh, lalu memegangi Pei Qiqi dan menciumnya sebentar. Setelahnya, dia baru berkata, "Setelah ini, bangunlah dan sajikan teh secara terpisah."     

"Ya," sahut Pei Qiqi.     

Tang Yu mencubit pipi gadis itu. "Nyonya Tang kecil, kamu benar-benar imut."     

"Aku tidak kecil." Semburat merah menghiasi wajah Pei Qiqi…     

Tang Yu sungguh keji. Ketika dia mengatakan 3 kata itu, dia meletakkan satu tangannya di suatu tempat.     

Kemudian, dia tersenyum lagi dengan raut wajah yang penuh kelembutan. Begitu dia mengerahkan sedikit kekuatan, Pei Qiqi berseru keras. Tang Yu benar-benar memiliki kesenangan yang tidak bermoral.      

Pei Qiqi mengerucutkan bibirnya. "Mesum!"     

Tuan Tang malah bersenandung mengiyakan, dan kemudian perlahan menyiksanya...     

Dia menyiksa Pei Qiqi sambil menggertaknya dengan cara yang jahat…     

"Nyonya Tang, apakah ini cukup mesum?"     

Pei Qiqi hanya memejamkan matanya, tidak melihat Tang Yu.     

Mesum mesum mesum!     

Tingkat kemesuman Tang Yu terus meningkat hari demi hari…     

"Nyonya Tang, bagaimana dengan ini? Lebih mesum yang barusan atau yang seperti ini?"     

Wajah mungil Pei Qiqi dipenuhi semburat merah muda, bahkan sampai kelopak matanya juga menjadi merah muda akibat siksaan Tang Yu ini. Dia ingin menangis, tapi tidak bisa. Gerakan tangan Tang Yu sungguh kejam, hingga membuat bulu mata Pei Qiqi yang panjang bergetar dan meneteskan air mata. Saat berkedip, dia justru memperlihatkan kecantikannya yang seakan bisa mengguncang seluruh dunia.     

Tang Yu merasa bahwa ini sangat menarik. Tidak cukup kalau hanya sampai begini. Dia menggendong gadis kecil kesayangannya ke kamar mandi, lalu menyiksanya di depan cermin.     

Dia mengintimidasi Pei Qiqi sambil membujuknya untuk melihat pemandangan bagus di cermin. Pei Qiqi reflek menolak. Dia melingkarkan tangan kecilnya untuk menjerat Tang Yu, lalu mulut mungilnya menggigit bahu pria itu…     

Meskipun kurang puas, namun Tang Yu hanya mengintimidasi Pei Qiqi, atau memberinya makan seperti ini, tidak lebih dari itu.     

Tetapi gerakan Tang Yu sangat lembut dan nikmat tak terkira, seolah-olah itu sudah cukup membuat Pei Qiqi gemetar dan senang.     

Tang Yu menyiksa Pei Qiqi dengan keji sambil mengamati pemandangan indah yang terpampang di cermin, kemudian dia perlahan berkata, "Nyonya Tang, menurutmu, anak kita nanti akan mirip aku atau kamu?"     

Tanpa pikir panjang, Pei Qiqi langsung menyahut dengan napas terengah-engah, "Seharusnya mirip kamu!"     

Lalu dia membuka matanya yang kabur dan menatap Tang Yu...     

Ada cermin di hadapan mereka… Pei Qiqi juga melihat bagaimana Tang Yu menyiksa dirinya.     

Dia merintih dan segera memejamkan matanya lagi.     

Si mesum ini!     

Pei Qiqi menggigit bibir kecilnya, sementara tangannya memeluk Tang Yu dengan genit…     

Pria ini terlalu jahat.     

Tang Yu terkekeh dengan suara rendah, "Sayang, panggil aku 'suamiku' lagi."     

Pei Qiqi tidak mau memanggilnya begitu. Jadi, Tang Yu, yang semula hanya menjeratnya, kini menjadi marah dan melampiaskannya sampai jam 10. Setelah semua kekacauan itu, mereka baru kembali ke rumah besar Keluarga Lin.      

Meskipun Tang Yu sudah mengontrol diri dan menahan sebisa mungkin untuk tidak benar-benar menggerakkan Pei Qiqi, namun Pei Qiqi malah meninggalkan beberapa bekas ciuman yang tampak jelas di lehernya, dan itu sangat mencolok.     

Kakek Lin, Lin Yun, dan kerabat besar lainnya duduk di kursi utama. Mereka diam-diam memandang Tang Yu dengan tatapan menegur. Anak muda ini sungguh tidak bisa mengendalikan diri. Dilihat dari kantung mata hitam gadis kecil itu, dapat ditebak kalau dia tidak tidur nyenyak.     

Tang Yu tersenyum. Dia mengambil teh dari gadis muda di sebelah, lalu berlutut bersama Pei Qiqi untuk menyajikan teh sebagai tanda penghormatan.     

Lin Yun meminum teh itu dengan segala macam perasaan yang bercampur aduk di hatinya, tapi kemudian dia akhirnya merasa lega.     

"Kamu sedang hamil, tidak perlu berlutut lagi. Hati-hati, jangan sampai anakmu sakit." Lin Yun berkata dengan lembut dan meminta Pei Qiqi untuk bangun.     

Tang Yu membantu istrinya berdiri dengan hati-hati. Kakek Lin melotot dengan marah dari sebelah. "Sekarang saja memperlakukannya selayaknya bayi kesayangan, tapi bagaimana kamu bisa melupakannya semalam?"     

Tang Yu tersenyum. "Bukankah tidak sampai mabuk?"     

"Perhatikan pendidikan pralahir." Kakek Lin mendengus dingin. "Jangan pikir kamu bisa minum dan merokok tanpa kendali saat istrimu sedang hamil."     

Pendidikan pralahir?     

Pei Qiqi menggigit bibir bawahnya... Pendidikan pralahir dari Tuan Tang bahkan lebih membuat orang lain bergidik ngeri!     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.