Kujual Diriku Untukmu, Tuan Tang

Pilihan Pei Qiqi (3)



Pilihan Pei Qiqi (3)

0Pei Huan ingin melarikan diri, tetapi dia sangat malu hingga merasa tidak punya tempat untuk berdiri.     
0

Lin Jinrong menatapnya dengan tenang, lalu berkata dengan suara yang terdengar serak, "Pei Huan, lama tidak bertemu."     

Pei Huan berdiri tanpa jiwa. Dia tidak bisa bergerak selangkah pun atau mengucapkan sepatah kata pun.     

"Aku dengar kau sudah menggugurkan anak itu, benar bukan?" Lin Jinrong menurunkan pandangannya dan bertanya dengan suara lirih.     

Pei Huan menatapnya. Setelah terdiam lama, dia baru tersenyum, tersenyum di sela tangisannya. "Ya, anak itu sudah tidak ada. Pernikahan kita juga telah berakhir."     

Begitu Lin Jinrong bangun, dia langsung menemui Pei Qiqi. Bukankah dia mengetahui hal ini?     

Sakit hati ini semakin tak tertahankan. Pei Huan pernah mencintainya, sangat mencintainya hingga begitu dalam.     

Itu adalah cinta yang dirasakan gadis muda yang berhati polos. Dia tidak ada bedanya dengan Pei Qiqi.     

Tapi yang tersisa di dalam hati Lin Jinrong hanyalah rasa jijik pada dirinya.     

Pei Huan menutupi wajahnya. "Jinrong, maafkan aku."     

Maaf, aku menghancurkan hidupmu. Maaf, aku merebut cintamu.     

Maaf, aku membuatmu melihat orang yang kamu sukai menikah dengan orang lain hari ini.     

Lin Jinrong duduk tanpa ekspresi sedikit pun di wajahnya yang pucat.     

Beberapa saat kemudian, dia baru perlahan bertanya, "Apa kamu punya permintaan lain?"     

Pei Huan tiba-tiba mengangkat pandangannya. Dia memandang Lin Jinrong dengan terkejut, tidak berani mempercayai apa yang dia dengar barusan.     

Dia hanya melihat Lin Jinrong seperti itu. Butuh waktu yang lama baginya hingga akhirnya menundukkan kepala, lalu tersenyum pahit. "Tidak, aku tidak membutuhkannya lagi."     

Kemudian, dia mengangkat pandangannya dan menatap Lin Jinrong dalam-dalam.     

Mereka dulunya adalah sepasang suami istri. Tetapi setelah pria itu bangun, Pei Huan bahkan tidak memiliki keberanian untuk menciumnya.     

Ya, seperti inilah…     

Lin Jinrong juga menatapnya. "Baiklah kalau begitu."     

Kursi rodanya didorong menjauh. Pei Huan berdiri di sana dengan pandangan kosong…     

Ibu Lin berujar dengan suara tegang, "Jin Rong, jangan pernah berinteraksi dengannya lagi."     

Dia benar-benar takut pada Pei Huan. Jika bukan karena sepasang ibu dan putri yang kejam itu, apa mungkin Jin Rong akan sangat menderita sampai seperti ini?     

Lin Jinrong menepuk punggung tangan ibunya dan tersenyum ringan. "Semuanya sudah selesai."     

Dia hanya menanyai wanita itu tentang apa yang dibutuhkan, melaksanakan tanggung jawab terakhirnya sebagai seorang suami...     

Dia tahu kalau Pei Huan sangat menderita akhir-akhir ini…     

Pei Huan sudah memperhitungkannya sampai berakhir begini, tetapi wanita itu pernah mengandung seorang anak untuknya.     

Meskipun pada akhirnya anak itu Pei Huan gugurkan.     

Tidak ada orang yang menyayangi anak itu, jadi lebih baik tidak ada sekalian.     

Lin Jinrong menurunkan pandangannya, lalu mendongak lagi. Dia memandang gereja di depannya dalam diam…     

Dia pernah bermimpi mengadakan upacara pernikahan bersama Pei Qiqi di tempat ini. Pei Qiqi pasti sangat cantik dalam balutan gaun pengantin.     

Akhirnya dia melihatnya hari ini. Hanya saja, Pei Qiqi mengenakan gaun pengantin untuk orang lain.     

Dia terkekeh pelan, menertawakan kebodohan dirinya sendiri...     

 ...     

Di dalam limosin, Tang Yu melihat hidung mungil gadis kecil kesayangannya memerah. Dia menghela napas pelan. "Pei Qiqi, kita menikah hari ini."     

Pei Qiqi memandangnya. "Tang Yu, aku bahagia."     

Tang Yu tidak bisa menahan diri untuk tidak menghela napas lagi. "Pei Qiqi, aku lebih suka kamu bahagia karena aku."     

"Itu memang karena kamu." Pei Qiqi baru ingat sekarang kalau dia ingin mengatakan sesuatu yang Tang Yu suka dengar. Dia bersandar di bahu Tang Yu dan berbisik dengan genit.     

"Benarkah?" tanya Tuan Tang, dengan bagian akhir yang begitu panjang dan juga menyimpan makna yang dalam.     

Pei Qiqi merasa bulu-bulu di sekujur tubuhnya berdiri satu per satu...     

Karena setiap kali Tang Yu berkata begini, maka akan ada seseorang yang kurang beruntung.     

Pesta besar mereka dimulai di malam harinya, namun Lin Jinrong tidak muncul lagi. Pei Qiqi mengenakan gaun bergaya khas Cina dan berdampingan dengan Tang Yu. Ada beberapa pendamping wanita yang mengurus jalannya acara di belakang mereka.     

Tang Yu adalah pengantin baru sekarang, dan Pei Qiqi dalam keadaan hamil, jadi Tang Yu yang menempatkan dirinya untuk minum-minum. Tetapi, tidak sampai setengah jam, dia sudah mabuk.     

Melihat situasi yang tidak benar, Kakek Lin memberi isyarat mata untuk menyuruh seseorang menggantikan cucunya minum.     

Martabat Tang Yu ada di sana. Dia tidak boleh mabuk sampai kehilangan kendali. Selain itu, apa dia mau melewatkan momen malam pengantin baru?     

Bagaimana jika Tang Yu mabuk dan melakukannya dengan terlalu kasar hingga menyakiti cicit kecilnya yang berharga?     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.