Kujual Diriku Untukmu, Tuan Tang

Acara Pernikahan (2)



Acara Pernikahan (2)

0Pendeta sengaja memutuskan untuk mengubah rancangan acara, karena semakin cepat selesai semakin baik.     
0

Tang Yu tersenyum tipis, tetapi tatapannya masih tertuju pada wajah Pei Qiqi. "Ya."     

"Bagaimana dengan Pei Qiqi?"     

Pei Qiqi memandang Tang Yu. Dia melihat senyuman di mata pria itu. Dia, yang awalnya merasa gugup, kini menjadi lebih santai.     

Dia perlahan berkata, "Aku…"     

Sebelum kata 'bersedia' terucap dari mulut Pei Qiqi, sebuah suara samar terdengar dari pintu gereja, "Tunggu sebentar."     

Suara itu…     

Cambang Kakek Lin gemetar, bahkan bulu kuduk di sekujur tubuhnya berdiri semua hingga hampir meledak.     

Jin Rong kesayangannya. Itu adalah suara Jin Rong kesayangannya…     

Cucu kesayangannya sudah siuman…     

Sebelum Kakek Lin bisa mengungkapkan kegembiraan di dalam hatinya, dia melihat ibu Lin Jinrong mendorong putranya masuk secara perlahan…     

Perlahan, Lin Jinrong masuk ke dalam gereja, dengan sinar matahari yang memantul di punggungnya, yang juga memberikan secercah bayangan di gereja.     

Suasana hati Kakek Lin tiba-tiba menyala cerah seperti salju. Ini adalah datang di saat yang tepat untuk memprovokasi.     

Pei Qiqi hanyalah seorang gadis muda. Baik Tang Yu maupun Jin Rong, mereka berdua sama-sama menyukainya.     

Bagaimana cara membaginya?     

Dia tidak peduli. Bagaimanapun juga, cinta mereka harus dibagi sama rata!     

Lagi pula, sudah ada anak di dalam rahimnya. Siapa pun yang memiliki kemampuan untuk merebutnya akan menjadi ayah anak itu. Bagaimanapun juga, mereka semua adalah keturunan Keluarga Lin. Tidak buruk jika salah satu dari mereka menjadi ayah dari anak tersebut, siapa pun itu.     

Lin Jinrong masih lemah. Dia baru bangun kurang dari seminggu, dan otot-otot di seluruh tubuhnya belum sepenuhnya bisa digerakkan dengan normal.     

Tapi, otak dan pikirannya benar-benar berfungsi dengan baik sepenuhnya.     

Dia membiarkan ibunya mendorong dirinya tepat ke hadapan Pei Qiqi secara perlahan.     

Seluruh tubuh Pei Qiqi pun membeku.     

Dia memandang Lin Jinrong dengan tatapan tak percaya. Jin Rong bangun…     

Jin Rong sudah bangun.     

Lin Jinrong berhenti, lalu mendongak untuk melihat Pei Qiqi, melihat kecantikan gadis itu, kecantikan yang ditujukan untuk orang lain.     

Pei Qiqi berjongkok dengan gerakan sangat lambat dan memanggil nama Jin Rong dengan bibir gemetar.     

Tang Yu tidak mencegahnya.     

Jika dia tidak memiliki keyakinan sedikit pun pada dirinya sendiri maupun pada Qiqi, maka acara pernikahan ini tak akan diselenggarakan.     

Dia menunggu dengan sabar, serta juga dengan… kebanggaan pada diri sendiri.     

Pei Qiqi perlahan berjongkok. Dia mengulurkan jarinya dan menyentuh wajah Lin Jinrong dengan hati-hati.     

Rasanya begitu hangat. Meskipun terlihat pucat, namun dia hidup.     

"Qiqi." Telapak tangan Lin Jinrong yang agak kurus tiba-tiba menangkap lengan ramping Pei Qiqi. Pei Qiqi tertegun dan menatapnya dalam diam.     

Lin Jinrong mengangkat pandangannya ke arah Tang Yu. Itu adalah jenis tatapan mutlak antara sesama laki-laki.     

Kakek Lin, yang berada di samping, hanya bisa mengusap-usap hidungnya. Dia merasa benar-benar kehilangan banyak muka hari ini.     

Jin Rong datang dalam keadaan seperti ini, tanpa memedulikan hal lain. Bahkan, sekali lagi untuk menyatakan perasaannya, dan juga menangkap tangan kecil Pei Qiqi... Yah, perselisihan cinta dalam keluarga! Perselisihan cinta dalam keluarga!     

Tidak terlihat sesederhana itu.     

Lin Jinrong tersenyum. "Terima kasih, Kak Tang Yu, telah memberiku kesempatan untuk bersaing secara adil."     

Mata hitam Tang Yu menatapnya lurus dan dalam-dalam. Dia tak mengatakan apa pun.     

Sebenarnya, ini sudah tidak adil. Pei Qiqi hamil, sementara orang yang memiliki posisi kuncinya sudah ada.     

Lin Jinrong berkata dengan lembut, "Pei Qiqi, kamu pernah bilang bahwa selama aku tidak mati, kamu akan bersamaku."     

Seusai berkata demikian, dia mengulurkan tangannya untuk membelai bibirnya.     

Kini dia sudah bangun, dan masih mengingat kehangatan di bibir Pei Qiqi pada waktu itu.     

Pei Qiqi memeluk Lin Jinrong sambil bercucuran air mata. Air mata itu benar-benar ditumpahkan untuk Lin Jinrong.     

Dia mencium Lin Jinrong sambil menangis. Bahkan di sela tangisannya, dia mengatakan bahwa selama Lin Jinrong hidup, dia akan bersamanya.     

Lin Jinrong menatap Pei Qiqi dengan serius. Sorot mata juga tampak begitu dalam. "Pei Qiqi, apa kamu masih akan mempertanggungjawabkan apa yang sudah kamu katakan?     

Dia meraih tangan Pei Qiqi dan meletakkannya di wajahnya. "Pei Qiqi, apa sudah terlambat bagiku untuk mengatakan aku mencintaimu sekarang?" Pada hari di mana kamu mengenakan gaun pengantin untuk orang lain.     

Pei Qiqi, aku sudah kembali. Apa kamu masih menungguku?     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.