Kujual Diriku Untukmu, Tuan Tang

Acara Pernikahan (1)



Acara Pernikahan (1)

0Pernikahan Tang Yu dan Pei Qiqi digelar sesuai jadwal, dan diadakan di sebuah gereja yang memiliki sejarah panjang.     
0

Pernikahan diadakan di pagi hari, sementara pesta kumpul keluarga dekat diadakan pada siang hari, dan pesta besarnya diadakan di Hotel Crystal, yang berada di bawah naungan Perusahaan Lin, di malam hari, dengan 200 meja untuk para undangan.     

Meski begitu, Tuan Lin masih menganggap tempat itu terlalu kecil. Dia terus menerus mengatakan bahwa Tang Yu merayakan pernikahannya dengan terlalu sederhana.     

Sebelum acara pernikahan cucunya, Tuan Lin masih saja mengeluh. Tang Yu sedang merapikan dasi kupu-kupunya di depan cermin. "Kakek, bagi Qiqi, 200 meja sudah terlalu banyak. Dia bilang akan sangat melelahkan untuk bersulang."     

Meskipun bisa dibilang Pei Qiqi merasa tidak terlalu tidak nyaman pada tahap awal kehamilannya, namun gadis kecil itu sangat rewel setengah mati.     

Kakek Lin tidak menyayangi siapa pun sekarang. Dia hanya menyayangi Pei Qiqi seorang.     

Mau bagaimana lagi? Pei Qiqi masih terlalu muda, parasnya begitu cantik, dan terlebih lagi ada si kecil di dalam perutnya.     

Jika dia tidak menyayanginya, siapa lagi yang dia sayangi?     

Berbagai awak media di Kota B mengelilingi gereja pada hari pernikahan. Setelahnya, dua ratus penjaga keamanan dikirim untuk menjamin keamanan pengantin baru saat memasuki tempat acara.     

Gereja yang khusyuk dipenuhi suasana romantis karena 99.990 mawar merah muda yang diangkut melalui udara, terutama di depan panggung yang dihiasi dengan segala macam bunga yang amat indah.     

Pendeta berambut putih berdiri di depan, dengan Tang Yu di sebelah kanannya...     

Pintu gereja perlahan terbuka. Di antara suara decitan yang parau itu, seberkas cahaya masuk menerangi seluruh gereja.     

Sinar cahaya itu menerangi seluruh dunia Tang Yu. Dia seolah bisa mendengar malaikat bernyanyi di sisi telinganya.     

Pei Qiqi menggenggam pergelangan tangan Kakek Lin. Tidak salah lagi, Kakek Lin sendiri yang mengantarnya masuk ke dalam gereja.     

Kelak, siapa lagi yang berani mengatakan bahwa Qiqi-nya memiliki latar belakang keluarga yang tidak baik?     

Tuan Lin berjalan perlahan, dengan kumis yang tidak bisa berhenti menekuk naik…     

Lihatlah domba kecilnya ini, betapa sangat cantiknya dia…     

Lihat dan lihatlah lagi, istri siapa yang lebih cantik daripada istri Tang Yu, ha?     

Adakah? Adakah? Tidak ada, bukan?     

Jika tidak ada, maka tutup saja mulutmu…     

Selain itu, Qiqi-nya masih muda dan berparas cantik, bisa melahirkan anak pula.     

Tuan Lin sekarang rasanya sudah tidak sabar lagi untuk segera mengumumkan kalau ada benih Tang Yu di dalam perut Pei Qiqi ini…     

Tentu saja, semua perilaku yang tidak sesuai dan kekanak-kanakan ini tidak akan ditunjukkan oleh Tuan Lin, yang telah melewati berbagai badai dan ombak besar dalam hidupnya…     

Sikapnya menunjukkan bahwa dia begitu bangga membawa Pei Xiaoqi ke hadapan Tang Yu.     

Gadis itu mengenakan gaun pengantin berwarna putih bersih yang begitu estetik dan romantis sekali. Bagian ujung roknya diangkat oleh empat pelayan di belakang.     

Dia sangat cantik tiada tara. Saking cantiknya Pei Qiqi, Tang Yu sampai gemetar takjub melihatnya berjalan menuju ke sisi dirinya, seolah-olah mereka baru pertama kali bertemu.     

Seolah tampak kabur, namun begitu jelas.     

Pria muda yang tampan dan berwibawa itu membasahi mata hitamnya lagi. Dia menundukkan kepalanya dan mencurahkan semua kelembutan dari sorot matanya…     

Setelah beberapa saat, dia mencium dahi Pei Qiqi dengan menahan diri.     

Semua hadirin seketika bersorak… Padahal belum sampai ke tahap ini, mengapa sudah buru-buru mencium?     

Pei Qiqi mendongak, tanpa bisa memalingkan pandangannya. Dia berujar dengan lembut namun juga nakal, "Tuan Tang, kamu sangat tampan hari ini."     

Suara Tang Yu pun juga terdengar serak, "Nona Pei, kamu juga benar-benar cantik sempurna."     

Pendeta itu berdeham pelan untuk menginterupsi keduanya, mengisyaratkan pada mereka untuk langsung mulai ke acara inti.     

Sungguh, dia sudah memimpin begitu banyak acara pernikahan, tetapi dia tidak pernah menjumpai pasangan baru yang sampai tidak fokus seperti ini.     

Pengantin pria dan wanita akhirnya bertatap muka dengannya untuk memberi penghormatan, jadi pendeta mulai berpidato panjang lebar…     

Tidak ada yang mendengarkannya. Tang Yu justru memegang tangan kecil Pei Qiqi, dengan pandangan yang terus tertuju pada wajah mungil gadis itu.     

Benar-benar acara pernikahan yang memalukan.     

Pendeta bertanya dengan enggan, di bawah tekanan menghadapi pengantin baru yang tidak memperhatikannya, "Jika tidak ada masalah, silakan menandatangani nama masing-masing di buku nikah. Kalian harus berjanji untuk saling mencintai, dan memiliki kesetiaan yang teguh satu sama lain."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.