Kujual Diriku Untukmu, Tuan Tang

Lin Jinrong Sudah Siuman (2)



Lin Jinrong Sudah Siuman (2)

0Pei Huan mengendarai mobilnya masuk ke dalam sanatorium. Orang-orang di dalam tidak ada yang mengenalinya. Pei Huan juga hanya mengatakan kalau dirinya adalah kerabat Keluarga Lin.     
0

Dia perlahan berjalan masuk. Ketika melihat sebuah ruangan serba putih, mata dan tubuh Pei Huan menyusut dalam sekejap.     

Tenggorokannya bahkan mengeluarkan suara yang tajam, yang tiba-tiba memecah kesunyian di ruangan itu.     

Jin Rong masih berbaring tenang. Kulit dan ototnya tidak elastis seperti sebelumnya karena sudah lama tidak bergerak. Dia berbaring dengan tenang seperti pemuda yang lemah.     

Kuku Pei Huan hampir tenggelam ke dalam dagingnya. Dia memandang wajah pucat Lin Jinrong, lalu perlahan berjongkok di depan ranjang.      

Dia mengangkat salah satu tangan Lin Jinrong dengan lembut dan meletakkannya di pipinya.     

Tangan itu sudah tidak hangat lagi. Bahkan meskipun Lin Jinrong tidak pernah memberikan kehangatan padanya, namun setidaknya mereka pernah menjadi sepasang suami istri.     

"Jin Rong, apakah kamu menyalahkanku?" Pei Huan mengangkat pandangannya ke arah pria itu.     

Dia memandang wajah Jin Rong yang kering, begitu pucat tapi masih tetap tampan.      

"Kamu pasti menyalahkanku." Pei Huan memejamkan matanya dan mulai menangis. "Aku memberimu obat, aku menghancurkanmu dan Pei Qiqi, dan aku meminta ibuku untuk menjual Pei Qiqi kepada seorang lelaki tua... Karena dengan begitu, kamu baru bisa benar-benar menjadi milikku."     

Pada waktu itu, dia begitu naif. Dia mengira bahwa dengan menikahi Lin Jinrong dan melahirkan anaknya, maka dirinya dapat memiliki Lin Jinrong seutuhnya.     

Lin Jinrong dan Pei Huan memang sudah menikah, tetapi di hati pria itu, masih ada Pei Qiqi seorang.     

Bahkan hidupnya juga untuk Pei Qiqi.     

"Jin Rong, aku telah menggugurkan anak itu…" Wajah Pei Huan dipenuhi air mata. "Kamu pasti tidak peduli!"     

Seusai berkata demikian, tubuhnya gemetar.     

Dia menggenggam satu tangan Lin Jinrong dengan sangat ketakutan… Baru saat inilah dia merasakan betapa bersalahnya dirinya pada pria ini.     

"Jin Rong, katakan padaku, kamu tidak peduli, kan?" Dia bertanya diiringi isak tangis.     

Tapi tidak ada yang bisa menjawabnya.     

Pei Huan menangis sangat sedih. Dia melampiaskan sisa emosi yang dipendamnya semalam dengan menangis pada satu-satunya pria yang pernah dia cintai dan juga benci.     

Tidak peduli apakah Lin Jinrong hidup atau mati, bagaimanapun juga, mereka tidak akan bisa kembali bersama.     

Untuk pertama kalinya, Pei Huan merasa bahwa dirinya terlalu mementingkan diri sendiri, begitu mengerikan. Mungkin seperti yang dikatakan Pei Qiqi, dia mengacaukan hidupnya sendiri...     

"Jin Rong, dia akan menikah dengan… Kak Tang Yu-mu!" Pei Huan menyandarkan tubuhnya ke depan ranjang rumah sakit dan tersenyum ringan. "Dia… semestinya sudah hamil."     

Jari-jari Lin Jinrong bergerak sedikit, kemudian bergerak lagi.     

Tapi Pei Huan tenggelam dalam dunianya sendiri, sehingga tidak menyadari hal tersebut sedikit pun.     

Pandangannya tertuju ke wajah Lin Jin Rong, lalu dia tersenyum aneh. "Jin Rong, apa kamu senang? Dia hamil…"     

Tapi, bukan anakmu.     

Melainkan anak Tang Yu… Pei Qiqi akan memberikan hidupnya untuk menikah dengan Kak Tang Yu-mu.     

Pei Huan duduk di lantai seperti orang gila. Rambut panjangnya tampak kusut seperti sarang burung, aroma tubuh dan mulutnya juga tidak sedap. Selain itu, dia mengenakan pakaian yang terlihat seperti wanita yang tidak terhormat…     

Ibu Lin Jinrong menerima telepon dari perawat untuk datang berkunjung. Setibanya di sana, dia justru melihat penampilan Pei Huan yang seperti itu. Kemarahannya yang telah menumpuk untuk waktu yang lama seketika semakin tersulut begitu mendapati hal ini.     

Pei Huan ini masih memiliki wajah untuk datang menjenguk Jin Rong!     

Bukankah dia sudah cukup kejam hingga membuat Jin Rong mengalami nasib buruk ini?     

"Keluar dari sini." Ibu Lin Jinrong telah mengalami banyak hal dalam hidup ini. Dengan melihat penampilan Pei Huan sekilas saja, dia sudah bisa menebak kalau wanita ini hidup tanpa tujuan dan bermain-main di luar. Bagaimana dia bisa membiarkan wanita seperti Pei Huan datang menemui Jin Rong?     

Terlebih lagi, ketika mengingat Pei Huan telah menggugurkan cucunya dengan tidak berperasaan, ibu Lin Jinrong tidak ingin melihatnya lagi seumur hidup.     

Ibu Lin Jinrong sangat membencinya, jadi dia tidak bisa menganggapnya enteng. Dia langsung menarik rambut Pei Huan dan menyeretnya keluar...     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.