Kujual Diriku Untukmu, Tuan Tang

Semuanya Penuh Drama (1)



Semuanya Penuh Drama (1)

0Kata-kata dalam laporan berita tersebut begitu penuh, penuh dengan perasaan penganiayaan. Di mata publik, Pei Qiqi langsung dapat dinilai sebagai gadis berparas cantik, namun sebenarnya berhati busuk, serta gadis yang mengandalkan kecantikannya untuk menjual tubuh dan merayu pria kaya…     
0

Ini adalah semacam permainan momok tanpa mengancam.      

Karena status sosial Pei Qiqi yang tidak biasa, tidak mungkin baginya untuk mengekspos masalah masa lalu Pei Minghe ke hadapan publik. Pei Qiqi sungguh tidak dapat melakukannya.     

Selain itu, dia dan Pei Huan memiliki kedudukan yang berbeda.     

Tang Xin memandang Pei Qiqi dengan hati-hati. "Qiqi, dia benar-benar tidak tahu malu. Anak dan ibu itu jelas bukan orang baik."      

Pei Qiqi tersenyum enggan. "Sebenarnya, beberapa dari apa yang dia katakan memang benar."     

"Qiqi tidak mungkin tertarik dengan aset properti yang hanya sedikit itu, kan?" ujar Tang Xin dengan marah.     

Qiqi akan menikah dengan kakaknya. Anak perusahaan Shengyuan mana pun bahkan jauh lebih besar dari skala Perusahaan Pei. Apanya yang Pei Huan maksud merebut aset warisan keluarga? Pei Huan sangat pintar memainkan dua wajah yang kontras dengan fakta!     

Pei Qiqi memandang Tang Yu.     

Tang Yu meminum susu, kemudian mencubit pipi gembil Pei Qiqi. "Nyonya Tang, aku percaya pada kemampuanmu."     

Pei Qiqi membisikkan beberapa patah kata.      

Tang Yu tersenyum dan bangkit. "Aku akan menunggumu di mobil."     

"Ya," sahut Pei Qiqi. Saat dia menoleh, Tang Xin memberi sebuah isyarat kepadanya. "Qiqi, aku mendukungmu secara mental."     

Meniru cubitan Tang Yu padanya barusan, Pei Qiqi mencubit pipi gembil Tang Xin. "Jika aku dalam kesulitan, aku lebih tersentuh kalau kamu mendukungku secara finansial."     

"Selama ada Kakak, kamu tidak memerlukan hal itu dariku." Tang Xin terkekeh dengan ekspresi seperti orang pelit.     

Semua masalah yang memenuhi benak Pei Qiqi seakan telah sirna, hanya setelah melihat tawa Tang Xin saja.     

Dia masuk ke dalam mobil Tang Yu. Tang Yu bertanya sambil menyalakan mobil, "Direktur Pei, apakah kamu membutuhkan bantuanku?"     

Pei Qiqi meliriknya. "Seharusnya tidak memerlukan untuk saat ini."     

Hanya saja, Pei Qiqi terlalu meremehkan kekuatan para reporter dunia hiburan… Hasil wawancara itu dikemas dalam berita yang luar biasa. Perusahaan Pei dan bahkan Marvel, semuanya terkena dampak.     

Citra Pei Huan sebagai korban yang tertindas dan lemah mendapatkan dukungan dari banyak penggemar. Berbagai komentar netizen tersebar luas di jejaring sosial untuk menyerang aset-aset yang dimiliki Pei Qiqi.      

Perusahaan Pei mengalami kemerosotan ekonomi yang parah sekali hanya dalam sekejap. Ada begitu banyak reporter berjongkok di pintu perusahaan sepanjang hari.     

Pei Qiqi akan dikepung oleh mereka, dari berangkat kerja sampai pulang kerja…     

Xiao Wen justru merasa bahwa semua ini tidak layak ditujukan kepada Pei Qiqi. Ketika hendak pulang kerja, dia tidak bisa menahan amarahnya lagi. "Pei Huan itu benar-benar tidak bisa memahami kebaikan orang lain. Kita tidak mempersulitnya, tapi dia justru penuh drama."     

Pei Qiqi duduk di belakang meja dan tersenyum. "Kamu lupa kalau dia sekarang adalah ratu film terbaik."     

Xiao Wen mendengus dingin. "Bukankah dia hanya artis pendatang baru yang hanya berperan sebagai cameo di beberapa film? Apa ini yang disebut ratu film terbaik!"     

Xiao Wen terdiam sejenak, lalu berujar dengan cemas, "Direktur Pei, ini tidak bisa dibiarkan! Bukankah menurutmu kita bisa melawan balik, misalnya…"     

Pei Qiqi mengangkat pandangannya dan menatap Xiao Wen, kemudian berujar perlahan, "Misalnya mengungkapkan kalau Pei Huan pengkonsumsi narkoba. Selain itu, mengungkapkan kalau Pei Huan memiliki hubungan yang tidak benar dengan sutradara?"     

Xiao Wen mengangguk dengan polosnya.     

Pei Qiqi menurunkan pandangannya. "Aku bukannya tidak terpikirkan untuk melakukan hal ini, Xiao Wen. Namun, aku selalu berharap Pei Huan masih memiliki jalan keluar."     

Seperti halnya dengan Xiao Gao, Pei Qiqi masih bisa memberinya kesempatan untuk membuka lembaran baru. Pei Huan memang sangat menyebalkan melebihi apa pun, tetapi mereka berdua memiliki ayah yang sama.      

Dia sudah sangat sengsara. Pei Qiqi tidak ingin mendorongnya ke jalan buntu tanpa ada jalan untuk kembali. Karena dengan begitu, dia tidak memiliki cara untuk mempertanggungjawabkannya kepada Ayah.     

Pei Qiqi bukanlah orang yang berhati lembut dengan perasaan belas kasih, hanya saja tidak ada pilihan lain.     

Xiao Wen termenung untuk waktu yang lama, lalu berujar lirih, "Direktur Pei, aku memang tidak memikirkannya sampai sejauh itu."     

"Aku tidak menyalahkanmu." Pei Qiqi memandangnya. "Xiao Wen, alasan mengapa aku masih memiliki belas kasih terhadapnya adalah karena… dia tidak punya jalan keluar."     

Xiao Wen merasa tersentuh. "Semoga dia bisa menghargai pengorbanan Direktur Pei."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.