Kujual Diriku Untukmu, Tuan Tang

Hati Qin Anlan Tergerak (2)



Hati Qin Anlan Tergerak (2)

0Qin Anlan bergeser keluar dari kerumunan wanita. Dia tersenyum ringan melihat ekspresi wajah Xiao Wen. "Setidaknya ada tujuh sampai delapan orang di sini. Apa yang bisa aku lakukan?"     
0

Dia bahkan membungkuk dan menempelkan bibirnya di sisi telinga Xiao Wen. "Kenapa? Apa Sekretaris Xiao takut kalau aku melakukan sesuatu yang buruk?"     

Jarak mereka terlalu dekat, sampai napas maskulin khas pria berhembus masuk ke dalam telinga Xiao Wen. Mau tidak mau, Xiao Wen harus mengakui bahwa pria ini sangat tidak sopan.      

Xiao Wen gemetar ketakutan dibuatnya. Dia segera berlari keluar.     

Qin Anlan menegakkan tubuhnya, dan senyuman yang menggantung di wajahnya telah menghilang dalam sekejap.     

Pei Qiqi berkata dengan suara tenang, "Jangan menakutinya."     

Sorot mata Qin Anlan berubah menyimpan makna yang dalam dan sulit ditebak. Dia menatap Pei Qiqi sambil terkekeh pelan. "Pei Qiqi, Sekretaris Xiao-mu semestinya telah diambil keperawanannya akhir-akhir ini. Barusan aku dapat mencium bau yang menarik perhatian dari tubuhnya."     

Pei Qiqi berkata dengan dingin, "Xiao Wen bukan artis atau pun model di bawah naungan perusahaanmu. Kau tidak perlu memikirkannya."     

Qin Anlan meliriknya lagi dan bersedekap. "Aku tidak bisa melihat bubur kecil dengan sayuran hijau seperti itu."     

Setelah berkata demikian, dia tertawa. "Pei Qiqi kamu seharusnya mengkhawatirkan dirimu sendiri."     

Jelas, Qin Anlan ini sedang memprovokasinya.     

Mana mungkin Pei Qiqi tidak mengerti? Tetapi dia tidak menjawab apa-apa. Anggap saja dia benar-benar bodoh.     

"Kamu tidak percaya?" Qin Anlan tertawa, lalu menundukkan kepalanya. "Apa kamu tidak menyukai bunga yang kukirimkan?"     

Pandangan Pei Qiqi tertuju pada Pei Huan. Suaranya pun berubah rendah, "Kurasa kata-katamu ini lebih cocok ditujukan pada Pei Huan!"     

Qin Anlan tertawa tak terkendali. Jari-jarinya yang ramping dan panjang memainkan korek api di tangannya. Dia tersenyum lagi. "Aku dan dia? Tidak ada hubungan apa pun di antara kita selain kontak fisik. Selain itu, aku tidak akan menyentuhnya lagi untuk ke depannya."     

Dia tidak akan menyentuh lagi artis yang diluncurkan oleh perusahaannya menuju ke jalan ketenaran.     

Namun, premisnya adalah tidak membuat Pei Huan mencari mati!     

Namun, kemungkinan ini bahkan sangat kecil...     

Pei Qiqi tidak berbicara lagi. Hanya saja, dia merasa sedih atas apa yang terjadi pada Pei Huan…     

Qin Anlan... Jin Rong.     

Jin Rong adalah pria yang sangat baik. Pei Huan juga pernah hampir mendekati cintanya itu.     

Pei Huan bahkan berhasil mendapat sesuatu yang tidak dapat digapai Pei Qiqi.     

Pei Huan, bagaimana kamu bisa rela melepaskannya?     

Bagaimana dia bisa rela melepaskan cintanya, dan malah beralih melemparkan tubuh ke satu pria dan pria lainnya…     

Pei Qiqi mengeluarkan barang dari sakunya, lalu menyerahkannya kepada Qin Anlan. "Bunganya telah aku terima. Tepi, Direktur Qin simpan saja benda ini."     

Qin Anlan menunduk dan melihatnya. Itu adalah liontin batu giok lemak domba yang dia kirimkan.     

Dia memperhatikannya sebentar, kemudian berkata dengan lembut. "Pei Qiqi, tidak ada alasan untuk menerima kembali apa yang sudah aku berikan."     

Pei Qiqi meletakkannya di telapak tangan Qin Anlan, lalu berkata dengan ringan, "Qin Anlan, tidak peduli apakah aku bersama Tang Yu atau tidak, kamu bukanlah orang yang ingin aku tunggu."     

Tubuh Qin Anlan gemetar. Awalnya, dia mengira dirinya bisa menutupinya dengan sangat baik, atau bisa dibilang dia bisa membohongi dirinya sendiri.     

Tetapi pada akhirnya, Pei Qiqi juga bukannya tidak mengerti…     

Dia perlahan menutup telapak tangannya, dan memperlihatkan senyuman datar di wajahnya. "Direktur Pei berpikir terlalu jauh. Ini hanya sebuah hadiah biasa."     

Ketika Qin Anlan berkata begitu, ada jejak kesepian yang tidak terlihat jelas di raut wajahnya.     

Dia sudah lama sekali tidak memberikan hadiah yang tulus pada seorang wanita.     

Seperti setiap wanita yang pernah dia tiduri, mereka hanya sebatas karakter yang berperan memuaskan nafsunya semata, atau pengambil ceknya saja.     

Dari dulu, dia tidak memberikan hadiah yang sederhana namun berarti pada lawan jenis…     

Apa yang diberikannya kepada Pei Qiqi bukanlah benda biasa. Dia memberikannya tanpa pikir panjang.     

Bukan untuk mendapatkan apa-apa. Dia hanya merasa bahwa batu giok itu sangat putih dan sangat cocok untuk Pei Qiqi.     

Namun, dia lupa kalau Pei Qiqi sudah mendapatkan benda seperti ini dari orang lain… Bagaimana mungkin Pei Qiqi masih mau menerima pemberiannya?     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.