Kujual Diriku Untukmu, Tuan Tang

Kakak, Kumohon Padamu! (4)



Kakak, Kumohon Padamu! (4)

0Tang Yu memegang segenggam besar mawar putih di tangannya sembari berjalan perlahan masuk ke dalam kamar…     
0

Di bawah cahaya matahari pagi, dia membungkuk dan mencium gadis kecil yang menggemaskan di atas tempat tidur itu.     

Pei Qiqi memeluk pria itu atas inisiatifnya sendiri. Mereka berdua berciuman dengan sangat ringan selama beberapa saat, hingga akhirnya Tang Yu baru melepaskannya. Suaranya terdengar agak serak, "Apakah kamu menyukainya?"     

Sudut bibir Pei Qiqi sedikit melengkung menunjukkan senyuman. "Kamu membicarakan bunga ini atau ciumanmu?"     

Tang Yu masih belum mengubah posturnya, dan masih saling bersentuhan dengan sudut bibir Pei Qiqi. Dia terkekeh pelan, "Nyonya Tang, kamu bisa memilih keduanya."      

"Kamu sangat baik!" Pei Qiqi menciumnya.     

Tang Yu tersenyum dan memeluk Pei Qiqi dengan satu tangan, sedangkan tangannya yang lain menyebarkan mawar yang dibawanya ke atas tempat tidur berwarna putih bersih…     

Pei Qiqi berbaring di antara mawar putih. Dengan rambut hitam dan bibirnya yang merah alami, dia sungguh terlihat indah tak terkira.     

Tang Yu duduk di sampingnya, tanpa melakukan apa-apa. Dia hanya mengulurkan tangannya dan membelai bibir merah Pei Qiqi…     

Pei Qiqi memanggil namanya dengan lembut, lalu spontan menyandarkan kepala kecilnya di atas pangkuan Tang Yu…     

Pada saat ini, matahari pagi yang menyinari seluruh tubuh mereka terasa begitu menenangkan dan sangat indah!     

Namun, keindahan semacam ini terkadang hanya berlangsung sementara.     

Tepat ketika kedua orang itu saling menikmati kasih sayang yang begitu dalam, terdengar suara gelisah pelayan dari luar kamar, "Tuan, ada paket di luar."     

Paket?     

Tang Yu menopang tubuhnya. "Taruh saja di lantai bawah sebentar."     

Pelayan tersebut berujar lagi, "Ini paket untuk Nona Muda."     

Pei Qiqi memandang Tang Yu, memeluk lehernya, dan bertindak seperti anak manja. "Gendong aku turun ke lantai bawah."     

Pelayan itu masih di depan pintu, dan wajahnya memerah tanpa bisa dihindari…     

Tang Yu adalah tipikal pria yang begitu mengendalikan diri dari kontak fisik saat di luar, namun langsung lepas kendali saat di dalam…      

Sejujurnya, dia bisa dibilang terlahir dengan temperamen dingin, akan tetapi penuh gairah.     

Pada saat ini, pelayan tadi masih di sana. Dia memandang Pei Qiqi dan berkata dengan suara yang dalam, "Qiqi."     

"Panggil aku Nyonya Tang." Pei Qiqi malah terdengar semakin nakal di pelukan Tang Yu. Dia tidak takut padanya!     

Tang Yu juga tidak punya pilihan selain menggendong si kecil nakal itu ke lantai bawah.     

Ketika melewati pelayan, dia berkata, "Tutup matamu."     

Tetapi Nyonya Tang saat ini malah memeluk lehernya dan menciumnya dengan keras.     

Martabat yang selalu Tang Yu jaga sepanjang hidupnya, kini rusak sudah… Tapi, mau bagaimana lagi, dia enggan membunuh gadis kesayangannya ini.     

Sesampainya di lantai bawah, Tang Yu juga tidak tenang.     

Di sana, ada sebuah boneka putri kecil yang terbuat dari mawar, benar-benar rapi dan sangat cantik.     

Tang Yu memandang Pei Qiqi, yang berdiri di sana sambil melihat boneka tersebut dengan ekspresi senang. Tang Yu bertanya pada pelayan yang berdiri di samping. "Siapa pengirimnya?"     

Benda seperti ini jelas dikirimkan untuk Pei Qiqi. Tang Yu adalah laki-laki. Tentu saja, dia tidak membutuhkan benda ini.      

Pelayan tersebut menyerahkan sebuah amplop pada Tang Yu. "Ini."     

Tang Yu memberi isyarat pada pelayan itu untuk pergi, sementara dirinya membuka amplop tersebut untuk melihat isinya. Ada beberapa kata ucapan selamat dan nama 'Qin Anlan' di amplop berwarna merah muda itu.     

Dan yang paling penting, ada sebuah liontin dari giok putih lemak domba di dalam amplop tersebut…     

Apa artinya ini?     

Tang Yu mengerutkan kening dan kembali melihat Pei Qiqi, yang masih di sana memperhatikan setiap bagian benda itu. Seketika, dia merasa kesakitan yang begitu dalam pada beberapa jari-jarinya yang terkena mawar itu.     

"Tang Yu, cantik sekali." Dia berlari menghampiri Tang Yu dan memeluk lehernya seperti burung kecil yang bahagia.     

Tang Yu menunduk dan mencium dahi Pei Qiqi, lalu menyerahkan amplop di tangannya pada gadis itu. "Qin Anlan yang mengirimkannya."     

Senyuman Pei Qiqi langsung pudar dalam sekejap. Dia membuka amplop tersebut.     

"Sepertinya, Anlan tertarik padamu." Tuan Tang mengusap-usap hidungnya, kemudian berjalan ke sofa dan duduk di sana.     

Pei Qiqi menunduk dan membaca surat tersebut, lalu mengambil liontin batu giok dan memperhatikannya sebentar. Dia berlari ke arah Tang Yu dan duduk bersimpuh di samping pria itu.     

Tang Yu hanya meliriknya, kemudian meminum kopinya dengan santai, tanpa memedulikan Pei Qiqi.     

Pei Qiqi memeluk lengannya dengan genit. "Apa kamu marah?"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.