Kujual Diriku Untukmu, Tuan Tang

Kakak, Kumohon Padamu! (3)



Kakak, Kumohon Padamu! (3)

0Pada akhirnya, Pei Qiqi tidak punya pilihan lain lagi. Dia mengangkat tubuhnya dan berbisik di sisi telinga Tang Yu dengan genit, dan memuji-mujinya. Dia mengatakan apa pun yang Tang Yu suka dengar…     
0

Pei Qiqi sudah memanggilnya 'Kakak' dan 'Ayah' juga. Dia sampai akhirnya terpaksa mengatakan sesuatu yang membuat wajahnya memerah menahan malu hingga jantungnya berdetak cepat. Kali ini, barulah Tang Yu menuruti apa yang diinginkan Pei Qiqi, dan melepaskannya…     

Malam berlalu sangat panjang…     

Tang Yu yang sedikit mabuk seperti tidak kenal lelah sama sekali. Dia berkali-kali menjerat tubuh kurus Pei Qiqi tanpa henti.     

Keringat menetes deras di mana-mana…     

Dia baru melepaskan Pei Qiqi saat langit sudah berangsur-angsur terang.     

Tang Yu tahu kalau gadis kecilnya ini menyukai kebersihan. Jadi, dia membersihkan diri Pei Qiqi sebentar, dan membawanya tidur dalam pelukannya.     

Mereka hanya memakai jubah mandi tipis dan saling berpelukan. Kedekatan semacam ini memberikan kehangatan yang sangat nyaman. Rambut panjang Pei Qiqi melilit mereka berdua, seolah mereka memang ditakdirkan terjerat erat bersama.     

Tang Yu mengira bahwa Pei Qiqi sudah tidur. Saat dia memejamkan matanya, dia mendengar gadis kecil di pelukannya bertanya, "Tang Yu, aku belum memberimu 200 yuan."      

Dia teringat kembali kejadian tentang 200 yuan itu, dan tertawa. "Kukira Direktur Pei akan bersedia menambahkan 100 yuan lagi untuk pertunjukanku semalam."     

"Yah, tambahannya lagi adalah aku." Pei Qiqi menjawab dengan suara yang tidak terlalu jelas, karena kepala kecilnya terkubur di dalam pelukan Tang Yu.     

Tang Yu merenung sejenak. "Oh, aku ingin bilang kalau kata-kata manis yang dilontarkan Nyonya Tang semakin lama semakin enak didengar…"     

Setelah terdiam sebentar, Tang Yu kembali mengucapkan kata-kata yang malah memancing kemarahan orang lain, "Jadi untuk memuji Nyonya Tang, Tuan Tang memutuskan untuk mempraktekkan apa yang sudah diucapkan."     

Seusai berkata begitu, Tang Yu menghukum Pei Qiqi tanpa ampun…     

Pei Qiqi memeluk pinggang Tang Yu dengan nakal, dan berujar dengan suara yang begitu lirih, "Aku tidak peduli… Aku tidak mau…"     

Tang Yu menundukkan kepalanya, dan suaranya begitu panas, "Kalau begitu, jika mengatakan kata-kata yang manis lagi… sayangku harus melakukannya."     

D pelukan Tang Yu, si kecil mengangguk dengan patuh. "Mengerti, Kakak."     

Tang Yu menahan darah panas yang mengalir di sekujur tubuhnya. Dia menunduk untuk mencium dahi Pei Qiqi. "Dasar si kecil nakal, kamu berani memprovokasiku sekarang, hmm!?"     

Pei Qiqi… benar-benar juga bertambah mesum.     

Pei Qiqi terkekeh pelan, lalu membenamkan wajahnya di leher Tang Yu...     

Setelah beberapa saat, dia berkata dengan lembut, "Tang Yu, aku merasa sangat bahagia…"     

Jika… jika penyakit Tang Xin dapat disembuhkan, dia dapat menyaksikan Tang Xin tumbuh dewasa sampai menikah. Seandainya hal itu benar terjadi, kebahagiaannya akan lebih sempurna melebihi apa pun.     

Tang Yu tidak mendengar Pei Qiqi mengatakan apa-apa lagi setelahnya untuk waktu yang lama. Dia menunduk dan melihat ekspresi kegelisahan di wajah mungil Pei Qiqi yang begitu menyegarkan dan seindah lukisan. Dia jelas tahu apa yang gadis itu pikirkan…      

Dia pun menciumnya. "Qiqi, tubuh Tang Xin masih bisa menunggu lebih lama. Mari kita temukan jalan keluarnya secara perlahan."     

Gadis kecilnya inj paling tidak bisa mendengar kata-kata 'mari kita temukan jalan keluarnya secara perlahan'... Pei Qiqi menenggelamkan wajahnya di pelukan Tang Yu dan menggigitnya dengan keras. Dia menggigit bagian tubuh Tang Yu yang paling rentan.     

Tang Yu sengaja menakut-nakutinya. "Pei Qiqi, aku belum kenyang!"     

Dasar mesum! Manusia brutal tak berakhlak!     

Mereka sudah melakukannya sepanjang malam!     

Tapi Pei Xiaoqi tidak berani memprovokasi Tang Yu lagi. Dia bersarang di pelukan Tang Yu dengan patuh…     

Setelah berselang beberapa lama, Tang Yu hampir tertidur, sementara Nyonya Tang-nya mendongak dan bertanya padanya, selayaknya istri yang baik dan bijaksana, "Tang Yu, apa kamu masih lapar? Perlukah aku memasakkan mie untukmu?"     

Alih-alih menjawab, Tuan Tang malah mendorong Pei Qiqi ke bawah, dan kemudian...     

Memakan mie buatan Pei Qiqi yang 'benar-benar nyata'….     

Dia sudah lama ingin melakukan ini!     

Ketika Pei Qiqi terbangun keesokan paginya, Tang Yu sudah tidak ada di tempat tidur.     

Dia berbalik badan ke samping. Jari-jarinya mengusap-usap sisi bantal Tang Yu, lalu dia tersenyum kecil…     

Tubuhnya terlalu malas dan tidak ingin bergerak, apalagi bangun untuk mencari Tang Yu.     

Karena, Tang Yu tidak akan rela meninggalkannya sendirian di pagi-pagi seperti ini.     

Pintu perlahan didorong hingga terbuka…     

Pei Qiqi jatuh kembali di atas bantalnya dengan lembut sambil memeluk bantal Tang Yu, dan melihat seorang pria di depan pintu dengan penuh kelembutan…     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.