Kujual Diriku Untukmu, Tuan Tang

Tutup Pintunya, Ayo Menabur Kasih Sayang! (4)



Tutup Pintunya, Ayo Menabur Kasih Sayang! (4)

0Wajah mungil Pei Qiqi seketika memerah. Telapak tangannya sangat panas hingga lapisan kulitnya hampir mengelupas.     
0

Pei Qiqi menekan bibirnya dengan erat dan menatap Tang Yu. "Tang Xin sedang menungguku."     

Pada saat ini, rambut panjang Pei Qiqi tergerai. Dia mengenakan satu set pakaian rumah yang sangat lembut dan menawan tak terkira.     

… Seperti gambaran istri muda yang ada dalam bayangan Tang Yu.     

Namun tidak lama kemudian, pakaian rumah itu jatuh ke lantai dan menumpuk di kaki Pei Qiqi…     

"Tang Yu!" Pei Qiqi menggigit bibirnya, hampir berseru terkejut.     

Kemudian, dia didorong ke panel pintu.     

"Mau tidur dengan Tang Xin, hmm?" Tang Yu menekan gadis kecilnya yang begitu lembut, memang sengaja menggertaknya. "Kalau begitu…"     

Suaranya menyimpan maksud tertentu, "Kalau begitu, Kakak akan menggendongmu ke sana, oke?"     

Seusai berkata demikian, Tang Yu benar-benar menggendong Pei Qiqi, membuka pintu kamar, dan hendak berjalan keluar.     

Pei Qiqi rasanya mau menangis. Bagaimana dia bisa keluar dengan penampilan seperti ini?     

Tangan kecilnya melingkari pinggang Tang Yu erat-erat, lalu dia membenamkan wajahnya di leher pria itu. "Tidak usah."     

Setelahnya, Pei Qiqi menggigit leher Tang Yu dengan marah. Dasar orang jahat, sengaja mempermainkannya.     

Tapi dengan menggigitnya seperti ini, Pei Qiqi justru terlihat seolah menahan Tang Yu dan tidak membiarkan pria itu keluar…. Padahal dia ditelanjangi Tang Yu dalam keadaan lemah tak berdaya.     

"Apa kamu tidak ingin tidur dengan adikku? Sekarang aku akan membawamu keluar dan membiarkan adik melihat apa yang dilakukan kakak laki-laki dan kakak perempuannya!" Tang Yu menolehkan wajahnya ke samping. Bibirnya yang hangat menempel di pipi Pei Qiqi.     

Pei Qiqi memukul bahu Tang Yu, dan kaki kecilnya menendang dengan asal…     

Awalnya hanya gerakan emosional selama beberapa saat, namun pada saat ini telah berubah menjadi sangat brutal.     

Tang Yu menekan Pei Qiqi dengan penuh semangat. Meskipun gairahnya sangat menggebu-gebu, dia masih berusaha menahan diri.     

Dia tidak lupa bahwa Tang Xin sedang menunggu di sana, dan mungkin bisa bergegas masuk kapan saja.     

Dia menghela napas dengan susah payah, lalu menunduk untuk menatap wajah gadis kecilnya yang memerah, dengan jantung yang berdegup kencang. Suaranya begitu serak, "Aku akan melepaskanmu."     

Pei Qiqi tak berdaya di pelukannya. Namun sekarang, dia bahkan masih berani memprovokasi Tang Yu. "Sebenarnya melakukannya juga tidak ada gunanya."     

Tang Yu langsung mengerti. Tidak ada gunanya katanya?     

"Pei Qiqi, selain untuk memiliki anak, apa menurutmu... aku tidak bisa membuatmu berteriak penuh kenikmatan?" Tang Yu menempelkan bibirnya ke sisi telinga Pei Qiqi dan berbisik dengan suara yang panas, "Atau, mari kita coba sekali lagi sekarang. Lihat saja Pei Qiqi, kamu akan menjeratku terus menerus tanpa henti meskipun bukan masa ovulasi…"     

Tang Yu benar-benar tak tahu malu!     

Pei Qiqi terkubur dalam pelukannya, tak bisa mendengar sepatah kata pun.     

Sementara itu, Tang Yu tertawa lirih dan dalam. Suaranya itu hingga membuat dadanya juga ikut naik turun.     

Dia mengulurkan tangannya untuk membelai rambut panjang Pei Qiqi. "Qiqi, pergilah sebelum aku berubah pikiran."     

Jika tidak, dia tidak bisa menjamin apa yang akan dia lakukan pada gadis ini!     

Pei Qiqi memelototinya dengan mata terbelalak lebar. Matanya yang menggoda itu tampak berair.     

Tang Yu menghela napas berat. Sebelum Pei Qiqi pergi, Tang Yu tiba-tiba meraih lengannya, dan berujar dengan suara yang dalam, "Qiqi."     

Pei Qiqi melihatnya dengan tatapan yang benar-benar menyedihkan.     

Hal ini justru membuat Tang Yu berniat menggodanya lagi. Jari-jarinya yang ramping dan indah membelai bibir merah Pei Qiqi dengan lembut. Suaranya pun terdengar rendah, "Mau bagaimana lagi, ini bukan masa ovulasi gadis kecilku."     

Semburat merah seketika menghiasi wajah Pei Qiqi. Dia menggigit leher Tang Yu. "Dasar bajingan."     

Fitur wajah Tang Yu yang tampan, menempel dekat dengan Pei Qiqi. Ada sorot yang tampak jelas di matanya, ekspresi yang paling dikenal Pei Qiqi.     

Tidak peduli sudah berapa kali mereka melakukannya, Pei Qiqi masih merasa malu-malu. Tangan kecilnya melingkari leher Tang Yu. "Aku pergi, ya?"     

Tang Yu menatapnya dalam-dalam. Semua perasaannya tertulis di matanya.     

Pei Qiqi menggesek-gesekan tubuhnya dengan genit. "Jika tidak, Tang Xin akan khawatir dan segera datang ke sini. Lagi pula, kamu juga pasti tidak ingin… diganggu."     

Pada akhirnya, Tang Yu melepaskan Pei Qiqi. Dia mundur selangkah dan membiarkannya bergegas pergi.      


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.