Kujual Diriku Untukmu, Tuan Tang

Tutup Pintunya, Ayo Menabur Kasih Sayang! (2)



Tutup Pintunya, Ayo Menabur Kasih Sayang! (2)

0Sesampainya Pei Qiqi di rumah, waktu sudah menunjukkan pukul 8 malam.     
0

Mobil Civic putih diparkir di lantai bawah apartemen. Sebelum turun dari mobil, Pei Qiqi melihat seorang pria bersandar di lantai bawah dengan sikap yang santai.     

Di bawah sinar bulan, wajah tampannya semakin mirip dewa. Secara keseluruhan, penampilannya memancarkan keagungan.     

Sepasang matanya yang dalam seolah hampir membuat Pei Qiqi tenggelam di dalamnya. Pei Qiqi diam-diam memperhatikannya untuk waktu yang lama sebelum turun dari mobil. Dia berjalan perlahan menghampiri pria itu. "Kenapa kamu tidak memberitahuku kalau ingin datang kemari?"     

Tang Yu masih bersandar di sana dengan tatapan yang begitu dalam. "Aku tidak tahu… apakah kamu akan menyambutku atau tidak kalau aku datang kemari."     

Kemudian, dia tertawa lirih. "Aku takut Direktur Pei kami masih marah."     

Pei Qiqi mendengus pelan. "Ya, aku masih marah."     

Setelahnya, dia hendak berjalan ke depan, tetapi lengannya ditarik ke belakang dengan cepat…     

Tang Yu menekannya ke dinding dengan kuat, lalu bibit mungil gadis itu dicium olehnya.     

Pei Qiqi ingin melepaskan diri, tetapi kemudian lengannya dipeluk sepenuhnya. Telapak tangan Tang Yu berada di punggung Pei Qiqi untuk mencegahnya bergesekan dengan dinding yang keras.     

Jari-jari tangannya yang ramping menerobos masuk ke rambut panjang Pei Qiqi dan membelai kulit kepalanya dengan lembut untuk menenangkannya...     

"Ehm…" Pei Qiqi sedikit meronta, namun semua yang ingin dia katakan terhimpit di antara bibir dan giginya.     

Tang Yu terkekeh pelan. Kaki panjangnya bergerak ke depan dan menempel erat agar Pei Qiqi tak bisa bergerak.     

"Tang Yu," ujar Pei Qiqi dengan lemah, "Jangan di sini."     

Tubuh Tang Yu membeku dalam sekejap…     

Ciuman sekeras badai itu seketika mereda. Dia menjilati dan mencium bibir Pei Qiqi seolah-olah untuk menenangkan diri sebentar.     

"Qiqi, di dalam rumah, ya?" Suaranya terdengar serak dan tenang.     

Namun hasrat yang memuncak di dalam dirinya berbeda jauh dari itu. Tubuhnya rasanya akan meledak secepatnya…     

Pei Qiqi pun bisa merasakan hal itu.     

Tang Yu akhirnya melepaskannya dan membawanya masuk ke dalam lift. Dia terus mencium Pei Qiqi di sepanjang perjalanan menuju apartemennya.     

Pei Qiqi ingin bilang tidak, tetapi dia didorong ke dinding lift lagi. Tangannya terangkat ke atas, dan tubuh mereka saling menempel… sungguh memalukan.     

Dicium Tang Yu seperti ini, Pei Qiqi merasa tubuhnya sendiri seperti hampir terbakar dan meleleh menjadi air.     

"Qiqi, kuncinya." Tang Yu sudah tidak menyentuhnya selama sekitar 10 hari. Dia memiliki cukup amunisi, dan panah yang harus ditembakkan.     

Pei Qiqi awalnya tidak kenapa-kenapa, tapi kini dia tidak mampu menahan ciuman Tang Yu yang seperti ini.     

Dia menurunkan jari-jarinya untuk mencari kunci apartemen…     

Tang Yu berjalan keluar dari lift dengan merangkul erat Pei Qiqi. Begitu pintu siap dibuka… Pei Qiqi didorong ke panel pintu dan melakukan sebanyak apa pun yang Tang Yu suka!     

Lagi pula, Pei Qiqi juga tidak ingin tidur malam ini.     

Tapi, saat mereka berdua berciuman intim seperti ini dan berjalan keluar dari lift, mereka melihat si kecil Tang Xin, adik mereka, duduk di depan pintu dengan menyedihkan.     

Landak kecil itu memandang mereka, yang sedang bermain lidah dan saling bertukar saliva, dengan mata terbelalak lebar…     

Apakah Tang Xin datang kemari pada waktu yang tidak tepat!     

Sebagai kakak laki-laki, tidak peduli apa yang sangat ingin dia lakukan, sekarang dia hanya bisa memadamkan api di sekujur tubuhnya, dari luar sampai ke dalam jantungnya, saat mendapati bahwa Tang Xin melihat apa yang mereka lakukan.     

Dia menghela napas berat, lalu bertanya dengan suara yang dalam, "Mengapa kamu datang ke sini?"     

Tang Xin masih duduk diam. "Kak, apa menurutmu aku mengganggu kalian?"     

"Aku mengkhawatirkan keselamatanmu." Tang Yu sudah kembali tenang. Dia memberi isyarat kepada Pei Qiqi untuk membukakan pintu, lalu mengangkat lengan gadis kecil yang duduk di lantai itu dengan satu tangan, dan menariknya untuk bangun. "Apa kamu tidak kedinginan duduk di lantai begini?"     

Tang Xin mendengus, kemudian mengikuti Pei Qiqi seperti anak anjing yang berlindung pada majikannya. "Qiqi, apa kamu punya mie di rumah? Aku ingin makan mie ayam buatanmu."     

Pei Qiqi membelai rambut Tang Xin yang masih sepanjang satu inci dengan perasaan lucu dan senang. "Kamu menyelinap keluar di larut malam seperti ini hanya untuk makan mie?"     

Tang Xin terdiam…     

Pei Qiqi tidak berkata apa-apa, hanya menunggunya berbicara.     

Setelah terdiam untuk waktu yang lama, Tang Xin baru berujar pelan, "Sebenarnya, aku tidak menyelinap keluar. Hari ini, ada seorang wanita yang datang ke rumah dan mengatakan kalau Ayah harus bertanggung jawab atas anak dalam kandungannya."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.