Kujual Diriku Untukmu, Tuan Tang

Kekerasan dalam Rumah Tangga terhadap Tang Yu yang Mulia (3)



Kekerasan dalam Rumah Tangga terhadap Tang Yu yang Mulia (3)

0"Sayang, katakan padaku, kapan kamu akan memaafkanku, hmm?" Tang Yu menempelkan wajahnya ke sisi telinga Pei Qiqi dan berbisik.     
0

Napasnya yang khas yang maskulin itu sangat menggoda.     

Pei Qiqi menggertakkan giginya. Suaranya terdengar seringan bulu, tidak seperti suaranya sendiri, "Aku tidak akan memaafkanmu."     

"Kalau begitu, aku lebih baik... menunggu." Tang Yu tertawa rendah, lalu benar-benar melepaskannya.     

Tangan Pei Qiqi terkulai lemah ke bawah. Tubuhnya masih menempel di dinding, tak berdaya selama beberapa saat.     

Dasar pria menyebalkan!     

Selalu saja memprovokasiku sampai seperti ini. Jika aku bilang… tidak mau ya tidak mau.     

Mata Pei Qiqi seolah meluapkan air yang menggerakkan hati orang lain yang melihatnya. Dia menggigit bibir mungilnya yang kemerahan. Tangan kurusnya menempel ke dinding, dan dia menatap Tang Yu seperti itu.     

Tang Yu mencubit pipinya. "Selamat tinggal, Direktur Pei."     

Ketika mencium Pei Qiqi barusan, Tang Yu memanggilnya sayang, sedangkan sekarang memanggilnya Direktur Pei.     

Pei Qiqi melayangkan kakinya untuk menendang Tang Yu dengan ekspresi kemarahan yang memuncak. Tang Yu menoleh, namun hanya melihatnya sekilas dan tidak menganggapnya serius. Dia justru hanya tersenyum, lalu segera berjalan turun ke lantai bawah.      

Wajah mungil Pei Qiqi memerah tanpa bisa dikendalikan. Butuh waktu lama untuknya menenangkan diri.     

Bajingan kurang ajar! Pei Qiqi tidak akan memaafkannya.     

Tapi, bagaimana dia bisa hamil?     

Pei Qiqi menarik rambutnya karena tidak terpikirkan jalan keluarnya…     

Merayu Tang Yu untuk melakukannya?     

Membuat Tang Yu mabuk?     

Tidak bisa tidak bisa!     

Pei Qiqi tidak pernah terpikirkan kalau suatu hari Tang Yu akan menggunakan trik penahanan diri untuk mendapatkan hasil yang diinginkan pada dirinya!     

Dia akhirnya membuka pintu apartemennya dengan susah payah, kemudian menjawab telepon dari Tang Xin.     

Perasaan gelisah itu hampir membuat Pei Qiqi ingin melupakan harga dirinya dan menyeret Tang Yu kembali, lalu... melakukan sesuatu yang bisa membuatnya hamil.     

Setelah berbicara di telepon untuk waktu yang lama, akhirnya Tang Xin mengatakan kalau dia mengantuk, lalu baru mematikan telepon.      

Pei Qiqi mengambil pakaian bersih dan masuk ke kamar mandi. Ketika dia sedang berendam di bak mandi, dia melihat ke langit-langit.     

Dia terus memikirkan adegan yang terjadi malam ini di dalam benaknya, memikirkan Shen Lian yang memeluk Tang Yu.      

Tidak ada seorang pun bersamanya di tengah malam ini, dan kini Pei Qiqi baru mengakui pada dirinya sendiri bahwa sebenarnya dia benar-benar peduli.     

Peduli pada Tang Yu… yang memiliki masa lalu dengan Shen Lian. Peduli pada Tang Yu yang dipeluk oleh Shen Lian.     

Kaki kecilnya tanpa sadar menendang dengan kesal, dan dia menghela napas panjang.      

Ternyata, Pei Qiqi sendiri juga mudah cemburu.     

Tentu saja, dia bertanya pada dirinya sendiri apakah dia meragukan Tang Yu, apakah kepercayaannya pada Tang Yu pernah goyah... Jawabannya adalah benar-benar tidak.     

Dia tidak sebodoh itu. Ketika Tang Yu melewati berbagai rintangan dan halangan demi bersama dirinya, Pei Qiqi masih belum bisa menentukan.     

Tapi Pei Qiqi hanya merasa marah.     

Selain itu, dia merasa bahwa dirinya memang pantas untuk marah…     

Pei Qiqi duduk, lalu keluar dari bak mandi. Dia mengeringkan tubuhnya dan mengaplikasikan berbagai produk perawatan wajah, kemudian baru mengenakan jubah mandinya.     

Saat berbaring di tempat tidur, dia menerima telepon dari Tang Yu.     

Pei Qiqi bersenandung lembut, "Apa kamu sudah sampai rumah?"     

"Hm," gumam Tang Yu, kemudian dia bertanya pada Pei Qiqi dengan penuh arti, "Apa kamu merindukanku?"     

"Tidak!" Pei Qiqi mengingatkannya. "Tuan Tang, jangan lupa kalau kita sekarang sedang dalam fase perang dingin."     

Tang Yu bergumam lagi, "Ya!"     

Pei Qiqi mengira bahwa Tang Yu akan mematikan panggilan, namun ternyata Tang Yu berbicara lagi dan bertanya dengan sangat serius, sambil menyunggingkan senyuman di bibirnya. "Qiqi, kamu sungguh tidak merindukanku?"     

"Tidak!" Pei Qiqi langsung menutup telepon karena malu.      

Bahkan meskipun sudah menutup telepon, dia seolah masih bisa mendengar suara tawa rendah Tang Yu.     

Terlalu menyebalkan.     

Wajah Pei Qiqi seperti terbakar saking panasnya… Sebenarnya, sebenarnya dia merindukan Tang Li.     

Dia menutupi kepalanya dengan selimut untuk menjaga dirinya dari pikiran tak senonoh.     

Kemudian, dia membuka matanya lagi dan memikirkan tentang proyek yang harus ditangani Perusahaan Pei, setelahnya baru tertidur.     

Keesokan harinya, tentu saja Pei Qiqi tidak cukup tidur. Dia pergi ke perusahaan. Xiao Wen dan mengatakan kalau dia terlihat sangat tidak bersemangat, dan bahkan melihatnya dengan semacam tatapan yang membuat orang lain merasa marah.     

Pei Qiqi memelototi Xiao Wen. Xiao Wen membuang pandangannya, lalu berbisik lirih, "Ada tamu."     

Tamu?     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.