Kujual Diriku Untukmu, Tuan Tang

Wajahmu Memerah (1)



Wajahmu Memerah (1)

0Pei Qiqi terbangun untuk kedua kalinya. Tiba-tiba, dia melihat Tang Xin yang sedang duduk di kepala tempat tidur.     
0

Kepala botaknya kini sudah ditumbuhi rambut sepanjang satu inci, seperti anak landak yang lucu.     

Tang Xin semakin bersemangat begitu melihat Pei Qiqi bangun. Dia meraih tangan Pei Qiqi dan berteriak girang, "Qiqi, Kakak menyuruh seseorang untuk mengantarkan banyak pakaian."     

Namun, ada sesuatu yang tidak Tang Xin mengerti. Apakah Qiqi suka mengenakan sweater sekarang?     

Selain itu, sweater itu sangat kebesaran dan tidak pas di tubuhnya…     

(Benar-benar sangat mudah dilepas!)     

Nyawa Pei Qiqi masih belum terkumpul sepenuhnya. Jadi, landak kecil kesayangan semua orang itu menyeretnya turun dari tempat tidur dan pergi melihat baju baru yang dimaksudnya.     

Semuanya dari merek ternama, tetapi ada beberapa gaya. Beberapa pakaian cocok Qiqi gunakan untuk pergi ke kantor, dan beberapa lainnya adalah pakaian untuk gadis muda.     

Ini adalah lemari pakaian terakhir. Tang Xin tidak mengerti maksud dari tindakan kakaknya ini.     

Sweater ini sangat besar, jelas bukan ukuran Qiqi. Selain itu, dilihat dari segi mana pun, sweater ini lebih mirip ukuran pakaian pria. Jadi mengapa sweater ini harus dimasukkan ke dalam lemari pakaian Qiqi?     

Tang Yu berdeham dengan santai dari ambang pintu. "Sweater itu adalah milikku."     

Tang Xin berseru terkejut, kemudian berlari memeluk lengan kakaknya. Dia berujar dengan polosnya, "Tapi sweateritu tidak pas di tubuh Qiqi!"     

Tang Yu pun mengajari adik perempuannya dengan bersungguh-sungguh, "Bisa dikenakan di dalam rumah… Qiqi merasa sangat 'nyaman' dan 'cocok' mengenakannya."     

Tang Yu mengalihkan pandangannya ke arah Pei Qiqi. "Bukankah begitu Qiqi?"     

Wajah Pei Qiqi memerah, mengingat apa yang telah dilakukan Tang Yu di dalam ruang ganti ini dengan sesuka hatinya. Bahkan pria itu menekannya di depan cermin dan melakukan segala macam hal yang tidak tahu malu…     

Tang Xin melihatnya, seolah-olah menemukan dunia baru. "Qiqi, mengapa wajahmu memerah?"     

Pei Qiqi mengulurkan tangan dan menyentuh wajahnya. "Tidak, apanya yang memerah?"     

"Wajahmu memerah." Tang Xin mengangkat pandangannya dan menatap kakaknya. "Iya kan, Kak?"     

Tang Yu tersenyum ringan. Dia mengulurkan tangannya untuk mencubit pipi mungil Tang Xin. "Jangan menindas Qiqi."     

Tang Xin melihat Tang Yu dengan sorot mata seperti melihat orang aneh. "Kak, entah kenapa, aku merasa kalau kamu menganggap Qiqi sebagai putri kecilmu."     

"Omong kosong." Meskipun itu adalah sebuah teguran, tapi nada bicaranya begitu lembut. Tang Yu mengusap kepala kecil Tang Xin dan memandang Pei Qiqi. "Ganti pakaianmu, lalu turun untuk makan malam bersama."     

Tang Yu juga tidak ingin tinggal lebih lama di sini untuk membantu Pei Qiqi berganti pakaian, karena ada Tang Xin di sini. Dia hanya memberi isyarat pada Pei Qiqi menggunakan matanya, lalu dia berjalan keluar duluan.     

Tang Xin ingin berada di sana lebih lama agar… dapat melihat postur tubuh Qiqi yang begitu sempurna, tetapi satu tangan Tang Yu sudah menariknya menuju lantai bawah.     

Ketika mereka pergi, Pei Qiqi mengambil satu set rok wol tipis berwarna putih bermerek Chanel, dan mengenakannya. Setelahnya, barulah dia turun ke lantai bawah. Tang Yu sedang duduk di sofa sambil membaca majalah, sementara Tang Xin duduk bersimpuh di samping dan mengatakan sesuatu untuk mendapatkan hasil yang diinginkan.     

Setelah berjalan mendekat, Pei Qiqi baru dapat mendengar permintaan Tang Xin pada Tang Yu. "Kak, biarkan aku tidur dengan Qiqi malam ini, ya."     

Tang Yu meliriknya sebentar, lalu beralih mendongak melihat Pei Qiqi. "Kamu sudah besar, tidak perlu seseorang untuk menemanimu tidur!"     

Tang Xin mengedipkan matanya. "Aku bisa melindungi Qiqi!"     

"Tidak ada sesuatu di sini yang mengharuskanmu untuk melindunginya." Adik perempuannya ini benar-benar bencana. Tang Yu meletakkan majalah di tangannya dan memasang tampang yang tegas, tidak dapat diganggu gugat.     

Tang Xin mengerang kesal… Kakaknya adalah pria cabul yang memiliki hasrat tinggi. Sedari awal, dia ingin melindungi Qiqi dari terkaman kakaknya yang mengerikan itu.     

Tapi Tang Xin tidak berani berbicara lagi. Dia menatap Pei Qiqi dengan mata kecilnya yang menyedihkan. Suaranya pun terdengar seperti suara anak domba, "Qiqiiiiii…" Bunyi akhir kata yang dipanjang-panjangkan secara berlebihan.     

Sebenarnya, Pei Qiqi merasa berterima kasih pada Tang Yu dalam hati. Dia tidak mengatakan apa-apa. Tang Yu yang justru mengambil alih menangani Tang Xin.     

Namun dia juga tahu, jika dia menanggapi permintaan Tang Xin ini, mungkin Tang Yu tidak akan melepaskannya malam ini!     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.