Kujual Diriku Untukmu, Tuan Tang

Berdamai (2)



Berdamai (2)

0Hubungan masyarakat yang dilakukan Meng Qingcheng berjalan dengan baik. Pei Qiqi segera mengetahui berita bahwa Tang Yu masuk ke rumah sakit.     
0

Menurut berita, Tang Yu turun dari mobil RV hitam di gerbang utama Rumah Sakit Shengyuan dengan wajah pucat. Meskipun tampaknya tidak ada luka yang serius, namun Pei Qiqi bisa melihat bahwa tubuh Tang Yu menegang, dan alisnya saling bertaut, seolah-olah dia menderita rasa sakit yang hebat.     

Kedua tangan Pei Qiqi menangkup sisi kanan dan sisi kiri televisi dengan ekspresi membeku.     

Dia hanya melihat Tang Yu seperti itu. Hanya berselang beberapa saat saja, Tang Yu sudah masuk rumah sakit… Dia tidak melihat sesuatu yang salah dengan Tang Yu sebelumnya.     

Telinganya mendengar berita bahwa Tang Yu akan dirawat di rumah sakit selama setengah bulan.     

Setengah bulan?     

Pei Qiqi menundukkan wajahnya, menatap televisi yang sudah dia letakkan dengan tatapan kosong.     

Pergi atau tidak?     

Pei Qiqi menggigit bibirnya hingga hampir berdarah. Kemudian dia tiba-tiba melompat, mengambil overcoat, dan bergegas keluar.     

Pei Qiqi mengendarai mobil civic putih menuju lantai bawah departemen rawat inap Rumah Sakit Shengyuan. Dia duduk diam di dalam mobil, merasa bimbang untuk waktu yang lama.     

Dia tahu, jika dia naik ke atas, itu berarti bahwa dia akan mengalah pada Tang Yu.     

Itu juga menunjukkan kalau dia memutuskan untuk kembali pada Tang Yu.     

Artinya, dia bersedia menghadapi semua yang tidak ingin dia hadapi selama ini.     

Namun, dia masih ingin melihat pria itu…     

Jari-jarinya gemetar dan tanpa daya. Tetapi pada akhirnya dia mengambil keputusan dengan teguh dan mendorong pintu untuk membukanya, lalu dia berlari menuju lift.     

Pei Qiqi membuka pintu ruang inap. Meskipun sekarang sudah pukul 10 lebih, namun pasien di dalam belum tidur.     

Tang Yu berbaring miring sambil memegang sebuah majalah bisnis di tangannya. Ketika dia mendengar suara pintu dibuka, dia mengangkat pandangannya dan menatap Pei Qiqi.     

Tidak ada emosi apa pun yang terlihat di mata hitamnya yang tenang itu.      

Tidak ada orang selain Tang Yu di dalam ruang inap berukuran besar ini.     

Pei Qiqi berdiri di ambang pintu masuk kamar. Dia menekan bibirnya menjadi garis lurus, dan menatap Tang Yu. Sifat keras kepala masih menguasai dirinya. Dia malu untuk mengawali pembicaraan.     

Sorot mata Tang Yu perlahan berubah menjadi hangat. Dia memandang Pei Qiqi dan tersenyum tipis. "Kenapa tidak masuk?" Dia meletakkan majalah di tangannya ke samping.     

Pei Qiqi memperhatikan Tang Yu, yang berbaring diam. Dia berjalan menghampirinya, dan menumpu kedua tangannya ke depan tempat tidur rumah sakit, dan wajah kecilnya menatap Tang Yu. "Bagian mana yang terluka?"     

Tang Yu tidak mengatakan apa-apa, hanya menatapnya dalam-dalam.     

Kemudian dia tersenyum lagi. "Apakah melakukan sesuatu yang menyenangkan secara berlebihan tidak dianggap sakit?"     

Pei Qiqi menggigit bibir mungilnya. "Kamu masih bisa bicara omong kosong di saat seperti ini!"     

Mata Tang Yu menatap lurus ke wajah kecil Pei Qiqi, dan suaranya pun menjadi sedikit lebih rendah. "Apakah kamu khawatir?"     

"Hm," gumam Pei Qiqi dengan suara pelan.     

Tangan Tang Yu tiba-tiba menggenggamnya, dan mengelus tulang tangan kecil Pei Qiqi yang lembut, kemudian dia berkata dengan sangat santai, "Aku telah mendapat hukuman kedisiplinan keluarga oleh Kakek."     

Pei Qiqi membelalakkan matanya lebar-lebar. Pandangannya buru-buru mencari-cari bagian tubuh Tang Yu yang terluka.      

Tang Yu menariknya untuk mencegahnya bergerak. "Lukanya ada di punggung."     

Dia berkata dengan tenang supaya tidak membuat Pei Qiqi panik, tapi Pei Qiqi tetap bersikeras untuk melihatnya. Jika tidak terluka parah, tidak mungkin dia sampai harus dirawat di rumah sakit selama setengah bulan.     

"Biar aku lihat." Suara Pei Qiqi mulai gemetar.     

Tang Yu tidak menjawab ataupun menghentikannya.     

Beberapa saat kemudian, Pei Qiqi bersimpuh di depan Tang Yu. Dia menggulung kemeja Tang Yu dengan hati-hati, dan melihat memar-memar yang sudah berwarna keungu-unguan di punggung pria itu.     

Kulit Tang Yu tidak berwarna cokelat tua seperti biasanya, melainkan hijau kebiru-biruan. Kemunculan memar itu membuat pemandangan kulitnya tampak lebih mengerikan.     

Beberapa bekas pukulan berwarna hitam keungu-unguan itu sepertinya telah menusuk tepat ke dalam hati Pei Qiqi.     

Tangan kecilnya membelai bekas luka itu. Suaranya terdengar bergetar. "Pasti rasanya sangat menyakitkan, ya?"     

Dia mendongak dan bertanya? "Kenapa Tuan Lin memukulmu?"     

Tang Yu meminta Pei Qiqi untuk menurunkan bajunya kembali. Pei Qiqi bersimpuh di depannya dengan patuh, sehingga memudahkan Tang Yu untuk mengusap-usap kepala kecilnya yang dipenuhi rambut lembut. Dia tersenyum tipis. "Mungkin karena aku tidur denganmu sepanjang malam."     

Pei Qiqi tertegun, lalu wajahnya berubah pucat pasi.     

Tang Yu merangkul gadis di depannya itu. Meskipun otot punggungnya sangat sakit karena gerakan ini, dia tetap menahan Pei Qiqi erat-erat untuk mencegahnya melarikan diri.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.