Kujual Diriku Untukmu, Tuan Tang

Tang Yu Hanya Bersikap Cabul pada Pei Qiqi Seorang (3)



Tang Yu Hanya Bersikap Cabul pada Pei Qiqi Seorang (3)

0Dengan menginap di Taman Mawar, Pei Qiqi dapat bertemu Tang Xin pada keesokan harinya. Tang Xin juga tidak akan kecewa.     
0

Namun, ada juga sialnya, yaitu Tang Xin bangun lebih awal dan langsung berlari ke kamar tidur yang ditempati Tang Yu dan Pei Qiqi. Dia tiba-tiba membuka selimut begitu saja. "Qiqi, aku tahu kamu tidak langsung… pergi!"     

Dia mengucapkan kata-kata terakhir itu dengan sangat panik!     

"Qiqi… Qiqi…" Suara Tang Xin bergetar, "Aku tidak tahu kalau kamu tidak… mengenakan pakaian."     

Tang Xin merasa bahwa dirinya... tamat sudah!     

Karena si kakak iblis telah bangun. Tang Yu membuka matanya dan menatap adiknya. Dia buru-buru menutupi tubuh Qiqi menggunakan selimut dengan satu tangan.     

Suara kakaknya terdengar begitu tajam. Itu adalah suara yang belum pernah Tang Xin dengar sebelumnya. "Pergilah dulu!"     

Tang Xin memberi tatapan kosong. Dia tertegun sebentar, namun masih ketakutan oleh sorot mata tajam kakaknya yang seperti iblis. Dia berjalan keluar sambil meratap.     

Pei Qiqi meringkuk di bawah selimut, merasa malu sekali.     

Dia benar-benar telanjang, tidak memakai sehelai kain pun! Ketika dia membuka mata, dia melihat Tang Yu, yang tubuh rampingnya hanya dibalut jubah mandi.      

Pei Qiqi diam-diam bergeser mundur tanpa mengeluarkan suara. Bibirnya saling menekan. Dia mengangkat pandangannya dan langsung mendapati tatapan Tang Yu yang dalam.     

"Masih ada waktu sedikit lagi. Ayo kita lakukan sekali lagi," kata Tang Yu dengan suara yang sedikit serak. Jari-jarinya membelai bibir Pei Qiqi yang sedikit terbuka.     

Pei Qiqi segera melompat dari tempat tidur dan berlari menuju kamar mandi...     

Melihat tingkah Pei Qiqi itu, Tang Yu pun tidak bisa menahan tawanya..     

Sekarang dia tahu cara terbaik untuk membangunkan Pei Qiqi.     

Pei Qiqi merapikan dirinya. Dia turun ke lantai bawah dengan mengenakan pakaian kemarin.     

Tang Xin sudah duduk di depan meja makan, menunggu hidangan sarapan disiapkan. Pei Qiqi turun, lalu diikuti oleh Tang Yu yang berjalan perlahan di belakangnya.     

Hari ini Tang Yu mengenakan kemeja putih, sweater V-neck, dan celana panjang, yang membuat kakinya semakin tampak ramping. Seluruh penampilannya terlihat sangat mahal dan berkelas.     

Pei Qiqi duduk, kemudian mengulurkan tangannya untuk mencubit pipi gembil Tang Xin. "Untuk ke depannya, jangan seperti itu lagi, ya."     

Tapi, Pei Qiqi tidak menyangka bahwa Tang Xin bisa menyadari kesalahan dalam ucapannya. Tang Xin memutar mata dan bertanya sambil tersenyum penuh arti, "Qiqi, ternyata kamu sudah berencana untuk berbaring bersama Kakak tanpa mengenakan pakaian lagi untuk ke depannya!"     

Wajah Pei Qiqi seketika memerah malu…     

Dia memelototi Tang Xin. "Makanlah sarapanmu!"     

"Qiqi, kamu terlihat lucu sekali saat marah-marah karena malu." Raut wajah Tang Xin begitu serius.     

Tang Yu sedang membaca koran di samping. Meskipun dia tidak mengatakan apa-apa, namun ada senyuman tipis yang muncul di sudut bibirnya.     

Tang Xin masih tidak takut untuk bertanya, "Qiqi, ya kan ya kan?"     

Pei Qiqi tidak menjawab pertanyaannya. Dia menundukkan kepala untuk memakan sarapan. Setelah selesai makan, dia masih harus pergi ke kantor untuk bekerja mati-matian demi perusahaan.      

Dan yang membuatnya bekerja sangat keras adalah kakak Tang Xin yang seperti iblis itu.     

Hubungannya dengan Tang Yu bertambah rumit. Dia sendiri juga tidak dapat memahaminya.     

Ketika Tang Yu menekannya dan memaksanya, dia sangat membenci laki-laki itu.     

Tapi saat Tang Yu bersikap sedikit lembut terhadapnya, dia akan melupakan segalanya dan bersedia bertahan di pelukannya.     

Entah apakah sudah ada yang mengatakannya atau belum. Tidak ada persetubuhan secara paksa yang bisa berhasil di dunia ini, karena… sebagian besar wanita menikmati prosesnya…     

Dia dan Tang Yu juga seperti itu!     

Pei Qiqi mengerutkan bibirnya, tidak mengatakan apa-apa lagi. Begitu selesai makan, dia memandang Tang Xin. "Aku mau berangkat kerja. Telepon aku… lain kali."     

Tang Xin sangat kekanak-kanakan. "Qiqi, apa kamu merasa malu?"     

Pei Qiqi berujar dengan dingin. "Tidak!"     

"Qiqi, kamu malu."     

"Tidak!"     

"Jelas-jelas wajahmu memerah!"     

Pei Qiqi mengambil roti kecil dan memasukkannya ke dalam mulut kecil Tang Xin. "Diam!"     

Tang Xin membelalakkan matanya yang besar, menatap Pei Qiqi dengan tatapan tak bersalah, kemudian dia beralih menatap Tang Yu. Dia mengeluarkan roti dari mulutnya, lalu bertanya dengan polosnya, "Kak, apakah Qiqi kasar seperti ini ketika dia bersamamu?"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.