Kujual Diriku Untukmu, Tuan Tang

Aku Hanya Ingin Dia (1)



Aku Hanya Ingin Dia (1)

0"Apakah kamu melihatnya?" Pei Qiqi mengikat rambut hitam legamnya yang lurus dan tersebar di bahunya yang kurus. Dia menatap Tang Yu seperti itu. Dia tidak peduli dengan keadaan dirinya yang tampak rapuh saat ini. Dia juga tidak peduli dengan Tang Yu yang sedang menatapnya lekat-lekat.     
0

Bagaimanapun juga, Tang Yu sudah sering melihatnya.     

Kedua orang itu berada dalam kebuntuan seperti ini. Setelah sama-sama terdiam untuk waktu yang lama, Tang Yu tertawa ringan. "Bagaimana dengan yang lain? Pei Qiqi, ada yang belum pernah aku lihat. Bisakah kau perlihatkan padaku?"      

Pei Qiqi menjawabnya dengan melempar bantal ke tubuh Tang Yu…     

Dasar tak tahu malu!!!     

Tang Yu melihatnya memasuki kamar mandi. Sosoknya yang ramping tampak cukup menawan. Tang Yu menyipitkan matanya, berusaha menekan nafsunya yang tiba-tiba meningkat.     

Saat Pei Qiqi keluar dari kamar mandi, Tang Yu sudah tidak ada di kamar tidur. Dia mengeringkan rambutnya sambil melihat botol obat di kepala tempat tidur. Setelah menatapnya untuk waktu yang lama, barulah Pei Qiqi menarik kembali pandangannya.     

Setelah dia selesai berganti pakaian, sebenarnya juga tidak ada yang berbeda. Dia masih mengenakan pakaian rumah. Dengan berpakaian seperti ini, dia tampak seolah tinggal di sini.     

Ketika dia hendak turun ke lantai bawah, terdengar suara keras dari lantai bawah.     

Suara itu terdengar cukup familiar, namun juga agak asing. Suara marah itu... kalau bukan Kakek Lin, siapa lagi?     

"Aku tidak setuju." Suara Lin Zhennan terdengar keras seperti guntur, bahkan sampai bisa terdengar dari jarak 10 mil, apalagi Pei Qiqi, yang berada di lantai dua.     

Pei Qiqi menghentikan langkahnya. Dia bersandar pada pegangan tangga dan melihat ke arah lantai bawah.      

Lin Zhennan, Tang Zhiyuan, Lin Yun, dan bahkan semua anggota Keluarga Lin ada di sana, serta Sun Feifei, yang tampak tidak bersalah.     

Bahkan ada seseorang yang tidak Pei Qiqi duga… Pei Huan ternyata juga ada di sana.     

Mungkin karena 'ikatan batin antara kakak dan adik', Pei Huan tiba-tiba melihat Pei Qiqi, yang berada di lantai dua. Sudut bibirnya tersenyum samar, hampir tak terlihat. "Qiqi, kamu ternyata tinggal di sini."     

Mungkin Pei Qiqi juga sudah bisa menebak apa yang terjadi sekarang ini… Sudah tidak ada jalan untuk melarikan diri lagi!     

Dia perlahan turun ke lantai bawah, berjalan lurus dan akhirnya sampai di bawah, lalu berujar dengan tenang, "Aku tidak tinggal di sini. Ini hanya hal kecil yang terjadi secara tak terduga."     

Dia memandang Pei Huan, yang juga menatap dirinya. Bibirnya saling mengait. Suaranya begitu jahat dan juga memikat, "Pei Qiqi, aku sudah pernah bilang kalau kita akan terus bertarung sampai mati."     

"Tidak ada yang mau bertarung denganmu." Pei Qiqi hanya melihatnya sekilas, lalu berjalan ke meja makan.     

Meskipun ditekan oleh begitu banyak orang, Tang Yu tetap duduk di kursi utama di meja makan dan makan dengan sangat elegan.     

Pei Qiqi duduk di sampingnya dalam diam. Tang Yu mendorong peralatan makan Pei Qiqi ke arah gadis itu dengan gerakan pelan. Pei Qiqi menyesap sup jagung dalam tegukan kecil hingga rasanya dia ingin menangis saking lezatnya.     

Karena dari semalam sampai sekarang, Pei Qiqi terus terjebak dalam kuasa Tang Yu habis-habisan selama lebih dari 10 jam. Dia belum makan sama sekali, dan kelaparan setengah mati.     

Kalau mau masuk neraka, harus makan dulu baru bisa bicara.     

Lin Zhennan merasa diabaikan. Tang Yu seperti ini, begitu pula gadis bermarga Pei ini.     

Tidak hanya satu kali, bahkan sudah dua kali ini dia seolah tidak dianggap oleh mereka berdua saat sedang berceramah!     

Matanya melotot tajam dalam kemarahan yang memuncak. "Apa kalian tidak bisa memperhatikan aku?"     

Tang Yu hampir selesai makan. Dia perlahan menyeka bibir bawahnya, lalu barulah melihat kakek dan ibunya.     

Apakah mereka datang ke sini untuk… menginterogasi atau memberi hukuman?     

Dia tersenyum tipis. "Bagaimana mungkin begitu? Siapa orang di Kota B ini yang tidak gemetar saat bertemu dengan Lin Zhennan."     

Kakek Lin akhirnya duduk di sofa dan menatap cucunya yang berjarak sekitar 8 meter darinya dan juga gadis itu…     

Jaraknya terlalu jauh. Sulit untuk berbicara dengan nyaman.     

Benar-benar, mengapa dia meledak-ledak di rumah yang begitu besar? Dia ini sudah tua, berteriak dalam kemarahan seperti itu membuatnya sangat lelah.     

Kakek Lin beristirahat sejenak, lalu melanjutkan pembicaraannya dengan raut wajah gelap, "Tidak peduli apa pun, aku tidak akan menyetujui pernikahan ini."     

Dia memandang Pei Qiqi. Mata tua itu seperti bisa melihat segalanya, dan terselipkan sentuhan dingin. "Gadis ini dilahirkan oleh wanita bernama Zhao Ke itu. Aku tidak percaya keputusanmu ini akan berakhir lebih baik."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.