Kujual Diriku Untukmu, Tuan Tang

Transplantasi Sumsum Tulang (5)



Transplantasi Sumsum Tulang (5)

0Tang Xin adalah adik perempuan Pei Qiqi. Pei Qiqi merancang pengungkapan kejahatan Zhao Ke. Dia sudah tahu dari awal kalau hasil akhirnya akan menjadi seperti ini, namun dia tidak menduga bahwa Tang Xin mengidap penyakit seperti ini.     
0

"Kamu tidak punya pilihan sampai sekarang." Tang Yu menatap mata Pei Qiqi. "Pei Qiqi, apakah penyesalan berguna?"     

Seketika Pei Qiqi tampak linglung, lalu dia bergumam lirih, "Penyesalan tidak ada gunanya."      

"Selain itu, kamu tidak salah! Kita tidak boleh membiarkan orang yang bersalah berkeliaran bebas hanya karena satu orang saja, yaitu Tang Xin." Tang Yu akhirnya menarik Pei Qiqi ke dalam pelukannya.     

Rahangnya yang menekan kuat bertumpu di atas kepala Pei Qiqi dan mengusap-usap rambut gadis itu. Kemudian dia berujar dengan suara serak, "Qiqi, itu bukan salahmu."     

Pei Qiqi menangis sedih menyalahkan diri sendiri di dalam pelukan Tang Yu.     

"Ini adalah salahku. Jika tidak, mengapa… kamu bisa memperlakukanku seperti ini! Mengapa!"     

Pei Qiqi terus menangis dalam pelukan Tang Yu tanpa henti. Setelah beberapa saat, air matanya membasahi dada Tang Yu. Air mata yang lembap dan panas itu terasa sangat tidak nyaman.     

Tang Yu tetap memeluknya. Dia sudah lama sekali tidak memeluk Pei Qiqi seperti ini.     

Pada saat-saat seperti ini, ketika dua hati mereka yang dipenuhi dengan kerapuhan dan kepedihan, mereka saling berpelukan dan menghangatkan satu sama lain.     

Tapi kehangatan semacam ini hanya bersifat sementara. Pei Qiqi kembali sadar dan menjauh dari pelukan Tang Yu dengan hati-hati.     

Dia berdiri dua langkah dari Tang Yu.     

Tang Yu menundukkan kepala melihat ke bagian dadanya, kemudian dia tersenyum tipis tanpa mengucapkan apa pun, dan berjalan keluar untuk merokok.     

Dulu, mereka sangatlah dekat, namun sekarang mereka menjadi orang asing satu sama lain.     

Mereka semua bisa bersikap baik kepada Tang Xin. Tapi, rasanya terlalu sulit untuk saling memeluk seperti sebelumnya, dan terlalu sulit untuk mempercayai cinta satu sama lain.     

Tang Xin digendong Tang Yu kembali ke kamar rawat inapnya dalam keadaan tidur. Bekas air mata masih tersisa di wajah kecilnya.     

Dia bilang tidak sakit. Bagaimana mungkin pengobatan itu tidak sakit?     

Pei Qiqi duduk di sana untuk waktu yang lama. Dari siang hingga malam, dan dari malam hingga fajar…     

Tang Xin masih belum bangun. Pei Qiqi terus menjaganya tanpa kenal lelah. Dia hanya makan sedikit di siang hari tadi.     

Begitu juga dengan Tang Yu, dia berdiri di depan jendela dan tetap terjaga sepanjang malam.     

Tidak ada yang bisa tidur malam ini, karena rumah sakit sedang menindaklanjuti proses pemeriksaan kecocokan transplantasi sumsum tulang Pei Qiqi. Mereka melakukannya dengan kecepatan tertinggi, sehingga hasilnya akan keluar pagi-pagi sekali!     

Tak satu pun dari mereka yang bisa tidur. Sepanjang malam ini memang ditakdirkan menjadi waktu yang sangat sulit ditanggung.     

Sinar matahari pertama di pagi hari menyinari kamar inap Tang Xin, dan mengalir masuk memberikan sedikit semangat hidup ke dalam kelelahan mereka.     

Pei Qiqi merasa seolah satu abad telah berlalu. Dia mengangkat pandangannya dan melihat ke arah jendela. Sinar matahari yang cerah menyilaukan pandangannya.     

Dia reflek menutupi cahaya itu menggunakan tangannya, namun dia tidak mau berpindah tempat.     

Tang Yu berdiri di sana sambil bersandar membelakangi jendela, yang mana berlawan arah dengan cahaya matahari. Oleh karena itu, Pei Qiqi tidak bisa melihat jelas ekspresinya.      

Tang Yu bersandar dengan postur yang terlihat sangat santai, tetapi Pei Qiqi tahu bahwa kalau laki-laki itu sedang tegang.     

Mereka berdua saling memandang satu sama lain seperti itu.     

Setelah terdiam untuk waktu yang lama, akhirnya Tang Yu bertanya pada Pei Qiqi dengan suara seraknya, "Pei Qiqi, apa hal yang paling penting bagimu?"     

Pei Qiqi tidak tahu harus berkata apa. Dia hanya menatap Tang Yu dengan tatapan kosong.     

"Apakah itu harga diri, wajah, atau kebencian?" Tang Yu berjalan ke arah Pei Qiqi, lalu tiba-tiba menciumnya di bawah sinar matahari pertama di pagi hari ini.     

Pei Qiqi tertegun. Tanpa sadar, dia sedikit memberontak, berusaha melepaskan diri.      

Tang Yu menahan bahu Pei Qiqi dengan satu tangan dan tidak membiarkannya bergerak. Tangannya menekan bagian belakang kepala Pei Qiqi dan menciumnya. Tidak dalam, tetapi juga tidak dangkal.     

Dia hanya ingin menyalurkan energi untuk bisa saling menguatkan dalam situasi sulit ini.     

Pada saat ini, Tang Yu, yang secara fisik sangat kuat, ternyata juga merasa ketakutan di hatinya.     

Tang Xin bukan hanya adik perempuannya, tetapi juga adik perempuan Pei Qiqi. Jika Tang Xin tidak ada, apa lagi yang tersisa di antara mereka?     

Bisakah cinta mendukung perasaan mereka yang hanya bisa bertahan sementara?     

Setelah beberapa saat, Tang Yu akhirnya melepaskannya.     

Napas mereka sama-sama berantakan. Pei Qiqi mempertahankan posturnya sekarang, tidak bisa bergerak sedikit pun.     

Tapi dia menjawab pertanyaan Tang Yu yang sebelumnya, "Tapi aku tidak bisa mengabaikan orang lain."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.