Kujual Diriku Untukmu, Tuan Tang

Transplantasi Sumsum Tulang (2)



Transplantasi Sumsum Tulang (2)

0Bagaimana kabar Ibu sekarang? Apakah masih terlihat jelek seperti waktu itu?     
0

Ibu paling tidak tahan kalau dirinya tampak tidak cantik! Mungkinkah dia dipukuli di sana?     

Tang Xin tidak berani bertanya. Kalau dia menanyakannya, dia takut orang lain akan merasa tidak senang, karena di mata semua orang, ibunya adalah orang jahat.     

Tapi wanita jahat itu adalah ibunya.     

Tang Xin berbaring di sana dengan ekspresi kosong. Tubuh kecilnya begitu lemah, dan terlihat sangat menyedihkan     

Saat Meng Qingcheng datang menjenguknya sehabis pulang kerja, Tang Xin baru bisa merasa senang. Mungkin itu adalah satu-satunya waktu di mana dia merasa bahagia.      

Tang Yu berdiri di luar jendela, melihat Tang Xin melalui kaca transparan.     

Kali ini, rambut Tang Xin dicukur habis setelah menjalani kemoterapi. Kepala kecilnya menjadi botak.     

Tang Yu memperhatikannya dalam diam. Dia tiba-tiba berjalan ke ujung lorong, lalu menghubungi nomor kontak Pei Qiqi.     

Pei Qiqi baru mengangkatnya setelah berdering beberapa kali.     

Mereka tidak saling berkomunikasi satu sama lain semenjak Tang Yu memperlakukannya seperti itu pada hari itu.     

Setelah terdiam untuk waktu yang lama, Tang Yu baru berujar dengan suara serak, "Datanglah ke Rumah Sakit Shengyuan. Tang Xin sedang dirawat di sana."     

Pei Qiqi terkejut dan buru-buru hendak bertanya, tetapi Tang Yu sudah mematikan telepon.     

Dia tidak tahu mengapa Tang Yu harus menunggu beberapa hari untuk menghubungi Pei Qiqi... Mungkin dari lubuk hatinya, dia merasa tidak sanggup mengambil sumsum tulang Pei Qiqi untuk ditransplantasi ke Tang Xin. Itu rasanya pasti akan sangat menyakitkan.     

Tang Yu mencintai, membenci, dan juga merasa sakit hati terhadap Pei Qiqi.     

Dengan memikirkannya, hati Tang Yu mati rasa.     

Tang Yu tertawa pahit, lalu menundukkan kepalanya dan mengeluarkan sebatang rokok dari sakunya, kemudian menyalakannya…     

Setelah dia menghabiskan lima batang rokok, Pei Qiqi akhirnya datang.     

Pei Qiqi memandang Tang Yu dari kejauhan, terlihat begitu kesepian.     

Dia perlahan berjalan mendekat ke arah Tang Yu selangkah demi selangkah...     

Sebenarnya Pei Qiqi sudah lama ingin melakukan ini, namun dia tidak berani melakukannya. Sementara sekarang, mereka terjerat lagi karena Tang Xin.     

Tang Yu melihat Pei Qiqi dan menjentikkan abu di puntung rokoknya.     

"Ada apa dengan Tang Xin?" Pei Qiqi menatap Tang Yu dan berujar dengan cemas.     

Sorot mata Tang Yu tampak sangat dalam. "Mari kita keluar untuk membicarakannya."     

Tang Yu membawa Pei Qiqi ke lantai paling atas rumah sakit. Terdapat halaman yang sangat luas dan kosong di bagian atap lantai paling atas. Cuaca sedang mendung, dan anginnya berhembus kencang.     

Angin itu meniup rambut panjang Pei Qiqi, hingga menutupi wajah cantiknya.     

Jarak antara Tang Yu dan Pei Qiqi hanya selangkah. Untuk pertama kalinya, dia memberitahukan fakta yang dia sendiri tidak mau mengakuinya. "Pei Qiqi, Tang Xin telah mengidap suatu penyakit sejak kecil, yaitu leukemia."      

Pei Qiqi tertegun.     

Dia berdiri diam di sana, dan kakinya tidak bergerak sama sekali, seolah-olah berakar ke tanah.     

Suara angin berhembus mengenai sisi telinganya, bercampur dengan kata-kata Tang Yu.     

Apa… Tang Xin… mengidap penyakit leukemia?     

Pei Qiqi terdiam untuk waktu yang lama, kemudian dia mengangkat tangannya untuk menyibakkan rambut panjangnya dengan gerakan kaku. Sepasang matanya yang sehitam gelapnya malam memandang Tang Yu.     

Selain terkejut kaget, tampak juga kepanikan di mata Pei Qiqi.     

Waktu seolah berhenti dalam sekejap. Tang Xin mengidap penyakit. Kata-kata itu terus terngiang-ngiang di telinga Pei Qiqi.     

Bibirnya tiba-tiba terasa kering. Dia ingin mengatakan sesuatu, tapi tidak bisa mengatakan sepatah kata pun.     

Setelah berlangsung seperti itu untuk sementara waktu, sorot matanya kembali bersinar penuh semangat. Dia memandang Tang Yu dan berkata, "Tolong katakan sekali lagi."     

"Tang Yu perlu mendapatkan transplantasi sumsum tulang. Kamu adalah orang terakhir yang satu garis keturunan dengannya, namun kalian belum melakukan pengecekan kecocokan sebagai pendonor." Tang Yu mencoba yang terbaik untuk mengatakannya tanpa emosi.     

Pei Qiqi tiba-tiba menangkap lengan Tang Yu. Bibirnya saling menekan dengan erat. "Bawa aku ke sana. Aku ingin bertemu Tang Xin."     

Tang Yu menatapnya dengan tajam. "Pei Qiqi, apakah kamu tidak takut sakit?"     

Pei Qiqi pernah disuntik menggunakan jarum kecil, dan dia menggigit Tang Yu untuk menahan rasa sakitnya, sementara transplantasi sumsum tulang memerlukan berbagai tusukan medis ke tubuhnya.     

Pei Qiqi menekan bibirnya, tanpa mengucapkan sepatah kata pun.     

Tentu saja dia takut, tetapi dia lebih takut kalau terjadi sesuatu… pada Tang Xin.     

Dia sudah membuat ibu Tang Xin pergi. Dia tidak ingin Tang Xin juga kehilangan nyawanya.     

Pei Qiqi masih mencengkram lengan Tang Yu. Terselipkan nada memohon dalam nada bicaranya. "Bawa aku ke sana."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.