Kujual Diriku Untukmu, Tuan Tang

Transplantasi Sumsum Tulang (1)



Transplantasi Sumsum Tulang (1)

0Tapi ternyata orang di seberang telepon bukanlah Sun Feifei, melainkan pembantu keluarga. Suaranya gemetar ketakutan, "Tuan, wajah Nona sangat pucat sekali... Apakah Anda bisa datang kemari dan melihat keadaannya?"     
0

Tang Yu menggenggam ponselnya erat-erat, dan suaranya pun terdengar begitu kaku, "Cepat panggil dokter keluarga. Aku akan segera pulang."     

Dia belum mematikan telepon, namun buru-buru memerintah Meng Qingcheng yang sedang mengemudi di depan, "Qingcheng, kemudikan lebih cepat dan kembali ke Taman Mawar."     

Meng Qingcheng tahu bahwa Tang Xin tinggal di sana akhir-akhir ini. Dia menebak kalau terjadi sesuatu dengan Tang Xin, jadi dia segera menginjak pedal gas, dan kecepatannya tiba-tiba melonjak menjadi 120 km/jam.     

Entah sudah berapa banyak lampu merah yang dia terobos begitu saja. Akhirnya, mobil tiba di Taman Mawar hanya dalam kurun waktu 20 menit.     

Tang Yu membuka pintu dan langsung berlari cepat ke lantai dua. Seorang pembantu muda berlari mengikuti di belakangnya. Dia berlari sambil berbicara pada Tang Yu, "Dokter keluarga sudah datang memeriksa Nona. Beliau bilang tidak ada bahaya, tetapi Nona harus dirawat di rumah sakit."     

Tang Yu tahu persis hasil pemeriksaan yang sebenarnya. Bibirnya saling menekan erat, dan tidak mengatakan apa-apa.     

Dia tiba di lantai atas. Dokter sedang memberi Tang Xin suntikan nutrisi. Tang Xin sudah tidur, tetapi wajahnya masih pucat.     

Ketika Tang Yu berjalan sampai di ambang pintu, langkah kakinya malah melambat.     

Dia perlahan berjalan ke sisi Tang Xin dan duduk di sebelahnya. Dia mengulurkan tangan dan membelai wajah Tang Xin yang begitu dingin. Kemudian, dia bertanya lirih, "Apakah kondisinya baik-baik saja?"     

Dokter keluarga adalah salah satu dokter yang selalu memeriksa riwayat penyakit Tang Xin. Dia tahu kondisi gadis kecil itu dan melaporkannya sesuai dengan fakta. "Mungkin karena emosinya yang naik turun secara drastis baru-baru ini. Proses penyembuhan penyakitnya tertunda terlalu lama. Tuan Tang, lebih baik pikirkan cara untuk menemukan transplantasi sumsum tulang yang cocok."     

Tang Yu termenung.     

"Dan lagi, dia sebaiknya tinggal di rumah sakit untuk sementara waktu, supaya mendapatkan perawatan yang lebih intensif dan juga untuk menstabilkan kondisinya." Dokter itu memandang gadis kecil yang biasanya ceria dan imut itu. Dia merasa kasihan padanya.     

Dia memang terlahir dalam keluarga konglomerat yang serba berkecukupan, namun hidup dan matinya bukan dirinya sendiri yang bisa menentukan, terutama karena ibunya terlibat dalam skandal besar akhir-akhir ini.     

Tang Yu mengangguk mengerti. Dia menyuruh seseorang untuk mengantar dokter keluarga pergi.     

Dia terus menjaga Tang Xin sampai gadis itu bangun.     

Saat ini sudah senja menjelang sore. Kamar hanya diterangi dengan lampu tidur yang memancarkan sinar kuning. Pencahayaan itu cukup menjadi pusat penerangan di sana.      

Tang Xin membuka matanya dan langsung melihat wajah tampan Tang Yu.     

Dia seolah masih tenggelam dalam mimpi. Gadis itu merentangkan tangan kecilnya ke arah Tang Yu, lalu memanggil-manggil kakaknya seperti anak kucing.     

Tang Yu tersenyum lembut, membiarkan Tang Xin menggunakan lengannya sebagai bantal. "Mau makan sesuatu?"     

Tang Xin begitu lemah seperti seekor anak kucing. Berbaring diam tanpa bergerak sedikit pun. Wajahnya yang semula hanya sekecil biji melon, saat ini tampak lebih kecil lagi.     

Dia terus menatap Tang Yu. Suaranya begitu lirih dan lemah, "Kak, aku bermimpi Ayah dan Ibu bercerai. Sekujur tubuh Ibu dilumuri darah. Dia tidak menginginkan Tang Xin."     

Tang Yu mengulurkan tangan untuk memeluknya. "Tidak mungkin… Dia tidak mungkin tidak menginginkanmu."     

Hati Tang Yu melembut, namun juga sangat dingin.     

Meskipun dia sudah tahu bahwa Tang Xin bukanlah adik perempuannya sendiri, namun Tang Xin telah menanggung banyak rasa sakit selama bertahun-tahun lamanya. Tang Yu tidak bisa melepaskannya begitu saja dengan egois.     

Sekarang, Tang Xin dalam keadaan lemah seperti seekor anak kucing. Tang Yu sendiri juga tidak tahan melihatnya begini.     

Tangan kecil Tang Xin memeluk erat pinggang Tang Yu. Wajahnya terkubur di pelukan Tang Yu sepenuhnya. Dia mulai menangis tersedu-sedu.     

Anak kecil ini mengalami mimpi buruk…     

Tang Yu memeluknya. Hatinya dipenuhi dengan perasaan suram dan berat.     

Pada akhirnya, Tang Xin dirawat di rumah sakit. Tang Xin sangat patuh dan menuruti apa pun yang diperintahkan Tang Yu.     

Dia sering tersenyum dan terlihat jauh lebih baik saat berada di rumah sakit.     

Tang Yu tahu kalau Tang Xin sebenarnya takut… Penyakit ini sudah diidap Tang Xin selama lebih dari 10 tahun. Tidak ada seorang anak pun yang tidak takut jika mendapati bahwa umurnya di ujung tanduk.     

Tang Zhiyuan datang untuk menjenguknya beberapa kali. Tapi hubungan dengan Tang Xin menjadi lebih buruk dari sebelumnya karena masalah Zhao Ke. Mereka menjadi canggung saat bersama.     

Ketika tidak ada seorang pun, Tang Xin duduk di tempat tidur dan melihat ke luar jendela.     

Tidak ada yang tahu kalau dia diam-diam memikirkan Zhao Ke.     

Tidak peduli seberapa buruk Zhao Ke, wanita itu tetaplah ibunya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.