Kujual Diriku Untukmu, Tuan Tang

Tang Yu yang Sangat Licik! (2)



Tang Yu yang Sangat Licik! (2)

0Pei Qiqi mengulurkan tangan untuk mengambil surat kontrak tersebut. Dia membacanya lagi dengan seksama, namun dia tidak menemukan sesuatu yang salah. Semua itu memang tertulis dalam kontrak yang ditandatangani olehnya.     
0

Bagaimana bisa begini? Dia menatap Xiao Wen dengan kaget. Xiao Wen sendiri juga tampak bingung.     

Kedua gadis polos itu saling memandang satu sama lain. Beberapa saat kemudian, Pei Qiqi baru berkata dengan tenang, "Terima kasih atas niat baik Tuan Tang. Saya pikir Perusahaan Pei harus bangkit sendiri tanpa bantuan dari pihak lain."     

"Perusahaan Pei yang ingin berusaha sendiri, atau Direktur Pei yang hanya ingin mengandalkan diri sendiri?" Tang Yu tiba-tiba menyahut. Samar-samar terdengar ejekan dalam nada bicaranya.     

Pei Qiqi merasa terluka oleh ucapan Tang Yu barusan. Dia menekan bibirnya sembari menatap Tang Yu. Dia tidak mengatakan apa pun untuk waktu yang lama.     

Meng Qingcheng berkata dengan malas, "Kalau begitu, Direktur Pei saya persilakan untuk mengobrol dan meluruskan masalah kontrak ini dengan… Direktur Tang kami." Dia mengedipkan mata, kemudian semua pengacara di belakang berjalan keluar mengikutinya.     

Xiao Wen sontak tertegun dibuatnya.     

Tuan Tang membuang uang 20 miliar hanya untuk hal seperti ini?     

Memiliki uang membuat orang sangat keras kepala!     

Meng Qingcheng membawa Xiao Wen pergi seperti menarik anak ayam. Dia begitu perhatian, bahkan sengaja menutup pintu ruang konferensi untuk Tang Yu dan Pei Xiaoqi.     

Melihat pintu, dia merasa seperti melihat kamar pengantin.     

Tang Yu memandang Pei Qiqi di dalam ruangan tersebut. Suaranya masih tetap terdengar tenang, "Dengan pergi dari sini, apakah kamu pikir kamu bisa menyingkirkanku sepenuhnya?"     

"Aku tidak berpikir begitu." Pei Qiqi membuang muka dan melihat ke luar jendela. "Bahkan sampai seumur hidup, aku tidak akan melupakan bantuan Tuan Tang padaku."     

Tang Yu menatap mata Pei Qiqi, menyandarkan tubuhnya ke belakang, kemudian tersenyum dingin. "Pei Qiqi, apa ini yang kamu maksud tidak akan pernah melupakan bantuanku?"     

Dia mengulurkan lengan panjangnya. Jari-jarinya mencengkeram wajah kecil Pei Qiqi dan menatap matanya. "Aku sudah pernah bilang kalau kamu tidak diizinkan pergi ke mana pun sebelum aku memikirkan jalan keluar yang terbaik."     

Pei Qiqi membeku mendapati tatapan dingin dari mata Tang Yu. Setelah terdiam selama beberapa saat, dia tiba-tiba menghempaskan tangan Tang Yu.     

Dia berdiri dan berjalan mundur beberapa langkah, lalu melihat Tang Yu dengan tatapan waspada. "Jika kamu sudah memutuskan untuk mengasingkanku, bukankah aku harus menurut dan keluar dari sini begitu tiba waktunya nanti? Maksudmu begitu kan, Tang Yu?"     

Tang Yu mencengkeram rahang bawah Pei Qiqi dan menatapnya lekat-lekat. Tak bisa dipungkiri, memang ada kemungkinan untuk menjadi seperti ini.     

Pei Qiqi tersenyum. Dia mengangkat kepalanya dan berusaha keras untuk menahan matanya agar tetap tampak tenang. "Lihat, Tang Yu, kamu sendiri tidak dapat segera membuat keputusan, dan bahkan kamu tak bisa meyakinkan dirimu sendiri. Apakah kamu pikir aku akan menunggu hubungan tanpa harapan seperti ini? Apakah aku harus tinggal di sini hanya untuk menunggu waktu hingga akhirnya ditinggalkan?"     

"Bagaimana kamu tahu kalau aku pasti akan meninggalkanmu?" Tang Yu duduk, lalu melihat Pei Qiqi dengan ekspresi kacau.     

Meskipun reaksi Pei Qiqi ini membuat Tang Yu sakit hati, namun dia juga merasa bahagia.     

Ya, benar, bahagia!     

Dia merasa begitu puas melihat Pei Qiqi menderita, karena merasa bahwa Pei Qiqi peduli padanya. (Benar-benar abnormal!)     

Pei Qiqi menurunkan pandangannya dan tersenyum tipis. "Tang Yu, jangan bohongi diri kita sendiri."     

Dia mengangkat pandangannya dan menatap lurus ke mata Tang Yu, lalu melanjutkan, "Perpisahan kita adalah akhir yang terbaik."     

Sorot mata Tang Yu berubah menjadi dingin, sangat dingin sampai seperti lapisan bongkahan es. Dia menyipitkan matanya. Setelah terdiam untuk waktu yang lama, akhirnya dia angkat bicara, "Pei Qiqi, jika ini adalah keputusanmu, aku menghormatinya. Tapi…"     

Tang Yu perlahan berdiri dan berjalan santai ke hadapan Pei Qiqi.     

Pei Qiqi tanpa sadar ingin melarikan diri. Tang Yu mengulurkan lengan panjangnya, dan menarik Pei Qiqi ke dalam pelukannya. Dia memeluknya dari belakang dengan perasaan yang sama-sama kacau.     

Lengan itu mengencangkan pinggang Pei Qiqi seperti penjepit besi. Saking kuatnya, Pei Qiqi sampai kesakitan.     

Namun, Tang Yu tetap tidak memiliki belas kasih sedikit pun. Dia masih menguasai pinggang Pei Qiqi. Bibir tipisnya menempel di leher gadis itu.     

Napas panas menyembur ke leher Pei Qiqi yang lembut, hingga membuat seluruh tubuhnya bergetar. Bahkan, kepala kecilnya bersandar ke belakang karena rambutnya ditarik oleh Tang Yu.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.