Kujual Diriku Untukmu, Tuan Tang

Antara Cinta Dan Benci (2)



Antara Cinta Dan Benci (2)

0Sesampainya di luar, Pei Qiqi melihat Tang Yu, yang sedang bersandar di mobil sambil merokok.     
0

Ketika Tang Yu melihat Pei Qiqi, dia mengambil isapan terakhir pada rokok di tangannya, lalu membuangnya ke tanah dan menginjak puntung rokok itu menggunakan sepatu kulitnya.      

Pei Qiqi berjalan menghampirinya, lalu mendongak dan menatap Tang Yu. "Aku bisa naik taksi sendiri."     

"Ingin menunjukkan secara terang-terangan kalau kau sedang menjaga jarak?" Suara Tang Yu terdengar sangat dingin, begitu juga dengan ekspresinya.     

Pei Qiqi menekan bibirnya. Suaranya masih tetap tenang, "Tang Yu, aku sudah pernah bilang…"     

Tang Yu tahu apa yang ingin Pei Qiqi katakan. Dia tersenyum dingin. "Aku juga pernah bilang kalau semua yang kamu lakukan tidak ada gunanya. Keputusan tetap ada di tanganku."     

Pei Qiqi sedikit menggerakkan bibirnya, hendak mengatakan sesuatu, namun Tang Yu sudah maju selangkah dan membukuk ke arahnya. Jarak antara Tang Yu dan dirinya sangat dekat.     

Tang Yu menunduk melihat Pei Qiqi, yang jauh lebih pendek darinya. Seketika, napas Tang Yu berhembus menyelimuti sekujur tubuh Pei Qiqi.     

Jari-jari Tang Yu mencubit dagu runcing Pei Qiqi untuk memaksa gadis itu melihat ke arahnya. Dia mengeluarkan kata-kata yang begitu dingin. "Syukurlah kalau kamu bisa bahagia. Hentikanlah kalau menderita… Pei Qiqi, kamu harus menanggung semua itu."     

Setelah berkata demikian, Tang Yu langsung melepaskan Pei Qiqi. Mungkin dia marah. Dia berbalik dan masuk ke mobil, lalu segera melaju pergi dari sana.     

Tang Xin menatap kakaknya dengan hati-hati di dalam mobil. "Kenapa kita tidak pergi bersama Qiqi sekalian?"     

Dagu indah Tang Yu kini menegang. "Dia tidak mau pergi bersama kita."     

Tang Xin tidak berani bertanya lagi. Saat ini, dia kembali teringat raut wajah Zhao Ke tadi. Dia masih merasa takut di dalam hatinya.     

Apakah orang itu… benar-benar ibunya?     

Tang Xin tidak berani bertanya. Tubuhnya meringkuk kecil dan menyusut di sana. Dia terlihat sangat menyedihkan.     

Penampilan Tang Xin yang seperti ini mengingatkan Tang Yu pada Pei Qiqi.     

Jelas-jelas Tang Yu bisa memperlakukannya dengan lebih baik, tetapi dia tidak melakukannya, karena dia tahu betul jalan pikiran Pei Qiqi.     

Sekarang Pei Qiqi hanya ingin melarikan diri darinya.     

Sementara Tang Yu… tidak mau!     

Mobil itu perlahan melaju jauh. Pei Qiqi melihat kepergiannya seorang diri dan tersenyum tipis.     

Dia selalu saja sendirian.     

Zhao Ke mungkin akan dijatuhi hukuman 10 tahun di penjara. Tapi, mengingat temperamennya saat di dalam penjara seperti ini, Zhao Ke kemungkinan besar tidak akan bisa bertahan lebih dari 10 tahun.     

Mungkin ini juga akan menjadi pertemuan terakhir mereka.     

Terlahir menjadi jahat, dan ketika pergi pun masih jahat.     

Namun, Pei Qiqi tidak menyesalinya sejauh ini. Tidak masalah jika dia disebut tak memiliki belas kasih dan berhati dingin. Dia tetap tidak menyesalinya.     

Pei Qiqi membeli seikat bunga krisan putih dan berziarah ke makam Pei Ming Hee.     

"Ayah, apakah kamu akan menyalahkanku?" Pei Qiqi duduk di samping makam Pei Ming Hee seperti anak kecil. "Salahkah aku karena menjebloskan wanita yang kamu cintai hingga akhir hayatmu ke penjara, terlebih lagi dengan menggunakan cara yang tak sepatutnya?"     

Pei Qiqi menyandarkan kepalanya di batu nisan, lalu tersenyum sangat datar. "Tapi Ayah, tidak hanya ada cinta di dunia ini, melainkan juga ada lebih banyak kebencian! Kamu sangat mencintainya, tetapi dia sangat membenciku!"     

Pei Qiqi melakukan semua ini hanya demi keadilan untuk Jin Rong, keadilan untuk dirinya sendiri… dan juga untuk Lin Yun.      

Bahkan meskipun orang yang dia penjarakan adalah ibu kandungnya sendiri.     

"Ayah, kupikir aku akan sangat bahagia, tapi setelah melakukan semua ini, ternyata tidak sama sekali." Pei Qiqi mendongak dan melanjutkan, "Wanita itu tidak pernah memiliki niatan untuk memelukku. Bahkan terbersit pun tak pernah."     

Tentu saja Pei Minghe tidak bisa menjawabnya. Dia hanya bisa berbaring di sana dengan tenang.     

Pei Qiqi tidak berbicara lagi. Dia hanya bersandar pada batu nisan Pei Ming Hee. Dia duduk untuk waktu yang sangat lama sampai hidungnya memerah, dan tubuhnya dingin karena udara dingin.      

Pei Qiqi jatuh sakit sekembalinya di rumah.     

Oleh karena itu, sekretarisnya, Xiao Wen, yang turun tangan mengurus hampir sepenuhnya kepindahan Perusahaan Pei. Dia hanya menghubungi Pei Qiqi sesekali jika ada perlu.     

Perusahaan Pei berpindah ke tempat baru, di sebuah bangunan besar di pinggiran kota. Setelah bernegosiasi, mereka mendapat harga sewa per tahun sebesar 500.000 yuan. Semuanya dalam kondisi sudah dirapikan, dan plang nama gedung juga sudah dilepas, hanya tinggal menunggu dipindahkan saja.     

Semuanya seperti berjalan sesuai rencana.     

Setelah flunya membaik, Pei Qiqi juga akan pindah ke kantor perusahaannya yang baru.     

Dia tiba di Perusahaan Pei lebih awal.      

Karyawan yang bertugas untuk pemindahaan perusahaan mulai memindahkan barang-barang yang sudah diperiksa di depan gedung.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.