Kujual Diriku Untukmu, Tuan Tang

Hanya Bersikap Kejam Padanya (4)



Hanya Bersikap Kejam Padanya (4)

0Tang Yu melihat ke arah kepergian Pei Qiqi. Tatapannya tampak begitu dalam dan penuh arti.     
0

Beberapa saat kemudian, dia baru berujar santai pada Tang Xin, "Ayo."     

"Ayo," balas Tang Xin dengan suara yang menyedihkan. Dia berjalan di belakang Tang Yu, mengikutinya masuk ke kantor polisi.     

Seorang pria berseragam terhormat menerima kedatangan mereka. Dia memandangi Tang Yu, lalu pandangannya beralih pada Tang Xin.     

Orang itu berbicara kepada Tang Yu dengan sangat sopan. Setelahnya, dia mengantar mereka ke ruang penerima tamu berukuran kecil.     

Ketika Zhao Ke berjalan keluar, dia masih berpakaian seperti biasanya. Hanya saja, raut wajahnya tampak lebih kuyu, dan tampilannya juga cukup berbeda dibandingkan sebelum-sebelumnya.     

Tentu saja penampilannya menjadi seperti ini. Itu juga akibat dari tekanan emosional yang dideritanya belakangan ini.     

Zhao Ke tertegun saat melihat Tang Yu dan Tang Xin, kemudian dia duduk tanpa mengucapkan sepatah kata pun.     

Pria yang tadi membawanya keluar menutup pintu ruang penerima tamu.     

Tang Xin lah yang pertama tidak bisa menahan diri. Dia langsung berlari ke pelukan Zhao Ke, memeluk ibunya erat-erat dengan tangan kecilnya dan mulai menangis keras. "Ibu."      

Dipeluk begitu erat oleh putrinya seperti ini, ekspresi Zhao Ke pun seketika berubah linglung.     

Ini adalah anaknya, anak yang telah dia besarkan.     

Anak yang nyawanya hampir dia korbankan demi kekayaan dan kedudukannya sendiri.     

Namun, pada saat seperti ini, hanya Tang Xin yang masih memanggilnya 'Ibu' dan memeluknya erat-erat.     

Kini tidak ada sedikit pun cahaya di wajahnya yang dulu secerah matahari dan begitu cantik. Zhao Ke memejamkan matanya tak berdaya dan menempelkan wajahnya sendiri ke wajah Tang Xin yang mungil.     

Setelah beberapa saat, dia mengangkat kepalanya dan menatap Tang Yu, lalu berujar lirih, "Kamu sudah tahu, kan?"     

Tatapan Tang Yu terlihat acuh tak acuh. Dia terdiam untuk waktu yang lama, kemudian mengangguk kecil.     

Secercah sinar kesedihan membuat matanya terasa panas, dan suaranya juga sedikit bergetar, "Kumohon padamu, tolong jaga Tang Xin."      

Tang Yu memandang wanita di depannya. Wanita ini adalah orang yang telah membunuh adik perempuannya, serta memisahkan kedua orang tuanya.     

Bahkan putrinya sendiri bukannya dijaga, malah mau dibunuh.     

Dia adalah wanita yang sangat egois, hanya mementingkan keuntungan dirinya sendiri… Tapi sekarang betapa konyolnya dia membuat permintaan seperti ini pada Tang Yu.     

Tang Yu hanya diam saja.     

Wajah Zhao Ke terlihat kesal karena tidak mendapatkan respon apa pun dari Tang Yu. "Kamu adalah kakaknya."     

"Benarkah?" Tang Yu menatap langsung ke arah Zhao Ke.     

Tatapan dingin itu membuat Zhao Ke diam-diam membeku ketakutan melihatnya. Pikirannya seketika kosong tanpa dia sadari.     

Di dalam hatinya, dia tahu bahwa Tang Yu benar-benar mengetahui semuanya.     

Zhao Ke menutupi wajahnya dengan jari-jari tangannya yang kurus seperti ceker ayam. Dia bergumam lirih dengan panik, "Tidak bisa… tidak boleh mengatakannya pada siapa pun…"     

Begitu Tang Yu mengungkapkan kebenaran itu, segalanya akan berakhir. Dia tidak mungkin bisa menyandang kedudukan sebagai Nyonya Tang lagi.     

Dia adalah istri Tang Zhiyuan. Dia adalah… tidak… bukan dia!     

Zhao Ke selalu ingin menjadi istri orang itu. Tidak masalah meski hanya panggilan semata saat berada di luar.     

Zhao Ke mengangkat pandangannya. Air mata dan ingusnya mengalir keluar. Penampilannya ini sungguh memalukan.     

Dia selalu menjaga kecantikannya selama ini, hingga dia tidak tahan dengan penampilannya sekarang. Namun kini, dia tidak peduli pada penampilannya sama sekali.      

Tang Xin ketakutan. Dia bersembunyi di belakang Tang Yu dan melihat ibunya dengan waspada, menghindar agar tidak menjadi korban kemurkaannya      

Bagaimana bisa ibunya jadi seperti ini?     

Tang Yu tahu bahwa Zhao Ke mungkin mengkonsumsi obat-obatan terlarang. Mungkin dia juga merasa menderita karena harus mengendalikan amarahnya di situasi seperti ini.      

Tentu saja, tempat seperti ini tidak dapat memenuhi kebutuhannya. Tidak berlebihan untuk mengatakan bahwa hidup di penjara tidak lebih baik daripada kematian.     

Tang Yu menatapnya dalam diam, lalu membawa Tang Xin berjalan ke pintu. Tang Xin memanggil ibunya lagi dengan menyedihkan.     

Tang Yu tiba-tiba berhenti berjalan, dan nada bicaranya terdengar begitu dingin, "Tidak peduli apa pun yang terjadi, dia tetaplah adikku."     

Zhao Ke tertegun. Apakah Tang Yu menyetujui permintaannya?     

Dia sulit untuk mempercayainya, dan merasa menyedihkan.     

Bagaimanapun, dia masih tertawa… Dia akhirnya layak untuk seseorang. Akhirnya…     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.