Kujual Diriku Untukmu, Tuan Tang

Kamu Berani Bilang Tidak Mencintaiku? (3)



Kamu Berani Bilang Tidak Mencintaiku? (3)

0Tatapan Tang Yu dan Pei Qiqi saling terjerat. Setelah terdiam untuk waktu yang lama, akhirnya Tang Yu berujar, "Tetaplah di sini untuk menjaga Tang Xin. Aku mau keluar dulu."     
0

Dia berjalan keluar, dan Pei Qiqi duduk di samping Tang Xin.     

Tang Xin langsung memeluknya. "Qiqi." Tangan kecilnya memeluk Pei Qiqi erat-erat, begitu pula tubuhnya.     

Pei Qiqi tidak bisa mengungkapkan perasaan yang ada di dalam hatinya. Tangannya terdiam di udara, merasa ragu-ragu untuk waktu yang lama, hingga akhirnya jatuh di bahu Tang Xin dan menepuknya dengan lembut.     

Tang Xin menarik diri dari pelukan Pei Qiqi. Beberapa saat kemudian, dia mengangkat pandangannya untuk memandang Pei Qiqi dengan tatapan menyedihkan. "Qiqi, aku ingin melihat keadaan Ibu."     

Pei Qiqi menekan bibirnya menjadi garis lurus, tanpa menjawab apa pun.     

Ekspresi Tang Xin begitu tegas. "Tidak peduli meskipun Ibu telah melakukan kejahatan itu, dan Ayah tidak menginginkan Ibu, dia tetap ibuku."     

Pei Qiqi merasakan kerapuhan di dalam hatinya     

Ya, tidak peduli seberapa buruknya kejahatan yang pernah dilakukan Zhao Ke, wanita itu juga tetap ibu Tang Xin.     

Bagaimana dengan dirinya?     

Pei Qiqi dan Zhao Ke ditakdirkan sebagai dua orang yang tidak dapat hidup berdampingan!     

Dia mengulurkan tangannya untuk menyentuh pipi Tang Xin. "Tunggu selama beberapa hari sampai masalah ini reda dulu. Aku akan menanyakannya pada kakakmu."     

Pei Qiqi tidak akan mau memohon pada Tang Yu jika untuk dirinya sendiri, tapi setelah melihat Tang Xin yang cukup kesulitan untuk menerima kenyataan ini, dia pun bersedia untuk membantunya melihat Zhao Ke lagi.     

Tang Xin diliputi kesedihan sepanjang sore. Tang Yu baru pulang ketika sudah jam 9 malam.     

Dia kembali dengan raut wajah yang tampak begitu kelelahan.     

Dia melihat Pei Qiqi dan bertanya dengan acuh tak acuh, "Di mana Pei Qiqi?"     

"Sudah tidur." Pei Qiqi mengerutkan bibirnya, lalu berujar lirih, "Aku punya suatu permintaan padamu."     

Tang Yu memandangnya untuk waktu yang lama. Dia melepas jaketnya dan melemparkannya ke atas sofa, membuka dua kancing paling atas, dan kemudian baru bertanya dengan lemah, "Mengenai apa?"     

"Tang Xin ingin bertemu dengan Zhao Ke." Pei Qiqi ragu-ragu harus mengatakannya atau tidak, namun akhirnya memutuskan untuk mengatakannya.     

Tang Yu melihat Pei Qiqi dengan tatapan yang dalam. "Yang ingin bertemu Zhao Ke itu kamu atau Tang Xin?"     

"Aku mengatakan ini atas permintaan Tang Xin sendiri." Pei Qiqi berkata sejujurnya.     

Tang Yu bangkit dan berjalan menuju ke ruang makan. Nada bicaranya juga tetap tenang tanpa emosi, "Dia adalah adikku. Jika dia memiliki permintaan padaku, dia bisa bilang sendiri. Pei Qiqi, memangnya mengapa harus kamu yang menyampaikan permintaannya?"     

Dia bersiap untuk makan, lalu mengalihkan pandangannya ke arah Pei Qiqi, yang masih berada di sana. "Apa kamu tidak makan?"     

Pei Qiqi merasa malu, dan bergegas duduk di ruang makan. Dia menggerakkan bibirnya ingin mengatakan sesuatu, tetapi Tang Yu sudah bicara duluan, "Pei Qiqi, apa kamu peduli dengan Tang Xin?"     

Hati Pei Qiqi membeku. Dia mungkin bisa menebak apa yang akan dikatakan Tang Yu.     

Sudut bibir Pei Qiqi saling menekan. Dia menatap lurus ke dalam mata laki-laki itu.     

"Jika kamu tidak ingin Tang Xin mengetahui yang sebenarnya, kuharap kamu bisa diajak bekerja sama." Tidak ada kehangatan sama sekali dalam suaranya.     

Pei Qiqi menjadi kesal. "Tang Yu, kau sungguh bajingan."     

"Setidaknya aku tidak jauh lebih buruk dibandingkan denganmu," ujar Tang Yu dengan dingin.     

Selama ini, tidak ada seorang pun yang pernah mengacaukan seorang Tang Yu dalam situasi yang sulit.     

"Apa yang kau inginkan?" Pei Qiqi melihatnya dengan tatapan waspada.     

Sebenarnya, Pei Qiqi juga bukanlah orang yang terlalu naif. Dia tidak berpikir bahwa Tang Yu mencintainya, hingga mengabaikan fakta bahwa dirinya adalah putri Zhao Ke.     

Ini adalah fakta yang tidak dapat diubah seenaknya sendiri, bahkan juga akan menjadi rintangan di hati Tang Yu yang tidak dapat dilewati begitu saja.     

Jika dia tidak peduli, maka dia bukan Tang Yu….     

Pei Qiqi tahu betul betapa baik hubungan antara Tang Yu dengan ibunya.     

Tang Yu hanya menekan bibirnya, dan tidak mengatakan apa pun.     

Pei Qiqi tidak berani bertanya lebih banyak. Sebenarnya dia sedang tidak nafsu makan, apalagi saat teringat akan Tang Xin. Oleh karena itu, dia hanya mengambil beberapa suap untuk mengisi perutnya.     

Tang Yu memandangi Pei Qiqi. Wajahnya menunjukkan ekspresi yang tidak dapat ditebak.     

Setelah selesai makan, dia bangkit sambil berujar acuh, "Aku akan menyuruh Paman Zhao untuk mengantarmu pulang."     

Pei Qiqi tertegun, lalu mendongak menatap Tang Yu.     

Ekspresi Tang Yu sangat dingin…     

Pada saat itu, Pei Qiqi tahu kalau Tang Yu diam-diam memiliki kepedulian di dalam hatinya.     

Setidaknya, Tang Yu belum bisa langsung memutuskan untuk saat ini.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.