Kujual Diriku Untukmu, Tuan Tang

Apa Kamu Berani Bilang Tidak Mencintaiku? (2)



Apa Kamu Berani Bilang Tidak Mencintaiku? (2)

0Meskipun Tang Yu telah mengatur segalanya dari awal agar tidak ada yang berbicara sembarangan di depan Tang Xin, akhirnya Tang Xin tetap saja mengetahui masalah yang menimpa Zhao Ke dari berita.     
0

Sebenarnya yang ditampilkan bukanlah Zhao Ke, melainkan Tang Zhiyuan. Tang Zhiyuan sedang menerima wawancara dari berbagai media!     

Pada liputan berita tersebut, dapat terlihat kalau Tang Zhiyuan sangat tidak sabar menghadapi kamera awak media. Raut wajahnya tampak begitu gelisah dan ingin marah.     

Karena ditemukan sperma Rong Lei di tubuh Zhao Ke.      

Ini adalah sesuatu yang tidak dapat disangkal. Tang Zhiyuan mempertimbangkan Tang Xin lagi. Pada saat ini, dia harus memutuskan untuk menceraikan Zhao Ke, tidak peduli apa pun yang terjadi.     

Tang Xin tertegun, dan berbicara sendiri dengan suara lirih, "Ayah tidak menginginkan Ibu."     

Dia melihat layar televisi… yang menampilkan raut wajah dingin Tang Zhiyuan. "Aku akan menyuruh pengacaraku untuk mengurus masalah perceraianku dengan Zhao Ke."      

Banyak wartawan yang berkerumun di depan Tang Zhiyuan. "Tuan Tang, apakah Anda akan menyewakan pengacara untuk istri Anda? Bagaimanapun juga, sekarang dia hanya bisa mengandalkan Anda. Bahkan meskipun dia diam-diam mengkhianati Anda, apa Anda masih peduli padanya mengingat bahwa Anda berdua pernah menjadi sepasang suami istri?"     

Ekspresi wajah Tang Zhiyuan bertambah gelap. Dia terdiam sebentar, lalu kembali berbicara, "Tentu saja."     

Seusai mengatakan itu, Tang Zhiyuan langsung masuk ke mobil RV hitam, dan layar televisi beralih ke pembawa acara.     

Tang Xin termenung…     

Ibu telah membunuh seseorang. Ibu berselingkuh di belakang Ayah?     

Tang Yu berjalan keluar. Dia melihat wajah Tang Xin yang pucat.     

Tubuhnya menegang. Dia segera menarik Tang Xin ke dalam pelukannya. Dia menekan punggung Tang Xin beberapa kali dan menepuk-nepuk wajah kecilnya. "Tang Xin."     

Tang Xin masih terengah-engah untuk sementara waktu. Setelahnya, dia baru berbalik. Wajah putihnya berubah abu-abu, dan dari abu-abu menjadi pucat pasi.     

Dia menyusut ke dalam pelukan Tang Yu seperti anak kucing, dan menangis dalam kesedihan. "Kak, bagaimana ibuku bisa membunuh orang? Dia bahkan tidak pernah membunuh anak ayam."     

Tang Yu tidak mengucapkan sepatah kata pun. Dia hanya memeluk Tang Xin seperti itu.     

Air mata Tang Xin membasahi dada Tang Yu, terasa sangat tidak nyaman karena lembap dan panas.     

Suasana hati Tang Yu saat ini sangat rumit, tidak dapat dijelaskan dengan kata-kata... Dia telah lama menganggap Tang Xin sebagai adiknya sendiri. Sedangkan saat ini, dia tahu bahwa Tang Xin tidak memiliki hubungan darah dengan dirinya sedikit pun. Selain itu, Tang Xin juga anak Zhao Ke.     

Tang Yu tidak memiliki keraguan sama sekali. Dia akan tetap menganggap Tang Xin sebagai saudara perempuannya. Satu-satunya bentuk kasih sayangnya untuk Tang Xin adalah dengan merahasiakan fakta bahwa Tang Xin bukanlah anak Tang Zhiyuan.     

Namun, terhadap Pei Qiqi… dia mencintainya namun juga membencinya.     

Tidak mau melepaskannya, tapi merasa kesal!     

Tang Yu sendiri juga tidak bisa menjelaskan perasaan asam dan menyakitkan yang ada di hatinya.     

Telapak tangannya yang besar menenangkan Tang Xin.     

Tang Xin mengangkat kepalanya dan bertanya pada Tang Yu dengan berlinang air mata,, "Kak, maukah kamu menyelamatkan Ibu? Bisakah kamu membujuk Ayah agar tidak menceraikan Ibu?"     

Tang Yu mengulurkan tangannya untuk mengusap-usap rambut Tang Xin yang halus, lalu berujar dengan suara yang berat, "Ini adalah keputusan orang dewasa. Kakak juga tidak bisa berbuat banyak untuk mengendalikannya."     

"Apakah Ibu akan masuk ke penjara?" Tang Xin menggigit bibirnya dan ingin menangis lagi.     

Tang Yu menghela napas dalam hati. Dia tidak menjawab, dan hanya mengulurkan tangannya untuk membelai kepala kecil Tang Xin.     

Karena jawabannya terlalu kejam untuk Tang Xin.     

Tang Xin menatap Tang Yu dengan mata besarnya yang berair. Dia tampak benar-benar menyedihkan.     

Dia tahu kalau dirinya tidak seharusnya meminta kakaknya untuk menyelamatkan ibunya, karena ibunya telah melakukan sesuatu yang mengecewakan kepada Bibi Lin sebelumnya, dan juga kepada kakaknya.     

Tang Yu berusaha menenangkan Tang Xin, padahal hatinya sendiri juga terasa berat. Sudut matanya dapat melihat Pei Qiqi yang berdiri diambang pintu kamar tidur.     

Pei Qiqi berpegangan pada pintu dengan wajah yang pucat.     

Tatapan mereka berdua saling bertemu satu sama lain…     

Mereka berdua tahu betul di dalam hati masing-masing bahwa tidak peduli seberapa besar kasih sayang terhadap Tang Xin, Pei Qiqi tetap akan melakukan hal ini.     

Pei Qiqi memandang Tang Xin. Melihat Tang Xin yang bercucuran air mata membuatnya teringat kembali masa kecilnya.     

Tidak jauh berbeda, alasannya karena tidak punya ibu.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.