Kujual Diriku Untukmu, Tuan Tang

Memanggilmu Sayang? (2)



Memanggilmu Sayang? (2)

0Nyali Xiao Wen menciut. Dia benar-benar tidak berani melihat ke dalam mobil. Dia bertanya dengan suara lirih, "Apa Tuan Tang ada di dalam mobil?"     
0

"Hm," gumam Pei Qiqi, lalu kembali berujar, "Kamu naiklah dulu."      

Xiao Wen merasa khawatir, tapi akhirnya dia tetap berjalan naik ke lantai atas dengan berat hati.     

Pei Qiqi memperhatikannya memasuki lift. Kemudian barulah berjalan ke sisi lain mobil, dan membungkuk melihat Tang Yu. "Aku akan pulang sendiri."     

Tang Yu menjentikkan puntung rokoknya untuk membersihkan abu di ujungnya, lalu melihat Pei Qiqi sekilas. Dia tidak mengatakan apa-apa lagi, dan mengendarai mobil pergi begitu saja.     

Pei Qiqi berdiri di sana sambil melihat bagian belakang mobil Tang Yu yang melaju menjauh dengan tatapan kosong.     

Apa yang terjadi semalam sampai sekarang, terasa seperti hanya sepenggal mimpi.     

Sekarang waktunya terbangun dari mimpi, dan sudah seharusnya dia kembali ke posisi semula.     

Dia meremas tasnya dengan erat, mengeluarkan ponsel dari dalamnya, lalu melakukan panggilan telepon ke seseorang.     

Seketika alisnya sedikit mengernyit. Jari-jarinya menggenggam ponselnya dengan kuat.     

Rong Lei telah ditemukan!     

Pei Qiqi menghentikan sebuah taksi, masuk ke mobil, dan pergi.     

Tapi, dia tidak tahu bahwa mobil Tang Yu berputar arah dan berhenti jauh di belakang mobil yang ditumpangi Pei Qiqi.     

Dia melihat kepergian mobil yang dinaiki Pei Qiqi. Kemudian dia mencari kontak seseorang dan menghubunginya, "Ikuti dia, dan beritahu aku secepatnya apa saja yang terjadi."     

Tang Yu langsung mematikan panggilan. Tangannya perlahan meluncur ke bawah dan memegang kemudi. Dia menyandarkan punggungnya ke sandaran kursi mobil. Gesekan antara pakaiannya dan kursi berbahan kulit asli itu menimbulkan suara berisik, yang juga merupakan satu-satunya suara di dunianya saat ini.     

Tang Yu memegang dahinya dengan satu tangan untuk waktu yang lama, kemudian senyuman tipis muncul di wajahnya.     

Sebenarnya, harus bagaimana lagi?     

Ya, gadis itu masih Pei Qiqi!     

Bukan orang lain!     

Namun di dalam hatinya selalu ada perasaan enggan dan semacam kemarahan…     

Jika benar demikian, Tang Yu tidak tahu apa yang harus dia lakukan untuk menyelesaikan perselisihannya dengan Pei Qiqi!     

Beberapa saat kemudian, dia mengendarai mobil kembali ke Taman Mawar. Dia baru mengantar Tang Xin pulang saat sudah menjelang malam.     

Tang Xin duduk di sebelah Tang Yu dan menjaga sikapnya baik-baik. Dia tidak berani terlalu banyak bicara. Entah kenapa, dia selalu merasa bahwa ada yang salah dengan kakaknya hari ini. Kakaknya itu tampak tidak ingin mengucapkan sepatah kata pun.     

Setibanya di Yanhui, Tang Xin membuka sabuk pengamannya, kemudian baru bersuara seperti anak kucing, "Kak."     

"Ada apa?" Tang Yu menoleh dan mengulurkan tangan untuk mengusap kepala kecil Tang Xin. Tiba-tiba terlintas pemikiran lain dalam benaknya     

Dia sepertinya sudah lama tidak memperlakukan Qiqi seperti ini. Apa gadis itu... merasa tersiksa sekarang?     

Tang Xin mengatupkan mulut kecilnya dan menatap Tang Yu dalam-dalam. "Kamu terlihat galak, tidak imut sama sekali."     

"Memangnya seorang pria harus terlihat imut seperti apa!" Tang Yu tertawa lepas. "Kalau begitu, kamu menyukai Qingcheng yang seperti itu? Baiklah, aku akan memanggil Qingcheng kemari untuk menemanimu besok, oke?"     

Tang Xin meringis dengan wajah yang dijelek-jelekkan. "Tidak perlu. Dia adalah orang yang paling tak tahu malu."     

Meskipun Tang Xin masih kecil, dia dapat merasakan kalau setiap kali Meng Qingcheng menganggapnya sebagai adiknya sendiri dan memeluknya, pria itu selalu mencuri-curi kesempatan. Pikiran gadis kecil ini sangat sensitif.     

"Qingcheng pasti akan sedih." Ada makna tersembunyi dalam ucapan Tang Yu ini. Kemudian dia membuka pintu mobil. "Aku akan mengantarmu sampai ke dalam."     

Tang Xin sungguh tidak menduga kalau kakaknya akan mengantarnya seperti ini. Dia pun merasa tersanjung. Sebelumnya, kakaknya hanya mengantarnya sampai di luar dan melihatnya berjalan masuk sendiri ke dalam rumah, bahkan jarang sekali mengantarnya sampai ke dalam. Dia tahu bahwa sebenarnya kakaknya itu tidak ingin melihat ibunya.     

Lalu, ada apa dengan hari ini?     

Dia memandang Tang Yu dengan curiga, tetapi tetap berjalan berdampingan dengannya.     

Tang Yu merangkul bahu Tang Xin dan berjalan masuk bersama-sama. Kebetulan Zhao Ke dan Tang Zhiyuan ada di ruang depan.     

Zhao Ke menarik napas lega melihat Tang Xin kembali. Dia memandang Tang Zhiyuan lagi.     

Tang Zhiyuan tidak balas menatapnya. Dia selalu mengabaikan Zhao Ke selama beberapa hari ini. Dia tidak menceraikannya karena keberadaan Tang Xin.     

Zhao Ke mulai memprovokasi hal sepele ini. Dia berjalan menghampiri Tang Xin dan membawanya ke sisinya. "Bagaimana bisa kamu pergi tanpa pamit?"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.