Kujual Diriku Untukmu, Tuan Tang

Memanggilmu Sayang? (1)



Memanggilmu Sayang? (1)

0"Apa?" Pei Qiqi menoleh ke arah wajah tampan Tang Yu, sementara pandangan laki-laki itu tetap fokus tertuju ke depan.     

Setelah terdiam selama beberapa saat, Tang Yu baru menyahut, "Mengapa kamu tidak bilang kalau kamu sedang tidak enak badan?"     

Pei Qiqi menggigit bibir bawahnya, kemudian tersenyum tipis. "Bukan hal yang penting."     

Mobil tiba-tiba berhenti. Tang Yu menyipitkan matanya dan memandang Pei Qiqi.     

Jantung Pei Qiqi seketika berdetak lebih kencang. Dia mendengar Tang Yu bertanya dengan raut wajah muram, "Nona Pei, apa yang penting di dalam hatimu itu?"      

Pei Qiqi hanya diam. Dadanya naik turun tanpa henti karena napasnya yang tak beraturan.      

"Apa karena Jinrong? Bahkan seandainya dia bangun sekalipun, kamu pikir kamu masih bisa menikah dengannya setelah tidur denganku selama ini?" Terselip nada ejekan dalam suara Tang Yu.     

Pei Qiqi tidak tahan mendengar Tang Yu bicara seperti ini. Dia segera berujar tanpa pikir panjang, "Ini tidak ada hubungannya dengan Jin Rong."     

Setelah mengatakan ini, Pei Qiqi memelototi Tang Yu dan melihatnya dengan ekspresi seperti itu. Napasnya menjadi semakin kacau.     

"Lalu ada hubungannya dengan siapa?" Tang Yu mengulurkan tangannya dan mencubit dagu Pei Qiqi. Dia tidak membiarkan gadis itu melepaskan diri darinya.     

Pei Qiqi ingin menjauh, tapi jari-jari Tang Yu yang ramping menekan dagunya dengan semakin kuat hingga membuatnya kesakitan.     

Seketika, tekanan beberapa jari Tang Yu membekas di dagunya, dan meninggalkan memar yang samar-samar.     

Pei Qiqi sangat kesakitan hingga air matanya mau jatuh. Dia dalam situasi yang sulit saat ini. "Tidak ada hubungannya dengan Tuan Tang."     

Tuan Tang?     

"Ketika kamu memelukku dan menyerukan namaku semalam, kamu tidak memanggilku Tuan Tang." Tang Yu tersenyum dingin.     

"Kamu juga tidak memanggilku Nona Pei semalam!" Pei Qiqi tidak mau mengalah dan malah menyindir balik.     

Tang Yu menggeserkan satu jarinya untuk mengusap-usap bibir Pei Qiqi yang kemerahan dengan lembut, kemudian bibirnya melengkung menunjukkan senyuman. "Benarkah?"     

Pei Qiqi tidak tahu harus menjawab apa.     

"Pei Qiqi, kamu ingin aku memanggilmu apa? Qiqi atau…" Tang Yu mencondongkan tubuhnya lebih dekat ke Pei Qiqi dan juga menarik gadis itu lebih dekat ke dirinya.     

Wajah mereka berdua hampir menempel saking dekatnya. Mata Pei Qiqi dan Tang Yu saling memandang satu sama lain. Bulu matanya bergetar dan hampir saling bersentuhan.     

"Atau… haruskah aku memanggilmu 'Sayang', hm?" Mata hitam Tang Yu mengunci Pei Qiqi, tanpa melewatkan perubahan ekspresinya sekecil apa pun.     

Bulu mata Pei Qiqi yang panjang masih gemetar tak terkendali. Dia tidak berani menatap mata Tang Yu, karena takut kalau laki-laki itu dapat menyadari pemikirannya.     

"Bukan begitu maksudku!" Pei Qiqi menjawab terlalu cepat, tanpa memikirkannya terlebih dulu.     

Tang Yu terus membelai bibir Pei Qiqi dengan jari-jarinya. "Benarkah?"     

Di saat Pei Qiqi mengira bahwa Tang Yu tidak akan melepaskan dirinya, ternyata pria itu justru melepaskannya begitu saja dan menyalakan mobil dengan acuh tak acuh.     

Setelahnya, Tang Yu tidak berbicara lagi dengan Pei Qiqi. Dia fokus mengendarai mobil langsung menuju tempat tinggal Xiao Wen.     

"Aku pinjam ponselmu sebentar untuk menghubunginya." Pei Qiqi mengangkat pandangannya ke arah Tang Yu.     

Tang Yu menyerahkan ponselnya pada Pei Qiqi tanpa mengatakan apa-apa. Kemudian, dia membuka jendela mobil, menyalakan rokok, menekuk sikunya dan bertumpu pada jendela, lalu dia menghisap rokok dalam diam.     

Tang Yu melirik ke arah Pei Qiqi. Pei Qiqi menekan bibir bawahnya, dan mulai membuka layar ponsel pria itu. Seketika dia tertegun. Tang Yu masih menggunakan foto dirinya sebagai latar belakang layar ponselnya…     

Dia seolah telah melihat sesuatu yang tidak semestinya dia lihat. Wajahnya terasa panas. Kemudian, dia menundukkan kepalanya dan segera menghubungi nomor telepon Xiao Wen.     

Begitu mendengar suara Pei Qiqi, Xiao Wen langsung bertanya dengan cemas, "Apakah kamu baik-baik saja, Direktur Pei? Aku hampir saja menelepon polisi."     

Meskipun Xiao Wen bilang begitu, mana mungkin dia berani melakukannya?     

Masalahnya, orang yang membawa pergi atasannya adalah Tuan Tang. Dari mana dia memiliki keberanian untuk melaporkan orang tersebut ke polisi dan menangkapnya?     

Pei Qiqi berujar dengan suara lirih, "Aku baik-baik saja. Aku berada di lantai bawah sekarang. Bisakah kamu membawakan tasku ke sini?"     

"Oke," ujar Xiao Wen. Dia segera menyadari bahwa nomor telepon yang digunakan Direktur Pei ini kemungkinan besar adalah… nomor Tuan Tang?     

Dia dalam hati, dia menggigil ketakutan, dan tidak berani bertanya lagi. Dia bergegas mengambil tas Pei Qiqi dan turun ke lantai bawah.     

Pei Qiqi sudah turun dari mobil dan berdiri di samping mobil. Sebaliknya, Xiao Wen berjalan perlahan menghampirinya dan menyerahkan tas itu kepada Pei Qiqi.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.